Ciri-Ciri Bayi Besar Dalam Kandungan, Ibu Hamil Perlu Tahu!
Kondisi ini dapat membahayakan ibu hamil dan janin
27 Agustus 2024

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat hamil, Mama memantau tumbuh kembang janin. Termasuk berat janin. Janin yang terlalu besar dapat mempersulit persalinan pervaginam dan membuat bayi berisiko mengalami cedera saat lahir. Selain itu, jika berat janin terlalu besar, ia berisiko lebih tinggi mengalami gangguan kesehatan setelah lahir.
Kondisi janin yang terlalu besar dikenal dengan sebutan makrosomia janin. Ini adalah kondisi ketika janin lebih berat sekitar 10% dari rata-rata di tiap usia kehamilan.
Karena kondisi ini dapat membahayakan janin dan mama, maka sangat penting untuk mengetahui ciri-ciri bayi besar dalam kandungan. Rangkuman informasinya bisa Mama simak pada ulasan Popmama.com berikut ini.
Ciri-Ciri Bayi Besar Dalam Kandungan
Bayi besar dalam kandungan mungkin sulit terlihat secara fisik, Ma. Namun dokter dapat memeriksanya lewat USG. Dalam beberapa kasus, beberapa ciri fisik berikut menunjukkan janin besar dalam kandungan, yaitu:
- Fundus lebih tinggi dari rata-rata. Selama kunjungan prenatal, dokter biasanya akan mengukur tinggi fundus Mama. Tinggi fundus adalah jarak dari bagian atas rahim ke tulang kemaluan. Tinggi fundus yang lebih besar dari perkiraan bisa menjadi tanda makrosomia janin.
- Cairan ketuban berlebihan (polihidramnion). Memiliki terlalu banyak cairan ketuban mungkin merupakan tanda bahwa janin lebih besar dari rata-rata. Jumlah cairan ketuban mencerminkan keluaran urine janin. Dan janin yang lebih besar menghasilkan lebih banyak urine.
Editors' Pick
Penyebab Janin Besar Dalam Kandungan
Faktor genetik dan kondisi Mama seperti obesitas atau diabetes dapat menyebabkan makrosomia pada janin. Dalam kasus yang jarang, janin mungkin mempunyai kondisi medis yang membuatnya tumbuh lebih cepat dan lebih besar.
Terkadang tidak diketahui apa yang menyebabkan bayi berukuran lebih besar dari rata-rata.
Banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya makrosomia janin. Beberapa dapat Mama kendalikan, namun ada pula yang tidak dapat Mama kendalikan.
Berikut beberapa penyebab janin besar dalam kandungan:
- Mama menderita diabetes. Makrosomia janin lebih mungkin terjadi jika Mama menderita diabetes sebelum kehamilan (diabetes pra-gestasional) atau jika Mama menderita diabetes selama kehamilan (diabetes gestasional). Jika diabetes tidak terkontrol dengan baik, kemungkinan besar janin akan memiliki bahu yang lebih besar dan jumlah lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan janin yang ibunya tidak menderita diabetes.
- Riwayat makrosomia janin. Jika sebelumnya Mama pernah melahirkan bayi berukuran besar, Mama berisiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi berukuran besar lagi.
- Obesitas. Makrosomia janin lebih mungkin terjadi jika Mama mengalami obesitas. Pertambahan berat badan yang berlebihan selama kehamilan. Menambah berat badan terlalu banyak selama kehamilan meningkatkan risiko makrosomia janin.
- Hamil bayi laki-laki. Bayi laki-laki biasanya memiliki berat sedikit lebih banyak dibandingkan bayi perempuan. Kebanyakan bayi yang beratnya lebih dari 9 pon, 15 ons (4.500 gram) adalah laki-laki.
- Melewati hari perkiraan lahir. Jika kehamilan Mama berlanjut lebih dari 2 minggu setelah hari perkiraan lahir, bayi berisiko lebih tinggi mengalami makrosomia.
- Usia mama. Ibu hamil yang berusia lebih dari 35 tahun lebih mungkin memiliki bayi yang didiagnosis menderita makrosomia.
Makrosomia janin lebih mungkin disebabkan oleh diabetes ibu, obesitas, atau penambahan berat badan selama kehamilan dibandingkan penyebab lainnya. Jika faktor risiko ini tidak ada dan dicurigai adanya makrosomia janin, kemungkinan janin mengalami kondisi medis langka yang memengaruhi pertumbuhannya.
Jika dicurigai adanya kondisi medis langka, dokter mungkin merekomendasikan tes diagnostik prenatal dan mungkin kunjungan ke konselor genetik, tergantung pada hasil tesnya.
Makrosomia janin menimbulkan risiko kesehatan bagi Mama dan janin – baik selama kehamilan maupun setelah melahirkan.