Apa yang Janin Rasakan Saat Ibu Hamil Sedih dan Stres?
Jangan sedih lagi ya, Ma
17 Desember 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah yang Dirasakan Janin Saat Sedih? Ketika ibu hamil menangis selama kehamilan maka janin ikut merasakan sesuatu. Studi telah mengungkap, apa yang bisa janin rasakan saat ibu hamil sedih.
kebanyakan dari ibu hamil tahu apa yang dimakan dan minum saat hamil mempengaruhi janin dalam kandungan, tetapi bagaimana perasaan kamu?
Penelitian dari Association for Psychological Science menemukan bahwa embrio berumur 6 bulan dipengaruhi oleh emosi ibu hamil.
Dan itu tidak hanya sementara.
Kesehatan emosi kamu dapat mulai membentuk sikap janin tentang kehidupan.
Jadi bagaimana tangisan kamu dapat memengaruhi bayi kamu?
Beberapa kategori ini dapat memberi indikasi yang baik tentang bagaimana emosi kamu mengubah kehidupan bayi sejak berada dalam kandungan, bahkan sampai selamanya.
1. Untuk ibu hamil yang stres
Setiap ibu hamil mungkin berurusan dengan stres sesekali, dan itu tidak akan memiliki efek abadi pada bayi yang dikandung. Namun, kecemasan jangka panjang, tekanan atau depresi akan membawa pengaruh tersendiri.
Mama yang sangat cemas selama kehamilan memiliki kemungkinan lebih tinggi memiliki bayi yang kolik dan ikut merasa cemas.
Ketika kamu sedang stres, tubuh kamu menciptakan hormon stres, sementara emosi kamu tidak bisa masuk ke plasenta, hormon kamu bisa.
Jika bayi kamu sering mendapat hormon stres, ia akan terbiasa mengalami stres kronis.
Editors' Pick
2. Untuk ibu hamil yang sedih karena depresi
Mengalami depresi saat kamu hamil sama seperti dengan depresi pascamelahirkan, menurut garis kesehatan. Ini sangat umum, sekitar 10 persen ibu hamil mengalami depresi seperti disebutkan pada laman Famifi.com.
Bayi yang lahir dari ibu yang depresi 1,5 kali lebih mungkin mengalami depresi pada usia 18 tahun dan memiliki masalah emosional yang lebih seperti agresi.
Depresi kamu juga dapat benar-benar memengaruhi seberapa baik perkembangan bayi kamu, tetapi itu lebih terkait pada konsistensi depresi Kamu daripada depresi itu sendiri.
Menurut penelitian, jika sang Mama mengalami depresi saat hamil dan tetap tertekan setelah kehamilan, bayinya berkembang normal.
Jika sang Mama sehat secara mental saat hamil dan tetap sehat secara mental setelah lahir, bayinya masih berkembang normal. Tetapi jika salah satu dari hal-hal itu berubah, seperti Mama sehat selama kehamilan, tetapi menjadi depresi setelah melahirkan, itu memperlambat proses perkembangan.
Seorang Mama yang mengalami gangguan mental bisa jadi kurang memerhatikan kebutuhan gizi bayi, baik dalam masa kehamilan dan pasca persalinan.
Baca juga: Kenali Penyebab dan Gejala Depresi, Ini Dia Tips dari Ahlinya!
Baca juga: Mengapa Sebagian Perempuan yang Baru Hamil Mengalami Depresi?