Kehamilan adalah perjalanan emosional yang unik bagi setiap Mama di luar sana. Salah satu gejala yang sering dialami para ibu hamil adalah perasaan mudah tersentuh hingga menangis tanpa alasan yang jelas.
Meskipun terlihat sepele, menangis berlebihan pada masa kehamilan dapat memiliki dampak yang signifikan.
Dari perubahan hormon hingga pengaruh psikologis, berikut Popmama.com siap mengulas lebih lanjut dampak ibu hamil sering menangis.
1. Tekanan darah tinggi
Freepik/tirachardz
Stres emosional di level kronis dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah pada ibu hamil. Mama perlu tahu bahwa tekanan darah tinggi selama kehamilan dapat menyebabkan komplikasi serius seperti preeklamsia.
Kondisi tersebut berpotensi membahayakan ibu hamil dan calon bayi di dalam kandungannya.
2. Kualitas tidur yang buruk
Freepik/freepik
Emosi yang tidak stabil memang sering kali dialami oleh ibu hamil. Namun, jika perubahan emosi tersebut sampai membuat ibu hamil keseringan menangis, maka dapat berdampak pada pola tidur yang terganggu.
Kurang tidur atau tidur yang tidak nyenyak dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental ibu hamil. Serta, mengurangi energi yang diperlukan untuk menghadapi perubahan kehamilan.
3. Gangguan pola makan
Freepik/tirachardz
Ibu hamil yang menangis secara terus menerus akibat stres, kemungkinan besar akan mengalami perubahan pada pola makan hariannya.
Bahkan, kondisi tersebut juga bisa sampai membuat ibu hamil kehilangan nafsu makan atau makan berlebih. Pola makan yang tidak seimbang dapat memengaruhi kesehatan ibu hamil dan perkembangan janin.
Calon bayi di kandungan tentu membutuhkan nutrisi yang optimal, sehingga ibu hamil perlu menjaganya secara ekstra.
Editors' Pick
4. Berdampak pada emosional bayi di masa depan
Pexels/Antoni Shkraba
Ibu hamil yang sering menangis dan mengalami stres emosional dapat memengaruhi perkembangan janin.
Penelitian menunjukkan bahwa hormon stres, seperti kortisol, dapat menyeberang ke plasenta dan mempengaruhi perkembangan otak janin yang sedang berkembang.
Hal ini bisa meningkatkan risiko masalah emosional bayi di masa depan.
5. Mengalami dehidrasi dan berkurangnya suplai darah ke janin
Pexels/CottonbroStudio
Pada situasi tertentu, bukan rahasia lagi kalau air mata diperlukan manusia untuk membersihkan mata dari debu dan kotoran.
Namun, jika ibu hamil menangis terus-menerus, keluarnya air mata secara berlebihan dapat menyebabkan tubuh mama kekurangan cairan.
Kondisi ini tidak hanya membuat mama merasa haus dan lelah, tetapi juga dapat mengurangi suplai darah ke janin.
6. Memicu keguguran dan bayi lahir prematur
Freepik/user15285612
Keguguran dan kelahiran prematur adalah kondisi janin yang harus diwaspadai saat ibu hamil menangis. Menurut jurnal Frontiers in Endocrinology, keguguran atau persalinan dini dapat terjadi karena peningkatan hormon corticotropin-releasing (CRH) yang dipicu oleh stres dan kecemasan.
Hormon ini seharusnya diproduksi oleh tubuh ketika janin siap dilahirkan. Namun, ketidakseimbangan hormon menyebabkan CRH memaksa janin untuk lahir lebih awal, sehingga berujung memicu keguguran atau bayi lahir prematur.
7. Bayi berisiko mengalami depresi dan gangguan kejiwaan lainnya
Pexels/Ivan Samkov
Reaksi janin akibat ibu hamil yang menangis tidak hanya berdampak selama kehamilan saja, tetapi juga dapat muncul saat anak tersebut dewasa.
Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Psychiatry, ibu hamil yang menangis karena depresi berisiko mempengaruhi janinnya di masa depan.
Anak yang tumbuh dewasa berisiko mengalami depresi dan masalah kejiwaan lainnya.
8. Penurunan kecerdasan pada anak di masa mendatang
pixabay/alisadyson
Merujuk pada riset yang diterbitkan oleh jurnal Clinical Obstetrics Gynecology, terungkap bahwa stres berkepanjangan ketika hamil dapat berdampak buruk pada bayi di dalam kandungan.
Ketika sudah lahir, bayi berisiko mengalami gangguan emosi, penurunan kecerdasan, dan bahkan autisme.
Jadi, itu dia dampak ibu hamil sering menangis. Itu sebabnya, penting sekali mempunyai sistem pendukung baik dari suami, keluarga, maupun orang-orang terdekat agar fase kehamilan yang dijalani tidak terlalu berat.