5 Fakta Kecerdasan Anak Terbentuk sejak Dalam Kandungan

Langkah sederhana yang dilakukan ibu hamil ternyata berpengaruh pada kecerdasan anak

3 September 2024

5 Fakta Kecerdasan Anak Terbentuk sejak Dalam Kandungan
Freepik/shurkin_son

Siapa di antara Mama yang baru tahu bahwa kecerdasan anak mulai terbentuk sejak berada dalam kandungan? Faktanya, perkembangan otak dan kemampuan kognitif anak dimulai jauh sebelum mereka dilahirkan. 

Itu sebabnya, masa kehamilan merupakan fase yang sangat perlu diperhatikan. Lingkungan prenatal, nutrisi, dan interaksi ibu dengan janin dapat memberikan dampak besar pada kecerdasan si Kecil di masa mendatang. 

Untuk pembahasan selengkapnya, berikut Popmama.com siap mengulas lebih lanjut mengenai fakta kecerdasan anak terbentuk sejak dalam kandungan

1. Kecerdasan otak manusia sudah terbentuk 90 persen sejak dalam kandungan

1. Kecerdasan otak manusia sudah terbentuk 90 persen sejak dalam kandungan
Popmama.com/Sania Chandra

Otak seorang manusia sudah terbentuk 90 persen sejak di dalam kandungan. Maka dari itu, jika ingin mempunyai anak yang sehat, cerdas, dan pintar, modalnya memang sudah harus ditanamkan sejak dalam kandungan. 

“Otak kita sudah dibentuk 90 persen sejak dalam kandungan. Makanya, kalau mau punya anak sehat, cerdas, dan pintar itu modalnya sejak dalam kandungan. Berikan modal yang besar supaya tumbuh kembang optimal,” ujar dr. Better Versi Paniroi, Sp. O.G, Subsp. K.Fm, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Kedokteran Fetomaternal RS Pondok Indah - Puri Indah saat acara Small Group Media Discussion RS Pondok Indah Group ‘Membentuk Anak Cerdas Sejak dalam Kandungan’ di kawasan Menteng, Selasa (27/8/2024). 

Tak hanya kecerdasan anak, Dokter Better juga mengatakan kalau semua penyakit yang dialami manusia itu nyatanya telah ditentukan sejak dalam kandungan. Kualitas kandungan akan berdampak pada masa depan seorang anak. 

“Semua penyakit yang kita alami itu sudah ditentukan sejak dalam kandugan. Kualitas kandungan akan berdampak sama masa depan seorang anak,” tambahnya. 

Editors' Pick

2. Zat besi dibutuhkan untuk optimasi perkembangan otak janin

2. Zat besi dibutuhkan optimasi perkembangan otak janin
Popmama.com/Sania Chandra

Zat besi adalah elemen penting yang tersebar di seluruh bagian tubuh manusia, termasuk otak. Kekurangan zat besi bisa menyebabkan anemia, namun dampaknya tidak berhenti di situ. 

Pada usia kehamilan 24-28 minggu, zat besi sangat dibutuhkan untuk optimasi perkembangan otak janin. Di periode ini, otak sedang dalam tahap kritis pembentukan struktur dan fungsi yang akan mempengaruhi kemampuan kognitif anak di masa depan.

Kekurangan zat besi selama periode penting kehamilan dapat mengganggu perkembangan otak, serta berpotensi mengakibatkan masalah kognitif yang berkelanjutan

“Zat besi itu sangat penting. Kalau bayi kekurangan zat besi, maka dia akan mengambil semua resource dari ibunya. Kalau diambil semua, ibunya kemungkinan besar bisa anemia dan tidak bisa fokus. Ujungnya juga bisa jadi ADHD,” jelas dr. Better.

3. Pentingnya ibu hamil memastikan zat besi terpenuhi dengan baik

3. Penting ibu hamil memastikan zat besi terpenuhi baik
Freepik/senivpetro

Kekurangan zat besi pada anak bisa memiliki dampak jangka panjang yang serius. Anak yang mengalami kekurangan zat besi sejak dini cenderung mengalami keterbatasan dalam perkembangan kognitif dan kemampuan belajarnya. 

