Jantung Sering Berdebar saat Hamil, Normalkah?
Apakah Mama juga mengalaminya?
16 Oktober 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kehamilan membawa banyak perubahan. Ada perubahan yang terlihat jelas, seperti perut yang makin membuncit, ada juga yang tidak terlihat. Salah satu contoh perubahan yang tidak terlihat adalah peningkatan jumlah darah dalam tubuh.
Darah ekstra ini menghasilkan detak jantung sekitar 25 persen lebih cepat dari biasanya. Detak jantung yang lebih cepat dapat menyebabkan palpitasi jantung sesekali. Ini terasa seperti jantung berdebar atau berdetak sangat cepat.
Palpitasi jantung bisa normal dan tidak berbahaya selama kehamilan. Tetapi selalu ada kemungkinan itu bisa berarti Mama memiliki kondisi kesehatan mendasar yang lebih serius.
Ulasan Popmama.com kali ini akan membahas jantung sering berdebar saat hamil. Ayo disimak, Ma!
Efek kehamilan pada jantung
Jantung memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan ketika Mama sedang merawat janin. Ibu hamil harus meningkatkan suplai darah untuk memberi janin darah yang dibutuhkan untuk membantunya tumbuh dan berkembang.
Di trimester ketiga, sekitar 20 persen darah tubuh akan menuju rahim. Karena tubuh memiliki darah ekstra, jantung harus memompa lebih cepat untuk mengalirkan darah ini. Detak jantung mungkin meningkat 10 hingga 20 detak ekstra per menit.
Pada trimester kedua, pembuluh darah di tubuh mulai melebar atau membesar. Hal ini menyebabkan tekanan darah sedikit menurun.
Ketika jantung harus bekerja lebih keras, beberapa kelainan dapat terjadi. Ini termasuk irama jantung yang tidak biasa seperti jantung berdebar.
Editors' Pick
Gejala dan Penyebab Jantung Berdebar saat Hamil
Perempuan mengalami palpitasi jantung secara berbeda. Beberapa mungkin merasa pusing atau gelisah, seperti jantung berdebar sangat kencang. Beberapa orang mungkin merasa jantungnya berdebar-debar di dada.
Apa pun gejala yang Mama alami, ada beberapa kemungkinan penyebab jantung berdebar saat hamil. Ini termasuk:
- kecemasan atau stres,
- efek peningkatan volume darah,
- sesuatu yang Mama konsumsi, seperti makanan atau minuman yang mengandung kafein,
- obat flu dan alergi yang mengandung pseudoefedrin,
- gangguan jantung yang mendasarinya, seperti hipertensi pulmonal atau penyakit arteri coroner,
- kerusakan jantung dari kehamilan sebelumnya,
- masalah medis yang mendasari seperti penyakit tiroid.
Terkadang mengenali kelainan jantung yang mendasarinya sulit selama kehamilan. Itu karena gejala gangguan jantung bisa mirip dengan gejala kehamilan. Contohnya termasuk kelelahan, sesak napas, dan bengkak.
Kapan Harus ke Dokter?
Sepanjang kehamilan, Mama akan sering menemui dokter. Janji temu terjadi setiap minggu saat mendekati hari perkiraan lahir. Tetapi jika Mama tampaknya secara teratur mengalami palpitasi jantung, berlangsung lebih lama, atau tampaknya lebih intens, hubungi dokter.
Ada beberapa gejala yang menunjukkan Mama harus mencari perhatian medis darurat. Ini termasuk palpitasi jantung yang juga terjadi dengan:
- kesulitan bernafas,
- sakit dada,
- batuk darah,
- nadi tidak teratur,
- detak jantung cepat,
- sesak napas, dengan atau tanpa aktivitas.
Diagnosis Jantung Berdebar
Dokter akan mulai mendiagnosis palpitasi jantung dengan membaca riwayat medis Mama. Jika Mama pernah mengalami palpitasi sebelumnya, memiliki kondisi jantung lain yang diketahui, atau memiliki anggota keluarga dengan masalah jantung, informasikan tentang hal ini pada dokter ya.
Dokter kemungkinan juga akan melakukan beberapa tes. Ini dapat mencakup:
- EKG, yang mengukur aktivitas listrik jantung,
- memakai monitor holter, yang mengawasi irama jantung selama 24-48 jam,
- tes darah untuk menguji kondisi yang mendasarinya, seperti ketidakseimbangan elektrolit atau gangguan fungsi tiroid,
Dokter mungkin akan melakukan tes lain yang lebih spesifik tergantung pada hasil tes-tes di atas.
Penanganan Jantung Berdebar saat Hamil
Jika palpitasi tidak menyebabkan gejala yang parah dan tampaknya bukan akibat dari kondisi serius, dokter kemungkinan tidak akan merekomendasikan perawatan apa pun. Seringkali, palpitasi akan hilang setelah Mama melahirkan dan tubuh kembali ke keadaan sebelum hamil.
Obat-obatan tersedia untuk membantu menjaga irama jantung. Dokter akan mempertimbangkan potensi risiko bagi Mama dan janin jika Mama membutuhkan obat. Namun, obat-obatan sering dihindari pada trimester pertama, karena pada saat inilah organ janin berkembang.
Jika palpitasi disebabkan oleh aritmia yang parah atau detak jantung yang tidak berirama, dokter mungkin merekomendasikan prosedur yang disebut kardioversi.
Ini melibatkan pengiriman arus listrik berjangka waktu ke jantung untuk mengembalikannya ke ritme. Dokter menganggap ini aman untuk dilakukan selama kehamilan.
Dr. Keven Tali dalam unggahannya di Instagram, @keventali, memberikan beberapa tips mengatasi jantung berdebar saat hamil, yaitu:
- pelajari teknik relaksasi sederhana seperti teknik pernapasan,
- hindari konsumsi makanan dan minuman yang memicu jantung berdebar, seperti kopi, soda, atau kafein lainnya,
- kelola stres dengan baik,
- hindari aktivitas berat.
Jantung sering berdebar saat hamil itu normal, Ma. Namun Mama juga harus memperhatikan gejala-gejala yang menyertainya ya. Segera informasikan ke dokter jika Mama ragu, karena jantung berdebar juga bisa menjadi gejala gangguan kesehatan lain.
Semoga informasi ini bermanfaat, Ma.
Baca juga:
- Cara Menjaga Air Ketuban agar Tetap Cukup selama Kehamilan
- Normalkah Sering Buang Air Kecil saat Hamil Tua?
- Ciri-Ciri Ibu Hamil Kurang Gizi dan Risikonya bagi Janin