Benarkah Berat Janin Menurun saat Ibu Hamil Berpuasa? Ini Faktanya!
31 Maret 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Soal puasa Ramadan, ibu hamil sebenarnya masuk dalam golongan yang boleh tidak melakukan rukun Islam ini. Pasalnya ada beberapa hal yang membuat ibu hamil boleh tidak melakukan puasa, salah satunya karena alasan kesehatan dan keselamatan janin.
Walaupun termasuk kelompok yang diperbolehkan tidak berpuasa, tidak sedikit bumil (ibu hamil) yang ingin tetap menjalankan ibadah setahun sekali tersebut.
Di balik keinginan untuk menjalankan ibadah puasa, terkadang timbul kekhawatiran kondisi ibu dan janin di kandungan. Salah satu yang berkembang dan menjadi perbincangan yakni hubungan antara bumi yang berpuasa dengan berat janin dalam kandungan. Kok bisa?
Kekhawatiran itu pun lalu berkembang menjadi pertanyaan, benarkah berat janin menurut saat ibu hamil berpuasa? Ternyata dari segi medis ada jawabannya, lho.
Berikut Popmama.com rangkum benarkah berat janin menurun saat ibu hamil berpuasa? Ini kata jurnal dan ahli.
1. Hukum berpuasa bagi ibu hamil, boleh dilakukan atau tidak
Sebenarnya ibu hamil diperbolehkan untuk menjalankan ibadah puasa Ramadan. Namun, dengan syarat baik ibu hamil dan janin dalam keadaan sehat.
Jika merujuk pada hukum Islam, puasa untuk ibu hamil pada dasarnya tidak diwajibkan. Hal ini disebutkan dalam buku Majelis Ramadhan karya Muhammad Shalih Al-Utsaimin, bahwasannya terdapat suatu hadis riwayat Anas bin Malik al-Ka'bi r.a., ia berkata Rasulullah SAW bersabda:
إنَّ اللهَ وَضَعَ عَنِ المُسَافِرِ شَطْرَ الصَّلَاةِ وَالصَّومَ عَنِ المُسافِرِ وَعَنِ المُرضِعِ وَعَنِ الْحُبلى
Artinya:
"Sesungguhnya Allah telah menggugurkan separuh salat bagi musafir serta mencabut kewajiban puasa bagi musafir, wanita menyusui, dan wanita hamil." (HR Abu Daud, Tirmidzi, Nasa'i, dan Ibnu Majah).
Ibu hamil juga diperbolehkan untuk tidak berpuasa apabila khawatir atas dirinya sendiri maupun khawatir terhadap janinnya. Bagi ibu hamil yang tidak menjalankan puasa di bulan Ramadan, maka wajib baginya untuk mengqadha atau mengganti hari-hari selama dirinya tidak berpuasa.
Jika ibu hamil merasa ragu untuk berpuasa atau tidak terkait dengan kesehatan dan keselamatan janin, sebaiknya konsultasikan dengan dokter kandungan terlebih dahulu. Dengan berkonsultasi akan menambah keyakinan secara medis apakah bisa berpuasa atau tidak.
Editors' Pick
2. Ibu hamil yang tidak diperkenankan berpuasa Ramadan
Saat hamil, setiap mama bisa merasakan perubahan yang berbeda-beda pada setiap trimesternya. Kondisi kehamilan satu orang dan orang lain tidak dapat disamaratakan.
Studi dalam jurnal UMI Medical Journal menyebutkan ibu hamil yang mengalami perdarahan selama kehamilan, diabetes, hipertensi, anoreksia, bulimia, masalah pencernaan, dehidrasi, serta mendekati hari perkiraan lahir (HPL) sebaiknya tak berpuasa.
Lalu ada beberapa ibu hamil baru mulai merasakan pergerakan janin saat memasuki trimester dua, tepatnya ketika usia kehamilan mencapai 18-24 minggu. Jika melakukan puasa saat itu dan pergerakan bayi berkurang atau justru bayi tidak bergerak di dalam kandungan maka perlu waspada.
Melansir laman Tommy’s, bayi yang kurang bergerak atau adanya perubahan pada gerak bayi bisa menjadi salah satu tanda adanya masalah pada janin. Oleh karena itu, ibu hamil disarankan tidak berpuasa bila perubahan gerak pada bayi ini terjadi akibat ibu berpuasa.
Banyak dokter dan ahli mengatakan kalau waktu yang tepat untuk ibu hamil bisa nyaman berpuasa adalah saat trimester kedua. Karena pada masa itu tanda-tanda kehamilan seperti morning sickness sudah berkurang.