Ngidam Makanan Manis Pertanda Hamil Anak Perempuan, Mitos atau Fakta?
Jangan asal percaya, cek dulu kebenarannya, Ma!
15 April 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ngidam adalah hal yang sering dialami oleh sebagian ibu hamil. Seringkali, keinginan akan makanan tertentu dikaitkan dengan mitos.
Misalnya, ngidam makanan manis seperti permen, kue, atau cokelat artinya calon bayi berjenis kelamin perempuan. Apakah ini mitos atau fakta?
Jika ini terjadi pada Mama, cek dulu fakta-fakta di baliknya ya. Karena mempercayai dan mengikuti mitos tanpa memeriksa kebenarannya dapat membahayakan Mama atau janin. Terlalu banyak mengonsumsi makanan manis dapat menyebabkan komplikasi kehamilan seperti diabetes gestasional.
Nah, agar Mama tidak kebablasan, simak dulu ulasan Popmama.com berikut tentang ngidam makanan manis pertanda hamil anak perempuan, mitos atau fakta?
Ngidam Makanan Manis Pertanda Hamil Anak Perempuan, Mitos atau Fakta?
Makanan manis seperti permen, kue, atau cokelat merupakan salah satu yang sering diidamkan oleh ibu hamil.
Ada mitos yang mengatakan, jika Mama ngidam makanan manis selama hamil, ini artinya Mama mengandung bayi berjenis kelamin perempuan. Alasannya karena hal-hal yang manis dibutuhkan untuk menumbuhkan calon bayi perempuan.
Ini mitos, ya, Ma. Sampai sejauh ini tidak ada penelitian soal hubungan ngidam makanan tertentu dengan jenis kelamin calon bayi.
Keinginan untuk mengonsumsi makanan tertentu bisa menjadi cara tubuh untuk menginformasikan kekurangan nutrisi tertentu. Jadi, bila Mama ngidam makanan manis, apa artinya?
Editors' Pick
Fakta di Balik Ngidam Makanan Manis saat Hamil
Para ahli mengatakan, tidak ada banyak logika di balik mengapa mama hamil mendambakan hal-hal tertentu.
Namun, ada beberapa keinginan yang mungkin merupakan cara tubuh untuk memberi tahu bahwa Mama membutuhkan sesuatu yang kurang.
Mengidam makanan manis saat hamil dapat dikaitkan dengan:
- Kekurangan mineral penting seperti seng dan magnesium,
- Gula darah rendah, disebabkan oleh energi ekstra yang dibutuhkan untuk merawat janin.