Cara Menyusui Suami saat Hamil, Bisa Meningkatkan Keintiman
Ada beragam cara untuk meningkatkan keintiman saat hamil, salah satunya dengan menyusui suami
19 Juli 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ada beragam cara untuk menciptakan keintiman saat hamil. Selain berhubungan intim, tindakan tertentu pun dapat meningkatkan kedekatan suami istri.
Mungkin Mama pernah mendengar suami yang menyusu pada istri saat hamil. Saat hamil, produksi ASI memang sudah dimulai, tepatnya sejak usia kehamilan 14 minggu.
ASI yang keluar saat hamil sebenarnya adalah kolostrum, yaitu cairan kental tinggi protein yang mengandung antibodi untuk melindungi bayi dari infeksi, terutama di hari-hari pertama setelah kelahirannya.
Dalam beberapa kasus, ada suami istri yang nyaman dengan kegiatan menyusui sebagai cara untuk menciptakan keintiman saat hamil.
Bila Mama tertarik mencobanya, Mama mungkin ingin mengetahui bagaimana cara menyusui suami saat hamil? Popmama.com sudah merangkum penjelasannya khusus untuk Mama yang ingin mencobanya!
Konsep Menyusui Suami saat Hamil
Konsep menyusui pada orang dewasa mungkin menjadi topik yang sensitif dan tabu bagi sebagian orang. Namun, ini merupakan topik yang patut dieksplorasi, terutama bagi pasangan yang sedang menantikan kehadiran bayi.
Menyusui suami merupakan tindakan laktasi yang disepakati antara pasangan suami istri. Kegiatan ini sering dilakukan karena berbagai alasan seperti keintiman, kesenangan, kenyamanan, atau fetish.
Menyusui orang dewasa bukanlah konsep baru dan telah dipraktikkan selama berabad-abad. Beberapa pasangan memilih untuk terus menyusui pasangannya sebagai cara untuk tetap terhubung dan menjaga keintiman selama kehamilan. Penting untuk dicatat bahwa menyusui suami harus menjadi keputusan bersama dan tidak dipaksakan kepada siapa pun.
Meskipun menyusui suami tidak diterima secara luas di banyak budaya, hal ini cukup populer. Beberapa orang percaya bahwa hal itu memiliki manfaat kesehatan, seperti meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mengurangi risiko penyakit tertentu.
Namun, bukti ilmiah yang mendukung klaim ini terbatas. Di sisi lain, menyusui suami saat hamil juga dapat meningkatkan risiko pada kehamilan dan janin, Ma.
Editors' Pick
Cara Menyusui Suami saat Hamil
Meskipun aktivitas menyusui suami mungkin bisa terjadi secara alami pada beberapa pasangan, pasangan lain mungkin memerlukan panduan untuk memulainya.
Beberapa tips untuk membantu menyusui selama kehamilan antara lain mencari posisi yang nyaman, komunikasi yang teratur, dan menemukan ritme yang sesuai untuk kedua pasangan.
Penting untuk dicatat bahwa tidak semua dokter mendukung pemberian ASI pada orang dewasa selama kehamilan. Disarankan untuk berdiskusi dengan dokter yang berpengetahuan dan memahami praktik ini.
Selain itu, penting untuk memprioritaskan kesehatan dan keselamatan kedua pasangan, dan mencari nasihat medis jika timbul kekhawatiran.
Kapan Ibu Hamil Tidak Boleh Menyusui Suami?
Secara umum, menyusui suami saat hamil tidak menimbulkan masalah. Namun, hal ini tidak disarankan dalam beberapa keadaan, seperti:
- Mama merasa tidak nyaman
Beberapa orang mungkin tidak tertarik untuk menyusui suami karena berbagai alasan. Gagasan tentang hal itu mungkin terasa tidak nyaman, canggung, atau tidak menginginkannya. Atau mereka mungkin merasa tidak nyaman secara fisik. Mama mungkin tidak menyukai gagasan melakukan praktik ini.
Apa pun yang menyebabkan keengganan Mama, jangan pernah merasa tertekan untuk melakukan sesuatu yang tidak ingin Mama lakukan. Bicaralah dengan suami tentang perasaan Mama dan temukan solusi atau cara lain untuk meningkatkan keintiman.
