Mama Alami Insomnia, Apa Dampaknya bagi Kehamilan dan Janin?
Ibu hamil umumnya mengalami insomnia ketika usia kehamilan memasuki trimester kedua
30 November 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banyak mama merasakan perubahan besar saat hamil. Ada rasa campur aduk selama momen kehamilan seperti rasa bahagia, rasa takut, bahkan rasa khawatir menghadapi proses persalinan. Kondisi tersebut terkadang membuat Mama mengalami insomnia atau susah tidur.
Ibu hamil umumnya mengalami insomnia ketika usia kehamilan memasuki trimester kedua hingga jelang persalinan. Sebenarnya, insomnia memang normal terjadi pada ibu hamil. Namun, jika terus menerus dilakukan, insomnia akan berbahaya bagi kesehatan mama dan janin dalam kandungan.
Apa dampak insomnia pada kehamilan? Mengapa ibu hamil bisa mengalami insomnia? Berikut penjelasan yang dirangkum Popmama.com dari berbagai sumber.
Penyebab Insomnia saat Hamil
Selama masa kehamilan, Mama mengalami perubahan hormon secara drastis yakni meningkatnya hormon progesteron. Perubahan hormonal juga bisa berupa pembentukan hormon kehamilan yang baru.
Perubahan hormon itulah yang menyebabkan adanya perubahan siklus tidur. Misalnya, produksi hormon progesteron yang meningkat menyebabkan perubahan pernapasan sehingga mengganggu kualitas tidur di malam hari. Mama akan sering mengantuk di siang hari dan terbangun di malam hari.
Penyebab insomnia lainnya adalah perubahan fisik pada tubuh mama yang mengakibatkan rasa nyeri, kaki kram, dan ketidaknyamanan fisik saat tidur. Rasa gelisah menyambut persalinan bayi juga bisa menjadi penyebab insomnia.
Selama masa kehamilan, Mama mengalami peningkatan frekuensi buang air kecil. Kondisi ini disebabkan pertumbuhan janin yang menekan kandung kemih. Hal inilah yang mengakibatkan Mama sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil.
Editors' Pick
Dampak Insomnia pada Mama
Sama seperti pada kondisi normal, insomnia juga bisa berisiko bagi kesehatan ibu hamil. Pertama, Mama bisa mengalami preeklampsia atau tekanan darah tinggi karena adanya protein di dalam urine. Apabila tidak mendapatkan penanganan lebih lanjut, preeklampsia bisa menyebabkan komplikasi kehamilan.
Insomnia juga meningkatkan kadar glukosa dalam darah. Kondisi ini membuat nafsu makan mama meningkat pada malam hari sehingga berisiko menyebabkan obesitas dan diabetes gestasional. Mama yang menderita diabetes gestasional berisiko menurunkan penyakit serupa pada janin dalam kandungan.
Kurang tidur juga dapat memengaruhi suasana hati mama di siang hari. Mama jadi mudah gelisah, lelah, dan mengalami depresi. Tentu saja ini memengaruhi aktivitas mama di siang hari.