Bolehkah Pakai Air Liur sebagai Pelumas Seks saat Hamil?

Ada sejumlah risiko dari infeksi hingga penyakit menular

18 Juni 2024

Bolehkah Pakai Air Liur sebagai Pelumas Seks saat Hamil
Pexels/Jonathan Borba

Pertanyaan seputar kehamilan sering kali menimbulkan mitos dan pertimbangan kesehatan yang kompleks. Salah satu pertanyaan yang mungkin muncul di benak soal keamanan dalam berhubungan seks.

Misalnya saat ibu hamil dan suami berhubungan seks, apakah aman menggunakan air liur sebagai pelumas seks? Meskipun terdengar sebagai pertanyaan yang unik, pertimbangan ini tidak jarang muncul karena kehamilan sering diiringi oleh perubahan fisik dan hormonal yang signifikan.

Ibu hamil pastinya juga mempertimbangkan aspek-aspek kesehatan yang perlu diperhatikan oleh pasangan. Ini berguna untuk menjaga kenyamanan dan keamanan selama momen intim tersebut.

Oleh karena itu, Popmama.com rangkum bolehkah pakai air liur sebagai pelumas seks saat hamil, apa solusinya aman dan sesuai dengan rekomendasi ahli kesehatan?

1. Fakta menggunakan air liur untuk pelumas seks

1. Fakta menggunakan air liur pelumas seks
Pexels/Наташа Чижевская

Dikutip dari Patti Britton, PhD., seorang seksolog klinis di California dan author dari The Art of Sex Coaching menjelaskan penggunaan air liur sebagai pelumas seks. Menurutnya menggunakan saliva sebagai pelicin tambahan ketika bercinta bisa dilakukan.

Ia menyebutkan bahwa air liur bisa jadi salah satu pelumas tertua yang terus digunakan hingga kini. Ada dua referensi dalam sebuah koleksi kumpulan lelucon China dari abad ke-18, melansir Men’s Health.

Hal tersebut berkaitan dengan klaim bahwa saliva mudah didapat, gratis, dan bisa digunakan tanpa harus beranjak dari ranjang.

Sebuah studi dari Sexual and Reproductive Health Matters tahun 2022 juga menyebut banyak orang yang lebih suka menggunakan liur alih-alih pelumas kemasan.

Meski dianggap lebih aman, terdapat pro dan kontra penggunaan air liur sebagai pelumas. Beberapa faktor menjadi alasan, termasuk potensi infeksi bakteri yang terbawa dalam air liur.

Editors' Pick

2. Air liur tidak licin dan mudah kering

2. Air liur tidak licin mudah kering
Pexels/Vlada Karpovich

Air liur tidak memiliki konsistensi yang licin, cepat menguap dan kering. Sama seperti pada saat kita membasahi bibir dengan air liur, sifat air liur yang mudah menguap hanya akan membasahi bibir kita hanya sesaat saja.

Kemudian bibir kita malah menjadi semakin kering. Ini juga yang bisa terjadi apabila menggunakan air liur sebagai pelumas dalam berhubungan intim.

3. Punya risiko penularan penyakit menular seksual

3. Pu risiko penularan penyakit menular seksual
Freepik/freepik

Felice Gersh, MD., penulis PCOS SOS: A Gynecologist's Lifeline to Naturally Restore Your Rhythms, Hormones, and Happiness mengungkapkan penggunaan air liur sebagai pelumas meningkatkan infeksi penyakit menular seksual.

Misalnya, pasangan memiliki lesi herpes aktif di mulut, lalu menggunakan salivanya sebagai pelumas penetrasi. Tindakan ini berisiko menularkan herpes dan menjadikan pasangan memiliki herpes genital.

Melansir Center of Disease Control and Prevention yang menjelaskan bahwa herpes bukan satu-satunya risiko. Masih ada HIV, klamidia, sifilis, kencing nanah, dan trikomoniasis yang menular melalui cairan tubuh.

4. Memicu iritasi vagina, sebabkan tidak nyaman

4. Memicu iritasi vagina, sebabkan tidak nyaman
Freepik/pvproductions

Air liur memiliki bakteri yang berbeda dengan bakteri dalam vagina. Memang terasa basah dan licin, tetapi di dalamnya mengandung enzim pencernaan yang berguna untuk memecah makanan.

Ketika masuk ke vagina, adanya enzim dan bakteri dalam liur dapat mengubah mikrobioma di dalamnya. Ibu hamil bisa terkena vaginosis bakteri dan infeksi jamur.

Di mana menurut studi sendiri ibu hamil yang mengalami vaginosis bakterialis berisiko melahirkan bayi prematur dengan berat badan lahir yang rendah.

Sementara infeksi jamur pada ibu hamil sendiri tidak membahayakan kehamilan. Hanya saja, efek dari kondisi ini akan membuat area vagina ibu tidak nyaman. Itu sebabnya, ibu hamil harus segera mengobati infeksi jamur vagina.

Efek gatal juga bisa menyerang ibu hamil yang membuatmu tidak nyaman. Jurnal Obstetrics and Gynecology pada 2020 mencatat air liur dapat memicu peradangan dengan efek gatal hingga rasa terbakar.

5. Air liur berbeda dengan pelumas kemasan

5. Air liur berbeda pelumas kemasan
Freepik/lookstudio

Meski banyak digunakan, efek air liur tetap tidak memiliki spek sebagai pelumas. Menggunakannya saat penetrasi memang memberikan efek basah, tetapi ia sama sekali tidak licin. Air liur sebagai pelumas tidak memberikan efek meluncur saat penetrasi.

Menggunakannya masih berisiko menyebabkan robekan kecil pada vagina atau anus. Hal tersebut tentu menyakitkan bagi ibu hamil. Sehingga sebaiknya konsultasikan dengan dokter mengenai pelumas yang bisa digunakan saat ibu hamil.

Itulah tadi fakta bolehkah pakai air liur sebagai pelumas seks saat hamil. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter mengenai pelumas yang aman dan nyaman untuk ibu hamil dan pasangan.

Baca juga:

The Latest