KDRT saat Hamil Dapat Meningkatkan Risiko Bayi Lahir Mati

Kekerasan dalam rumah tangga kerap terjadi, bahkan saat seorang perempuan sedang hamil.

22 Oktober 2024

KDRT saat Hamil Dapat Meningkatkan Risiko Bayi Lahir Mati
Freepik/master1305

Kekerasan dalam rumah tangga kerap terjadi, bahkan saat seorang perempuan sedang hamil.

Hamil adalah masa yang menyenangkan bagi calon mama dan keluarganya. Di sisi lain, masa-masa kehamilan juga tidak mudah bagi seorang mama. Risiko kehamilan bisa meningkat karena beberapa hal, salah satunya adalah kekerasan dalam rumah tangga.

KDRT pada ibu hamil bisa menimbulkan beragam masalah, termasuk bayi lahir mati. Pada ulasan berikut ini, Popmama.com akan membahas soal KDRT saat hamil bisa meningkatkan risiko bayi lahir mati.

Apa Itu Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)?

Apa Itu Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
Freepik/master1305

Menurut UU PKDRT Pasal 1, KDRT didefinisikan sebagai:

Perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.

KDRT tidak selalu dalam bentuk fisik saja, Ma. Komite Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan (General Recommendation No. 19 (1992) CEDAW Committee) menjelaskan bahwa kekerasan berbasis gender yang dimaksud adalah berbagai bentuk kekerasan baik kekerasan fisik, psikis, dan seksual yang terjadi yang berakar pada perbedaan berbasis gender dan jenis kelamin yang sangat kuat di dalam masyarakat.

Sedangkan bentuk-bentuk kekerasan yang tertuang di UU PKDRT adalah meliputi kekerasan fisik (Pasal 6), kekerasan psikis (Pasal 7), kekerasan seksual (Pasal 8), dan penelantaran rumah tangga (Pasal 9).

Editors' Pick

KDRT saat Hamil Dapat Meningkatkan Risiko Bayi Lahir Mati atau Stillbirth

KDRT saat Hamil Dapat Meningkatkan Risiko Bayi Lahir Mati atau Stillbirth
Freepik/Lifestylememory

Ibu yang mengalami stres psikologis dan kekerasan dalam rumah tangga lebih mungkin memiliki bayi lahir mati (stillbirth). Namun bila Mama datang ke lebih banyak janji temu perawatan antenatal daripada yang ditentukan dapat mengurangi risiko tersebut, menurut sebuah studi baru dari Tommy’s Manchester Research Centre di Universitas Manchester.

Sebuah penelitian yang diterbitkan di Journal Italian of Pediatrics juga mengungkapkan bahwa kekerasan dalam rumah tangga oleh suami selama kehamilan juga berisiko meningkatkan kelahiran mati (stillbirth).

Penelitian lain dilakukan pada perempuan berusia 25-34 tahun di Pakistan. Hasilnya adalah ibu dengan bayi lahir mati kemungkinan mengalami KDRT fisik selama kehamilan empat kali lebih besar daripada mereka yang melahirkan bayi hidup.

Semua penetilian di atas mengungkapkan bahwa KDRT saat hamil meningkatkan risiko bayi lahir mati. Namun penelitian-penelitian di atas tidak meneliti tentang bagaimana KDRT pada ibu hamil bisa menyebabkan bayi lahir mati. Tapi diperkirakan hal ini berkaitan dengan stres atau tekanan yang dialami oleh ibu hamil.

Apa yang Harus Dilakukan jika Ibu Hamil Mengalami KDRT?

Apa Harus Dilakukan jika Ibu Hamil Mengalami KDRT
Freepik

Mengutip dari laman Komnas Perempuan, layanan bagi pengaduan dan penanganan korban KDRT dapat ditujukan kepada Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) yang terdapat di berbagi provinsi.

Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) ini berada langsung di bawah koordinasi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia.

