Bisa Sebabkan Keguguran, Ini Efek Kafein yang Mama Konsumsi bagi Janin
Apakah kopi berbahaya bagi janin?
10 Agustus 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selama bertahun-tahun, para profesional medis memperdebatkan pro dan kontra mengenai asupan kafein selama kehamilan.
Kabar baiknya adalah sebagian besar menyetujui bahwa asupan kafein yang moderat memiliki risiko yang kecil terhadap pertumbuhan janin.
Kafein adalah stimulan alami dalam berbagai makanan termasuk kopi, teh, minuman ringan, dan cokelat. Obat-obatan tertentu, seperti alergi dan obat flu, mungkin juga mengandung kafein.
Kafein memasuki sistem saraf dalam waktu lima belas menit setelah dikonsumsi. Ini kemudian dapat meningkatkan tekanan darah dan detak jantung serta menyebabkan mulas.
Kafein juga dapat meningkatkan keinginan untuk buang air kecil. Karenanya kafein dapat mengurangi tingkat cairan alami dalam tubuh. Ini menjadi perhatian khusus bagi ibu hamil yang harus selalu terhidrasi.
Berikut ini Popmama.com akan mengulas informasi mengenai efek kafein bagi janin dan tingkat keamanan konsumsi kafein bagi ibi hamil. Simak yuk, Ma.
Efek Samping Kafein bagi Janin
Kafein yang dikonsumsi oleh Mama, baik itu melalui kopi atau cokelat, akan masuk melalui plasenta dan masuk ke aliran darah janin yang sedang tumbuh.
Sementara asupan kafein yang moderat mungkin memiliki sedikit efek pada janin, terlalu banyak kafein akan menyebabkan:
- Detak jantung janin lebih tinggi dan aktivitas meningkat.
- Berat badan lahir rendah, ini merupakan masalah medis terutama pada bayi yang sudah dikompromikan dengan risiko kesehatan lainnya.
- Peningkatan kemungkinan keguguran, menurut penelitian oleh March of Dimes dan Kaiser Permanente.
- Beberapa laporan menunjukkan korelasi antara konsumsi kafein dan SIDS.
- Ibu menyusui sering menemukan bayi lebih cepat marah dan siklus tidurnya terganggu.
Editors' Pick
Apakah Mama Mengonsumsi Terlalu Banyak Kafein?
Kemampuan setiap orang memproses kafein tidak sama. Ada yang hanya minum setengah cangkir kopi dan merasakan detak jantung yang cepat. Namun ada juga yang tidak merasakan efek apapun setelah cangkir kopi kedua.
Namun, sebagai aturan umum, lebih dari 300 mg kafein sehari dianggap terlalu banyak bagi ibu hamil. Jika Mama merupakan penikmat kopi, batasi asupan kafein menjadi satu sampai dua cangkir sehari.
Cara terbaik untuk mengontrol asupan kafein selama kehamilan adalah dengan membaca label pada kemasan.
Menghentikan Asupan Kafein
Sebagian ibu hamil mungkin tidak kesulitan untuk menghentikan asupan kafein selama kehamilan, terutama kopi. Bahkan ada yang merasa mual begitu mencium aroma kuat dari secangkir kopi yang baru diseduh.
Jika hal ini tidak terjadi pada Mama, pertimbangkan untuk beralih ke minuman tanpa kafein, seperti jus jeruk atau lemon.
Peminum teh juga dapat mengurangi kafein dengan cara menyeduh teh dengan cepat, setengah dari waktu yang biasa diperlukan. Ini akan membuat teh menjadi tidak terlalu kental.
Jika Mama merasa pusing atau lelah karena efek dari menghentikan asupan kafein secara mendadak, pertimbangkan untuk melakukannya dengan perlahan. Misalnya menjadi setengah atau satu cangkir per hari.
Mengetahui Batas Aman
Kafein dan kehamilan tidak perlu menjadi musuh, asalkan Mama sadar akan risikonya dan membatasi kafein dalam konsumsi harian mama.
Ini berarti mendidik diri sendiri untuk produk-produk yang mengandung kafein dan secara hati-hati memantau berapa banyak kafein yang Mama konsumsi serta efeknya pada janin dan Mama.
Nah, itulah beberapa informasi mengenai efek kafein bagi janin. Pastikan Mama mengonsumsinya dalam batas aman, ya, agar kehamilan mama berjalan dengan sehat hingga persalinan nanti.
Baca juga:
- 10 Nutrisi Penting yang Dibutuhkan Ibu Hamil saat Hamil Tua
- Ini Risiko Kenaikan Berat Badan Berlebih bagi Ibu Hamil dan Janin
- Pentingnya Monitor Detak Jantung untuk Memantau Kesehatan Janin