Polip Rahim pada Ibu Hamil: Penyebab, Komplikasi, dan Pengobatan
Tak hanya perempuan biasa, ibu hamil pun bisa mengalami polip rahim!
7 Februari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pada umumnya, polip pada rahim dapat tumbuh di dinding dalam rahim atau dinding luar rahim.
Perempuan yang sedang dalam masa pra-menopause lebih sering mengalami polip di dinding dalam rahim, sedangkan perempuan yang telah mengalami menopause lebih sering mengalami polip di dinding luar rahim.
Ternyata polip rahim bukan hanya terjadi pada perempuan yang tidak hamil. Polip rahim juga bisa terjadi pada ibu hamil.
Nah, untuk informasi lebih jelas, berikut Popmama.com telah merangkum penyebab, bahaya, dan pengobatan polip rahim pada ibu hamil:
1. Apa itu polip rahim?
Polip serviks ataupun polip rahim adalah penyakit yang timbul akibat adanya pertumbuhan tidak normal pada jaringan di dalam rahim. Pertumbuhan jaringan ini akan membentuk suatu benjolan yang apabila dibiarkan, benjolan tersebut akan berkembang menjadi seperti buah ceri. Benjolan ini dapat dikatakan sebagai jenis dari tumor jinak.
Polip rahim umumnya memiliki ukuran yang bervariasi, mulai dari beberapa milimeter hingga beberapa sentimeter.
Editors' Pick
2. Bahaya polip rahim pada ibu hamil
Polip pada serviks (leher rahim) yang terjadi pada masa kehamilan memang mudah sekali menyebabkan perdarahan. Pasalnya, jaringan yang tumbuh tersebut mengandung lebih banyak pembuluh darah dan kondisinya lebih rapuh. Bila terjadi gesekan atau infeksi pada polip, biasanya akan muncul bercak darah.
Umumnya, polip tidak perlu diangkat karena dianggap tidak berbahaya. Namun, jika harus diangkat, biasanya akan dilakukan dengan tindakan kuret, yang sebenarnya malah berisiko, karena dapat menimbulkan perdarahan yang sulit diatasi.
Oleh karena itu, penanganan polip rahim biasanya baru akan dilakukan bersamaan dengan proses persalinan.
Polip serviks yang tidak menimbulkan keluhan seperti perdarahan dan tidak ada infeksi bisa dibiarkan terlebih dahulu sampai saat persalinan tiba dan terlepas dengan sendirinya.
Meski begitu, agar tidak terjadi perdarahan lebih lanjut, sebaiknya Mama dan suami tidak melakukan hubungan seksual terlebih dahulu dalam beberapa waktu.