Pengaruh Stres saat Hamil terhadap IQ Anak, Benarkah Berdampak Buruk?

Menurut penelitian, stres saat hamil bisa memengaruhi IQ si Kecil kelak

14 Juli 2024

Pengaruh Stres saat Hamil terhadap IQ Anak, Benarkah Berdampak Buruk
Pixabay

Saat hamil, para calon mama mungkin mengalami perubahan suasana hati. Lagi-lagi hal ini disebabkan oleh perubahan hormon. Namun, terkadang perubahan suasana hati itu bisa menyebabkan stres.

Mama mungkin mengira bahwa stres selama kehamilan tidak akan berdampak baik bagi janin. Namun ada penelitian yang mengungkapkan bahwa hal ini mempunyai dampak yang berbeda pada anak laki-laki dan perempuan. Bahkan dapat menyebabkan skor IQ anak perempuan menjadi lebih tinggi.

Nah, untuk mengetahui penjelasannya, simak dulu ulasan Popmama.com tentang pengaruh stres saat hamil terhadap IQ anak.

Editors' Pick

Bagaimana Pengaruh Stres saat Hamil terhadap IQ Anak?

Bagaimana Pengaruh Stres saat Hamil terhadap IQ Anak
Freepik/wayhomestudio

Hormon kortisol, yang membantu tubuh kita merespons stres, dianggap penting untuk perkembangan janin. Para peneliti dari Rumah Sakit Universitas Odense di Denmark sebelumnya menunjukkan bahwa hal ini dapat memajukan perkembangan bahasa sejak dini.

Kini, tim yang sama mengatakan bahwa terlalu banyak kortisol selama trimester ketiga kehamilan (dari minggu ke 27 hingga akhir kehamilan, sekitar minggu 37-42) dapat berdampak pada fungsi kognitif di kemudian hari. Khususnya, ketika seorang anak mencapai usia 7 tahun, para peneliti berpikir bahwa stres yang dialami ibu mereka selama kehamilan dapat memengaruhi IQ anak laki-laki dan perempuan secara berbeda.

Saat mempresentasikan penelitian mereka di Kongres Endokrinologi Eropa ke-26 di Stockholm, para peneliti mengatakan bahwa anak perempuan mungkin kurang sensitif terhadap paparan kortisol karena peran plasenta.

Ibu hamil yang mengandung janin perempuan selama kehamilan cenderung mengeluarkan lebih banyak kortisol. Namun enzim di plasenta mengontrol seberapa banyak kortisol tersebut mencapai janin. Enzim ini mengubah kortisol menjadi versi hormon tidak aktif yang dikenal sebagai kortison.

Para peneliti berpendapat bahwa janin laki-laki mungkin lebih rentan terhadap paparan kortisol karena mereka tidak mendapatkan manfaat dari aktivitas perlindungan enzim ini.

Untuk studi baru ini, para peneliti mengukur kadar kortisol dan kortison pada 943 ibu hamil. Mereka kemudian membandingkannya dengan IQ 943 anak mereka, yang diukur oleh psikolog terlatih 7 tahun kemudian.

Mereka menemukan bahwa anak laki-laki yang terpapar tingkat kortisol lebih tinggi di dalam rahim memiliki nilai IQ lebih rendah. Namun para peneliti terkejut saat mengetahui bahwa hanya ketika kortisol ditemukan dalam sampel urine – bukan dalam darah – maka IQ anak perempuan menjadi lebih tinggi.

Ini adalah studi pertama yang menyelidiki hubungan antara kadar kortison urine selama kehamilan dan skor IQ pada anak-anak, tulis penulis utama, Dr Anja Fenger Dreyer.

Stres saat Hamil Meningkatkan Risiko Infeksi

Stres saat Hamil Meningkatkan Risiko Infeksi
Freepik/tirachardz

Stres pada dasarnya pasti akan memengaruhi tubuh, termasuk pada tubuh ibu hamil. Saat stres, terjadi perubahan biologis dalam tubuh.

Salah satunya berakibat pada peningkatan hormon stres, yang kemudian berpengaruh pada menurunnya sistem kekebalan tubuh.

Saat sistem imun mulai menurun, segala macam pemicu infeksi termasuk bakteri, virus dan kuman akan lebih mudah masuk dan menyerang tubuh.

Ya, tekanan psikologis tak sekadar mengganggu mental, tapi juga fisik seseorang, Ma. Jadi, yuk, mulai cari cara untuk bantu redakan stres agar tak mengganggu kehamilan.

Stres Tingkatkan Risiko Preeklamsia dan Berat Badan Lahir Rendah

Stres Tingkatkan Risiko Preeklamsia Berat Badan Lahir Rendah
Freepik

Saat Mama sering mengalami stres selagi hamil, salah satu risiko yang mungkin dialami janin adalah berat lahirnya yang rendah.

Hormon terkait stres seperti epinefrin, norepinefrin, dan kortisol dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit. Nah, kondisi ini berdampak pada menurunnya aliran darah ke tali pusat.

Akibatnya, janin pun jadi kesulitan untuk mendapatkan pasokan nutrisi yang dibutuhkan.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh University College Cork, Irlandia, ditemukan bahwa preeklamsia lebih banyak dialami oleh ibu hamil yang bekerja, dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja.

Meski tidak memiliki kaitan secara langsung, peneliti menyebutkan bahwa stres dan tekanan pada pekerjaan bisa memberikan dampak negatif pada tekanan darah ibu hamil.

Salah satu efek yang bisa timbul akibat preeklamsia adalah kejang dan perdarahan saat persalinan yang juga bisa membahayakan bayi. Preeklamsia merupakan masalah kehamilan serius yang berkaitan dengan tekanan darah tinggi.

Beberapa tandanya adalah seperti pembengkakan, sakit kepala, penglihatan kabur, dan terlalu banyak protein dalam urine.

Nah, itu penjelasan tentang pengaruh stres saat hamil terhadap IQ anak. Meski stres sering dialami oleh sebagian ibu hamil, Mama perlu mencari cara untuk mengatasinya. Jangan ragu untuk meminta bantuan suami, keluarga, dan dokter, ya!

Baca juga:

The Latest