Agar Ibadah Berjalan dengan Lancar, Ini Tips Naik Haji saat Hamil

Selama kehamilan dalam kondisi sehat, Mama boleh menunaikan ibadah haji

5 Juni 2024

Agar Ibadah Berjalan Lancar, Ini Tips Naik Haji saat Hamil
Unsplash/طفاف ابوماجدالسويدي

Menunaikan ibadah haji merupakan rukun kelima dalam Islam. Mengutip dari laman Kementerian Agama Republik Indonesia, ibadah haji adalah manifestasi penghambaan, serta wahana menampakkan kehinaan dirinya, seperti yang terlihat ketika ihram. Selain itu, juga merupakan wujud ungkapan syukur atas nikmat Allah.

Ibadah haji dilakukan setiap bulan Zulhijah. Salah satu syarat haji adalah untuk umat muslim yang 'mampu' dalam segi ekonomi maupun kondisi kesehatan.

Nah, Mama mungkin bertanya-tanya apakah ibu hamil boleh melakukan ibadah haji? Pada dasarnya, menurut aturan syar'i, tidak ada larangan bagi perempuan yang sedang hamil untuk melaksanakan ibadah haji ataupun umrah ke tanah suci, Makkah. 

Bila kondisi kehamilan Mama memungkinkan untuk menunaikan ibadah haji, simak dulu tips naik haji saat hamil pada ulasan Popmama.com berikut ini.

Editors' Pick

Amankah Menunaikan Haji saat Hamil?

Amankah Menunaikan Haji saat Hamil
Unsplash/tasnim umar

Jika bertekad untuk melanjutkan ibadah haji, ibu hamil harus berkonsultasi dengan dokter kandungan sebelum berangkat haji. Mama juga perlu melakukan perjalanan dengan membawa obat-obatan yang cukup untuk seluruh ibadah haji.

Selain itu, mereka harus melakukan yang terbaik untuk menghindari keramaian, mengenakan pakaian dan sepatu yang nyaman, serta menjaga nutrisi, hidrasi, istirahat, dan olahraga yang tepat.

Namun Mama juga perlu memperhatikan usia kandungan saat menunaikan ibadah haji. Mama sebaiknya tidak menunaikan ibadah haji saat hamil muda. Pasalnya, kehamilan masih rentan di minggu-minggu awal. Selain itu, ibu hamil juga bisa mengalami morning sickness. Mama tentu tidak mau terus-terusan mengalami mual dan muntah saat menjalankan ibadah, bukan?

Mama juga perlu mengetahui aturan penerbangan dulu. Setiap maskapai mempunyai aturan tertentu terkait dengan kehamilan dan usia kehamilan. Umumnya, maskapai penerbangan tidak mengizinkan penumpang yang sedang hamil dengan usia kehamilan lebih dari 36 minggu. Surat dokter untuk usia kehamilan 28-36 minggu juga biasanya diperlukan, Ma.

Risiko yang Harus Diketahui Ibu Hamil

Risiko Harus Diketahui Ibu Hamil
Pexels/Zawawi Rahim

Kementerian Kesehatan Arab Saudi telah menerbitkan pedoman singkat bagi jemaah hamil yang merekomendasikan agar jemaah haji menunda ibadah haji karena risiko infeksi, serangan panas, dan dehidrasi.

Meski naik haji merupakan ibadah, Mama juga perlu mengetahui risikonya bila dilakukan dalam kondisi hamil. Beberapa risiko yang mungkin Mama hadapi ketika naik haji saat hamil adalah:

  • Ada potensi mengalami heatstroke.
  • Saat hamil, Mama biasanya mudah lelah. Ketika menunaikan ibadah haji, Mama mungkin mengalami kelelahan akibat jalan kaki jarak jauh. Hal ini dapat menyebabkan kontraksi di perut bagian bawah dan sakit punggung.
  • Rentan mengalami cedera fisik karena padatnya jemaah. Cedera ini bisa menyebabkan komplikasi yang dapat memengaruhi kehamilan dan janin.
  • Dehidrasi karena kekurangan cairan.
  • Bisa mengalami komplikasi seperti peradangan atau rentan terhadap infeksi karena defisiensi imun dan aktivitas haji yang penuh sesak jemaah.

Tips Naik Haji saat Hamil

Tips Naik Haji saat Hamil
Unsplash/Sulthan Auliya

Sebelum Mama melakukan melakukan perjalanan untuk ibadah haji, pastikan Mama memeriksakan kesehatan diri dan kehamilan.

Bila dokter memberikan izin, Mama juga perlu mempersiapkan diri dengan baik agar ibadah berjalan dengan lancar dan Mama bisa kembali ke rumah dalam kondisi sehat.

Berikut beberapa tips naik haji saat hamil yang bisa Mama ikuti:

  • Konsultasi dengan dokter untuk mengetahui kondisi kehamilan Mama. Tanyakan kepada dokter apakah Mama bisa beribadah haji tanpa mengalami komplikasi kesehatan.
  • Konsultasikan juga untuk mendapatkan vaksin meningitis dan influenza paling tidak 10 hari sebelum berangkat haji. Tanyakan pada dokter juga mengenai vaksin yang dibutuhkan untuk melakukan perjalanan panjang ke luar negeri.
  • Hindari posisi diam dalam waktu lama. Lakukan peregangan secara berkala.
  • Bawa obat-obatan yang diresepkan oleh dokter, misalnya obat mual muntah, demam, sakit kepala, diare, dan lain-lain sesuai kebutuhan dan kondisi. Pastikan obat-obat tersebut aman dikonsumsi saat hamil.
  • Mengenakan pakaian dan sepatu yang nyaman.
  • Selalu mencukupi kebutuhan cairan. Pada kondisi biasa, orang dewasa membutuhkan air 2 liter per hari. Namun di Tanah Suci, cuaca lebih panas sehingga sebaiknya sang ibu hamil minum lebih banyak air agar tidak mengalami dehidrasi ya, Ma.
  • Berjalan pelan setiap 1 atau 2 jam untuk menghindari trombosis vena pada kaki.
  • Para ahli menganjurkan penggunaan stoking khusus yang dapat meningkatkan sirkulasi perdarahan dan mencegah terjadinya pembekuan darah yang bisa sebabkan sumbatan.
  • Hindari area yang penuh sesak jemaah dan pilih waktu yang tepat untuk melakukan ritual ibadah.
  • Untuk menghindari kerja fisik yang berlebihan, pertimbangkan penggunaan kursi roda selama Tawaf dan Sa’i ketika merasakan ketegangan atau ketidaknyamanan.
  • Siapkan daftar perlengkapan untuk kenyamanan Mama sendiri saat melangsungkan ibadah.
  • Lakukan beberapa olah raga sebagai persiapan fisik saat menunaikan ibadah haji.
  • Buatlah target dan prioritaskan daftar ibadah yang akan Mama lakukan di Makkah.
  • Jika mengalami perdarahan, kontraksi perut, migrain, atau demam, segera cari fasilitas kesehatan terdekat.
  • Kurangi aktivitas yang tidak perlu atau tidak memaksakan diri melakukan ibadah sunnah ketika kondisi kesehatan sedang tidak stabil. Kelola waktu dengan baik agar tidak kondisi fisik tidak terkuras saat ibadah puncak.

Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai pelaksanaan ibadah haji, ya, Ma. Sekarang Mama sudah mengetahui tips naik haji saat hamil. Semoga ibadahnya berjalan dengan lancar, Ma!

Baca juga:

The Latest