5 Tips untuk Ibu Hamil Saat Polusi Udara Jakarta Makin Buruk
Beberapa diantaranya dapat mengakibatkan autisme dan prematur pada bayi
31 Juli 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tercatat pada Selasa (30/7/2019) pukul 07.06 WIB, Air Quality Index (AQI) Jakarta berada di angka 155. Ini pertanda kualitas udara di Jakarta dalam kondisi tidak sehat. Ranking polusi ini tidak tetap dan bisa berubah sewaktu-waktu.
AQI adalah indeks yang menggambarkan tingkat keparahan kualitas udara di suatu daerah. AQI dihitung berdasarkan enam jenis polutan utama, seperti berikut ini:
- PM 2,5
- PM 10
- karbon monoksida
- asam belerang
- nitrogen dioksida
- ozon permukaan tanah.
Rentang nilai dari AQI adalah 0-500. Makin tinggi nilainya berarti makin tinggi tingkat polusi udara di wilayah tersebut.
Skor 0-5 berarti kualitas udara bagus, 51-100 berarti moderat, 101-150 tidak sehat bagi orang yang sensitif, 151-200 tidak sehat, 201-203 sangat tidak sehat, dan 301-500 ke atas berarti berbahaya.
Sayang sekali polusi udara di Jakarta semakin buruk. Ini bisa membahayakan kesehatan warga kota, khususnya untuk kesehatan ibu hamil dan janin di dalamnya.
Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh European Respiratory Society International Congress memberikan bukti baru tentang dampak buruk polusi bagi janin dalam kandungan.
Penelitian dilakukan dengan memeriksa plasenta dari 5 ibu yang melahirkan bayinya dengan sehat. Para ibu hamil ini diketahui tidak pernah merokok seumur hidupnya.
Hasil penelitian menunjukkan, ketika ibu hamil menghirup udara berpolusi, ada partikel hitam seperti jelaga yang masuk ke dalam plasenta.
Hal ini dikarenakan para peneliti menemukan adanya zat hitam berukuran 5 mikrometer persegi di dalam setiap plasenta yang mereka periksa. Dan zat hitam ini kemungkinan bisa berbahaya bagi janin.
Para peneliti percaya bahwa zat hitam tersebut adalah partikel karbon, yang mengafirmasi hasil penelitian sebelumnya.
Partikel polusi yang dihirup oleh ibu hamil bisa berpindah dari paru-paru ke sirkulasi darah lalu masukk ke dalam plasenta. Hal ini disampaikan oleh Dr. Norrice Liu, salah satu peneliti dalam studi ini.
Dr. Liu juga menambahkan, jika polusi bisa berdampak ke plasenta, maka kemungkinan besar dampaknya juga bisa berefek pada janin dalam kandungan.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai bahaya polusi bagi ibu hamil dan janin serta tips mengurangi paparannya, berikut Popmama.comtelah merangkum informasinya di bawah ini!
Editors' Pick
1. Dampak buruk polusi udara pada janin
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, polusi yang dihirup oleh ibu hamil dapat berpindah dari paru-paru ke sirkulasi darah lalu masukk ke dalam plasenta.
Jika sudah begitu, maka hal tersebut bukan tidak mungkin jika dapat mengakibatkan dampak buruk bagi janin di dalam kandungan.
Lalu, apakah dampak spesifik dari polusi udara terhadap janin dan ibu hamil?
Berikut diantaranya:
- Peningkatan risiko bayi lahir prematur atau lahir dengan berat rendah
- Risiko autisme pada anak
- Penurunan intelegensi
- Bisa memengaruhi tumbuh kembang paru-paru bayi atau bahkan merusak otaknya yang masih dalam masa pertumbuhan
- Peningkatan risiko asma pada anak
- Penurunan tingkat kesuburan
2. Tips untuk mengurangi dampak paparan polusi selama kehamilan
Menurut data dari The Eco Experts dari Britania Raya, Indonesia merupakan negara berpolusi ke 7 di dunia, sebelum Zambia, Afrika Selatan.
Mengetahui fakta tersebut, maka akan sulit bagi Mama untuk menghindari polusi yang mungkin saja terhirup saat berpergian ke luar rumah.
Namun jangan khawatir, Mama masih bisa mengurangi paparan polusi tersebut dengan beberapa langlah mudah berikut ini:
- Hindari area dengan tingkat polusi yang tinggi, atau jalan raya yang sibuk saat Mama hendak keluar rumah
- Mengenakan masker saat keluar rumah
- Hendaknya memakai mobil saat hendak pergi kemana-mana
- Jauhi perokok, bila suami merokok minta dia untuk tidak merokok di dekat rumah maupun di dekat Mama
- Menaruh pot tanaman di sekitar rumah untuk membantu menyerap polusi dan memberikan udara segar
Nah, itulah beberapa fakta yang perlu diketahui ibu hamil terkait polusi. Setelah membacanya, tak ada alasan lagi untuk tidak mengenakan masker saat berada di luar rumah ya, Ma!
Stay safe and healthy!
3. Cermat dalam memilih masker
Untuk terhindar dari polusi udara, ibu hamil tidak cukup jika hanya menggunakan sembarang masker. Berdiam diri di dalam rumah seharian juga bukan solusi yang tepat.
Cobalah untuk beraktivitas seperti biasanya, namun perhatikan untuk selalu cermat dalam memilih masker.
Pilih masker yang lapisannya ganda atau beberapa lapis. Jika memungkinkan pilihlah yang ada lapisan karbon yang berwarna hitam sebagai penahan polusi dan debu yang berkeliaran di sekitar kita.
Kamu bisa gunting masker yang kamu pakai untuk mengetahui lapisan demi lapisan apa saja yang ada di masker tersebut. Jangan pilih masker yang hanya satu lapir saja karena polusi rentan untuk tetap tembus dan terhirup oleh ibu hamil.
Baca juga:
- Awas! Polusi Udara Dapat Memengaruhi Kondisi Kesehatan Reproduksi
- 6 Penyebab Polusi Udara yang Ada di Dalam Rumah