Apakah Obat Alergi Aman untuk Ibu Hamil?
Kadang ibu hamil harus mengonsumsi obat alergi untuk mengatasi gejala alergi. Apakah ini aman?
23 November 2021

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Alergi terjadi ketika tubuh bereaksi terhadap zat asing yang dianggap berbahaya oleh tubuh. Tubuh bekerja untuk melawannya dengan melepaskan zat-zat kimia yang akhirnya menimbulkan reaksi alergi.
Beberapa reaksi alergi yang biasa dialami seperti gatal, pilek, sakit kepala, hingga sesak napas.
Meski biasanya alergi tidak memengaruhi janin, Mama perlu waspada terhadap kemungkinan timbulnya reaksi alergi berat, yaitu syok anafilaksis, yang dapat berakibat fatal.
Jika gejala alergi yang Mama alami adalah sesak napas atau asma, ini perlu diwaspadai. Kondisi ini perlu segera ditangani, karena jika Mama tidak mendapat cukup udara, hal sama juga terjadi pada janin.
Salah satu cara untuk mengatasi alergi adalah dengan mengonsumsi obat alergi. Namun ibu hamil harus berhati-hati dengan segala yang dikonsumsi, termasuk obat-obatan. Karena konsumsi obat tertentu mungkin dapat memengaruhi perkembangan janin.
Kabar baiknya adalah, para ahli menilai sebagian besar obat alergi sebagai risiko rendah – meskipun tidak ada cukup data untuk sepenuhnya mengesampingkan risiko untuk hampir semua obat dalam kehamilan.
Apakah obat alergi aman untuk ibu hamil? Yuk, simak penjelasannya pada ulasan Popmama.com berikut ini, Ma.
Apakah Obat Alergi Aman untuk Ibu Hamil?
Sebelum Mama mengonsumsi obat alergi yang dijual bebas di pasaran, diskusikan dulu dengan dokter mengenai faktor keamanannya.
Meski beberapa obat alergi dinilai memiliki risiko rendah untuk ibu hamil, tidak ada salahnya untuk berhati-hati.
Beberapa obat alergi memiliki lebih dari satu bahan aktif untuk mengatasi beberapa gejala. Beberapa bahan ini mungkin tidak aman untuk ibu hamil dan janin. Jadi periksa labelnya sebelum Mama mengonsumsi obat apa pun.
Jenis Obat Alergi yang Harus Dihindari saat Hamil
Pseudoefedrin dekongestan dan fenilefrin umumnya tidak dianjurkan selama 13 minggu pertama kehamilan.
Setelah trimester pertama, jika Mama mengonsumsi obat ini sebanyak satu atau dua kali, ini masih dianggap aman.
Namun, penggunaan yang terlalu sering dapat menimbulkan masalah, karena obat ini menyempitkan pembuluh darah. Ini bisa menurunkan aliran darah ke plasenta dan meningkatkan tekanan darah ibu hamil.
Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum Mama mengonsumsi obat dengan pseudoefedrin atau fenilefrin. Terutama jika Mama memiliki tekanan darah tinggi atau preeklampsia.