Keracunan Makanan saat Hamil: Gejala, Risiko, dan Pencegahan
Meski biasanya dapat sembuh dalam beberapa hari, namun hal ini tak boleh disepelekan
5 April 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Keracunan bisa menyerang siapa saja, termasuk ibu hamil. Selain bisa membahayakan Mama, ini juga dapat mengganggu perkembangan janin.
Perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan dapat mengubah sistem kekebalan tubuh. Maka tidak heran jika Mama lebih rentan terhadap keracunan makanan.
Keracunan makanan dapat terjadi makan atau minum sesuatu yang mengandung bakteri, virus, parasit, atau kontaminan lainnya.
Keracunan makanan pada kehamilan dapat mengakibatkan bahaya pada janin, persalinan dini, keguguran, atau lahir mati. Namun jangan khawatir, ada banyak cara untuk mencegah atau mengobatinya.
Ulasan Popmama.com kali ini akan membahas tentang keracunan makanan saat hamil, gejala, risiko, dan pencegahan.
Gejala Keracunan Makanan
Jenis keracunan makanan bisa bervariasi bergantung pada makanan, minuman, dan jenis bakterinya. Berikut beberapa gejala keracunan makanan berdasarkan jenis bakterinya:
Listeria
Listeria dapat ditemukan pada susu dan keju mentah, es krim, sayuran mentah dan sayur olahan, buah mentah dan buah olahan, unggas mentah atau kurang matang, sosis, hot dog, daging deli, ikan mentah atau asap, dan makanan laut.
Ibu hamil 10 kali lebih mungkin terkena infeksi Listeria. Gejala bisa muncul antara satu minggu hingga satu bulan untuk berkembang. Jika terinfeksi, Mama mungkin mengalami gejala berikut:
- Demam,
- Sakit otot,
- Sakit kepala,
- Kelelahan.
Salmonella
Makanan yang terkontaminasi salmonella umumnya seperti daging, unggas, makanan laut mentah, telur mentah, dan buah serta sayur-sayuran.
Gejala Salmonella dapat dimulai antara 6 jam dan 6 hari setelah terpapar makanan yang terkontaminasi dan mungkin termasuk:
- Sakit perut,
- Muntah,
- Diare,
- Mual.
Norovirus
Gejala norovirus biasanya mulai 12–48 jam setelah seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi. Gejala norovirus meliputi:
- Kram perut,
- Diare,
- Muntah,
- Mual.
Escherichia coli
Seseorang mungkin mulai mengalami gejala E. coli 3-4 hari setelah mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi. Gejala-gejala ini mungkin termasuk:
- Kram perut,
- Muntah,
- Diare.
Staphylococcus aureus (Staph)
Gejala Staph dapat terjadi dengan cepat, antara 30 menit dan 8 jam setelah seseorang mengkonsumsi makanan yang terkena. Gejalanya dapat mencakup:
- Mual,
- Muntah,
- Kram perut,
- Diare.
Editors' Pick
Risiko Keracunan Makanan saat Hamil
Keracunan makanan bisa berbahaya bagi janin serta Mama. Ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius bagi janin, keguguran, kelahiran prematur, lahir mati, atau bahkan kematian Mama.
Janin yang sedang berkembang perlu mendapatkan nutrisi sebanyak mungkin dari Mama. Jika Mama tidak dapat menyimpan makanan dalam tubuh cukup lama untuk menyerap nutrisi, janin mungkin tidak tumbuh dengan baik.
Jika Mama memiliki gejala ringan, ini juga dapat menularkan infeksi ke janin selama kehamilan. Karena ringan, sering kali Mama tidak menyadari bahwa Mama mengalami keracunan makanan.
Bayi yang baru lahir juga dapat mengalami masalah kesehatan, bahkan dapat lahir dengan keracunan makanan jika Mama mengalami infeksi.