Anemia terjadi ketika jumlah sel darah merah dan hemoglobin lebih rendah dari batas normal. Hemoglobin berfungsi membawa oksigen, sedangkan sel darah merah berperan penting untuk menjaga fungsi darah.
Oleh karena itu, anemia bisa meningkatkan risiko terserang penyakit jantung atau komplikasi jantung.
Anemia tidak hanya menyerang orang dewasa, namun juga bisa menyerang janin dalam kandungan. Artinya, apabila janin mama mengalami anemia, maka jumlah sel darah merah dan hemoglobin pada tubuh janin berada di bawah ambang normal.
Apa penyebab anemia pada janin dalam kandungan? Bukankah janin masih bergantung pada Mama untuk memenuhi kebutuhan nutrisi hariannya?
Untuk memudahkan Mama memahami penyebab anemia pada janin dalam kandungan, di bawah ini Popmama.com telah merangkum penjelasannya.
1. Ketidakcocokan jenis darah mama dan janin
freepik.com
Dilansir dari jurnal kesehatan yang diterbitkan oleh Johns Hopkins Medicine, anemia pada janin bisa disebabkan oleh ketidakcocokan jenis darah mama dan janin. Kondisi itu biasa disebut isoimunisasi. Pada kondisi isoimunisasi, antibodi mama menghancurkan sel darah merah pada janin.
Akibatnya, virus bisa mengganggu sistem kerja sumsum tulang janin yang berfungsi untuk menghasilkan sel darah merah. Itulah sebabnya, produksi sel darah merah untuk janin akan menurun hingga menyebabkan anemia pada janin.
Editors' Pick
2. Kehilangan darah
Freepik
Anemia pada janin juga bisa disebabkan oleh janin kehilangan darah dari sistem sirkulasi. Kondisi ini bisa disebabkan beberapa hal di antaranya kondisi kesehatan mama yang mulai menurun.
Kerusakan pada struktur jantung maupun pembuluh darah bayi juga dapat menyebabkan anemia. Itulah sebabnya, Mama dianjurkan untuk rutin memantau perkembangan janin dalam kandungan agar dokter bisa mengetahui kemungkinan janin terserang anemia atau tidak.
3. Alloimunisasi
Freepik
Selain berhubungan dengan jenis darah mama, anemia pada janin juga bisa disebabkan oleh Papa. Artinya, janin yang mewarisi antigen darah atau protein tertentu dari Papa memiliki kemungkinan untuk terserang anemia selama dalam kandungan.
Kondisi di atas biasa disebut alloimunisasi. Kondisi tersebut menyebabkan sistem kekebalan tubuh mama membentuk antibodi yang menyerang dan menghancurkan sel darah merah janin dalam kandungan.
4. Cara deteksi anemia pada janin
Freepik
Anemia pada janin dapat dideteksi ketika Mama rutin memeriksakan kandungan ke dokter. Untuk mengetes kemungkinan anemia pada janin, Mama harus menjalani tes prenatal seperti ultrasonografi prenatal.
Tes tersebut dapat mendeteksi tanda-tanda gagal jantung pada janin atau ada tidaknya aliran darah yang tidak biasa dalam pembuluh darah.
Namun, dalam beberapa kasus, pemeriksaan USG sudah dapat mendeteksi anemia pada janin. Sehingga Mama tak perlu melakukan tes prenatal untuk mengetahui kondisi kesehatan janin dalam kandungan.
5. Penanganan anemia pada janin
Freepik
Penanganan ibu hamil yang memiliki janin dengan kondisi anemia tentu berbeda antara satu dan lainnya. Beberapa ibu hamil mungkin hanya perlu ditangani menggunakan amniosentesis atau dalam beberapa kasus memeriksa darah mama menggunakan teknologi DNA bebas sel.
Dokter kemudian akan melakukan pemantauan untuk memastikan anemia tidak menyebabkan komplikasi penyakit pada janin.
Jika kondisi anemia pada janin dinilai cukup parah, maka janin mama mungkin memerlukan transfusi darah. Prosedur transfusi darah untuk janin dalam kandungan hanya dapat dilakukan di rumah sakit. Darah akan ditransfusikan melalui jarum yang ditempatkan ke vena umbilikalis.
Bagi Mama yang mulai khawatir dengan kondisi janin setelah membaca artikel di atas, tetaplah tenang. Sebab, sebagian besar janin yang memiliki riwayat anemia bisa lahir dengan sehat dan selamat. Meskipun ada juga bayi baru lahir dengan kondisi anemia dan menderita penyakit kuning.
Itulah sebabnya, Mama harus aktif memantau kondisi kandungan ke dokter untuk mengurangi risiko masalah kesehatan pada janin.
Nah, demikian informasi mengenai penyebab anemia pada janin dalam kandungan. Semoga informasi ini bermanfaat.