Jika Mama mengalami KDRT selama masa kehamilan, jangan ragu untuk meminta bantuan. Mama bisa memberitahu anggota keluarga, bidan, atau dokter.

Mengapa penting untuk mengidentifikasi kekerasan dalam rumah tangga selama kehamilan dan memberikan bantuan sesegera mungkin?

Sangat penting untuk mengidentifikasi tanda-tanda kekerasan dalam rumah tangga selama kehamilan dan memberikan bantuan.

Beberapa hal berikut dapat membantu ibu hamil dalam mengindentifikasi tanda-tanda KDRT:

  • Pemantauan kesehatan: Pemeriksaan dan pemantauan rutin dapat membantu mengidentifikasi tanda-tanda kekerasan sejak dini, sehingga memungkinkan intervensi dan dukungan tepat waktu.
  • Sistem dukungan: Akses ke sumber daya pendukung, seperti konseling dan lingkungan yang aman, dapat secara signifikan meningkatkan hasil bagi orangtua dan bayi yang belum lahir.
  • Pendidikan dan kesadaran: Meningkatkan kesadaran tentang prevalensi dan dampak kekerasan dalam rumah tangga selama kehamilan sangat penting dalam mendorong calon mama untuk mencari bantuan.

Apa yang Membuat Kehamilan Menjadi Waktu Berisiko Tinggi untuk KDRT?

Apa Membuat Kehamilan Menjadi Waktu Berisiko Tinggi KDRT
freepik/tirachardz

Mengutip dari laman For Baby Sake, 30% dari semua KDRT dimulai saat kehamilan, meningkat menjadi 40% dalam periode dari kehamilan hingga ulang tahun kedua bayi.

Penting untuk mengetahui bahwa Mama tidak sendirian. KDRT sangat merugikan dan berisiko bagi Mama dan calon bayi. Jadi, jangan ragu untuk mencari bantuan sesegera mungkin.

Setiap orang yang mengalami KDRT akan memiliki cerita dan situasi mereka sendiri, dengan faktor-faktor yang berbeda yang memengaruhi kehidupan keluarga pada saat itu. Ini berarti banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko KDRT selama kehamilan.

Berikut adalah beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan:

  • Riwayat perilaku kasar: Jika ada riwayat kekerasan dalam hubungan Mama atau suami pernah melakukan perilaku kasar sebelumnya, ada peningkatan risiko KDRT selama kehamilan.
  • Stres yang meningkat: Kehamilan adalah saat yang menyenangkan bagi banyak orang. Namun masa ini juga dapat menyebabkan stres fisik, emosional, dan finansial yang signifikan. Stres dapat memengaruhi kesehatan mental dan emosional, dan meskipun tidak pernah menjadi alasan, dapat memperburuk perilaku kasar.
  • Dinamika kontrol: Orang yang melakukan perilaku kasar mungkin merasa terancam oleh perubahan yang akan terjadi akibat kehadiran bayi baru, yang menyebabkan meningkatnya upaya untuk menegaskan kontrol.
  • Kecemburuan dan pergeseran perhatian: Orang yang melakukan perilaku kasar mungkin merasa cemburu terhadap perhatian yang diterima bayi yang belum lahir, yang menyebabkan meningkatnya perilaku kasar.

Kehamilan juga merupakan saat yang sangat menyenangkan dan dapat memanfaatkan motivasi untuk berubah dengan dukungan. Sebagian besar orang mungkin ingin menjadi orangtua yang baik tetapi sering kali tidak siap untuk mengatasi perasaan luar biasa yang mereka alami yang berakar pada trauma masa kecil mereka yang belum terselesaikan.

Jadi, berdasarkan beberapa penelitian, KDRT saat hamil bisa meningkatkan risiko bayi lahir mati. Bila Mama mengalami KDRT, jangan ragu untuk meminta bantuan, ya.

Semoga kehamilannya selalu sehat, Ma!

Baca juga:

The Latest