“Anak kekurangan zat besi kalau tumbuh besar maksimal juga biasanya sebatas pendidikan SMA. Makanya, satu generasi itu perlu diperhatikan sejak kehamilan. Kalau anak nggak cerdas, anaknya jadi nggak bisa berkontribusi buat keluarga dan negara,” ungkap dr. Better Versi Paniroi, Sp. O.G, Subsp. K.Fm. 

Zat besi memang memiliki peran penting dalam tubuh, namun untuk bisa diserap dan dimanfaatkan secara optimal, zat besi tidak bisa bekerja sendiri. 

Penyerapan zat besi oleh usus atau organ lainnya memerlukan dukungan dari vitamin dan mineral lain yang berperan sebagai katalis dalam proses metabolisme. 

Misalnya, vitamin C membantu meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan, sementara vitamin B12 dan asam folat penting untuk mendukung pembentukan sel darah merah yang sehat. 

Tanpa kombinasi nutrisi yang tepat, efektivitas zat besi dalam tubuh bisa berkurang. Untuk memastikan manfaat zat besi optimal, konsumsi harus disertai dengan asupan vitamin dan mineral lain yang mendukung.

“Zat besi saat diminum mau diserap usus atau organ lainnya itu nggak bisa berdiri sendiri. Vitamin dan mineral saling bekerjasama untuk hasil optimal. Makanya, zat besi kalau mau optimal harus minum vitamin dan mineral lagi,” lanjutnya.

4. Makanan yang melewati proses pengolahan akan mengurangi nilai gizi untuk ibu hamil dan janin

4. Makanan melewati proses pengolahan akan mengurangi nilai gizi ibu hamil janin
Pexels/Caleb Oquendo

Ada beberapa jenis makanan olahan yang memang dapat mengganggu perkembangan janin jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan atau jika mengandung bahan-bahan yang berbahaya. 

Makanan yang tinggi kandungan gula, garam, lemak trans, atau bahan pengawet bisa berdampak negatif pada kesehatan ibu hamil dan janin. 

Pengolahan makanan dapat mengurangi kandungan nutrisi penting seperti vitamin dan mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin

“Semua makanan yang melalui pengolahan itu akan mengganggu dan merusak kondisi janin,” kata dr. Better.

“Bahkan, ada sebuah kasus di mana nilai seorang anak bisa berubah dengan mengganti makanan dari process food menjadi telur dan protein langsung,” ungkapnya. 

5. Benarkah stimulasi dari luar bisa membentuk kecerdasan janin dalam kandungan?

5. Benarkah stimulasi dari luar bisa membentuk kecerdasan janin dalam kandungan
Freepik

Stimulasi yang diberikan orangtua sejak masa kehamilan memiliki peran penting dalam membentuk kecerdasan anak di masa mendatang. Salah satu bentuk stimulasi sederhana namun efektif adalah komunikasi antara ibu hamil dan janin. 

“Stimulasi yang diberikan orangtua sejak dalam kandungan mampu membentuk kecerdasan anak. Stimulasi sederhana yang bisa dilakukan itu komunikasi antara ibu dan bayinya. Ucapkan doa dan afirmasi baik, itu bagus sekali,” jelas dr. Better.

Saat kehamilan mencapai 27 minggu, bayi dalam kandungan sudah mulai bisa merespons rangsangan dari luar, termasuk suara musik klasik dan obrolan dari orangtuanya. 

Mengajak bayi berkomunikasi dengan cara berbicara atau mendengarkan musik adalah stimulasi yang sederhana namun sangat bermanfaat. 

Meski komunikasi tampak hanya berlangsung satu arah, sebenarnya bayi juga merespons melalui gerakan seperti tendangan dari dalam perut. 

Tendangan ini adalah bentuk komunikasi bayi, menunjukkan bahwa ia merasakan dan merespons rangsangan yang diberikan. 

“Kalau sudah 27 minggu coba didengarkan musik klasik, diajak ngobrol. Paling mudah itu memang ajak komunikasi bayinya. Tapi gimana dok kalau komunikasinya cuma satu arah? Bayi yang menendang dari dalam perut itu juga sebagai bentuk komunikasi, lho. Jadi, bayi tidak diam saja, dia itu pintar,” pungkasnya. 

Itu dia beberapa fakta kecerdasan anak terbentuk sejak dalam kandungan. Yuk,  jangan lupa untuk konsisten memberikan stimulus pada si Kecil dan atur pola makan agar bayi tumbuh sehat. 

Baca juga: 

The Latest