- Mama mengalami nyeri puting
Jika Mama mengalami nyeri pada puting, puting sangat sensitif, menyusui suami saat hamil mungkin akan terasa sakit. Kekuatan isapan orang dewasa bahkan bisa lebih menyakitkan dibandingkan kekuatan isapan bayi. Jika suami menggigit puting Mama, hal itu dapat menyebabkan luka kecil pada kulit yang dapat menyebabkan Mama terkena infeksi payudara.
- Mama mengidap HIV positif atau penyakit menular
HIV dan penyakit menular lainnya dapat masuk ke dalam ASI dan menularkannya kepada suami. Beberapa penyakit menular seksual, termasuk herpes dan sifilis, juga dapat menyebar melalui aktivitas menyusui jika Mama memiliki luka aktif di payudara, puting, atau areola. Suami harus mewaspadai risiko apa pun yang ada.
- Suami memiliki infeksi atau virus
Jika suami mempunyai masalah kesehatan, terutama yang ditularkan melalui mulut, mereka dapat menularkannya kepada Mama melalui kontak di payudara. Jangan menyusui suami jika ia mempunyai kondisi kesehatan yang dapat menulari Mama.
- Memiliki kehamilan yang berisiko tinggi
Jika Mama hamil bayi kembar, pernah mengalami keguguran sebelumnya, atau memiliki riwayat persalinan prematur, bicarakan dengan dokter tentang tingkat rangsangan yang aman pada payudara.
Terdapat beberapa bukti bahwa rangsangan pada payudara dan puting dapat menyebabkan kontraksi rahim dan persalinan dini. Jadi Mama mungkin sebaiknya menunda menyusui suami jika kehamilan dianggap berisiko tinggi.
Risiko Menyusui Suami saat Hamil
Meski dapat meningkatkan keintiman suami istri saat hamil, menyusui suami berisiko bagi kehamilan dan janin, Ma.
Stimulasi puting, termasuk menyusui orang dewasa saat hamil, membantu tubuh melepaskan oksitosin. Oksitosin berperan dalam gairah seks, permulaan persalinan, dan meningkatkan ikatan antara Mama dan bayi baru lahir. Hormon ini juga membuat rahim berkontraksi setelah melahirkan, membantunya kembali ke ukuran sebelum hamil.
Merangsang payudara juga dapat membantu proses persalinan penuh dengan membuat kontraksi lebih kuat dan lama. Faktanya, dalam induksi medis, profesional kesehatan sering menggunakan obat Pitocin, yang merupakan bentuk sintetis dari oksitosin.
Dalam studi tahun 2015 yang diterbitkan dalam Worldviews on Evidence-Based Nursing, sekelompok 390 perempuan hamil di Turki secara acak dimasukkan ke dalam salah satu dari tiga kelompok selama persalinan: stimulasi puting, stimulasi rahim, dan kontrol.
Hasilnya sangat menarik. Perempuan dalam kelompok stimulasi puting memiliki durasi terpendek pada setiap fase persalinan.
Menurut penelitian, durasi rata-rata adalah 3,8 jam untuk fase pertama (pelebaran), 16 menit untuk fase kedua (mendorong dan melahirkan), dan 5 menit untuk fase ketiga (melahirkan plasenta).
Yang lebih menarik lagi, tidak ada satu pun perempuan dalam kelompok stimulasi puting dan stimulasi rahim yang perlu menjalani persalinan sesar.
Jadi, stimulasi puting, seperti menyusui suami, sebaiknya tidak dilakukan hingga akhir kehamilan, Ma. Pasalnya, aktivitas ini dapat menimbulkan kontraksi dan persalinan prematur yang berisiko bagi Mama dan si Kecil.
Nah, itu penjelasan tentang cara menyusui suami saat hamil. Bila Mama tertarik untuk mencobanya, diskusikan dulu dengan dokter mengenai faktor keamanannya, ya. Semoga informasi ini bisa menambah wawasan, Ma!
Baca juga:
- Apakah Stimulasi Puting Dapat Merangsang Kontraksi?
- 7 Posisi Seks yang Benar-Benar Boleh Dilakukan saat Hamil
- Posisi Seks yang Harus Dihindari di Setiap Trimester Kehamilan