Risiko Ketuban Pecah Dini bagi Janin, Harus Diwaspadai!
Cairan ketuban melindungi janin selama kehamilan, namun apa risikonya jika ketuban pecah dini?
20 Juni 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selama masa kehamilan, janin dalam kandungan akan terlindungi oleh kantung ketuban dan cairan ketuban di dalamnya.
Pada umumnya, ketuban ini akan tetap utuh sampai nantinya akan pecah secara alami saat kontraksi jelang persalinan. Namun, adakalanya ketuban akan pecah sebelum Mama kontraksi.
Bahkan ada pula ketuban yang pecah jauh sebelum waktunya Mama menghadapi persalinan. Kondisi ini dikenal juga dengan sebutan ketuban pecah dini.
Jika Mama mengalami kondisi kesehatan ini, maka cairan ketuban bisa merembes ke luar dan sedikit demi sedikit berkurang. Penanganan segera harus dilakukan agar tidak menimbulkan risiko bagi janin dan ibu hamil.
Apa saja risiko ketuban pecah dini bagi ibu hamil dan janin? Temukan rangkuman informasinya pada ulasan Popmama.com berikut ini, ya, Ma.
1. Janin berisiko terinfeksi
Risiko terbesar dari kondisi kantung ketuban pecah dini, yakni terjadinya infeksi pada janin. Kantung dan cairan ketuban berfungsi sebagai pelindung untuk mencegah bakteri dan kuman lain masuk menginfeksi janin di dalam kandungan.
Nah, dapat dibayangkan jika selaput ketuban robek dan pecah sebelum waktunya si Kecil lahir. Janin tidak terlindungi dari kuman atau bakteri.
Kondisi ini dapat menyebabkan janin jadi lebih rentan terkena penyakit selama dalam kandungan dan saat lahir nanti.
Infeksi pada selaput yang menyelimuti janin juga berisiko menimbulkan infeksi serius pada Mama dan janin, seperti pneumonia, meningitis, hingga sepsis.
Editors' Pick
2. Berisiko terjadinya persalinan prematur
Jika lahir sebelum 37 minggu, ini dianggap sebagai persalinan prematur. Bukan hanya paru-paru yang belum berkembang dengan sempurna, bayi berisiko mengalami gangguan kesehatan, terutama dengan pernapasan, pencernaan serta berpotensi mengalami infeksi lainnya.
Jika hasil pemeriksaan dokter menandakan preterm premature rupture of membrane (ketuban pecah dini kurang bulan), maka dokter perlu mempertimbangkan langkah selanjutnya. Salah satunya dengan melakukan pematangan paru janin jika kurang bulan.
Jika terjadi lebih dari 3 minggu sebelum hari persalinan, mungkin dokter akan langsung menginduksi atau melakukan persalinan caesar. Ini dilakukan untuk menghindari risiko infeksi pada bayi.
Jika kantung ketuban pecah dalam waktu 3 minggu sebelum hari perkiraan lahir (HPL), dokter akan menunggu kontraksi atau melakukan persalinan caesar. Semua yang dilakukan memang tergantung kondisi ibu hamil dan kesehatan janin di dalam kandungan.
3. Paru-paru janin belum berkembang dengan sempurna
Sebelum usia kehamilan 23 minggu, janin membutuhkan air ketuban agar paru-paru mereka dapat berkembang secara normal.
Apabila ketuban pecah sebelum waktunya, maka janin akan kehilangan air ketuban yang cukup banyak, ini dapat menghambat perkembangan paru-parunya.
Selain belum berkembang dengan sempurna, ketuban pecah dini dapat meningkatkan risiko bayi terkena penyakit paru, seperti hipoplasia paru.
Paru-paru yang belum berkembang menyebabkan bayi memiliki lebih sedikit sel paru-paru, saluran udara, dan alveoli. Oleh karena itu, setelah dilahirkan, bayi harus segera mendapatkan perawatan di NICU.
4. Kompresi tali pusar
Ketika ibu hamil mengalami kekurangan cairan ketuban ini dapat menyebabkan tali pusar tertekan oleh janin. Pada beberapa kasus, tali pusar bahkan keluar dari rahim dan turun menuju vagina.
Hal ini dapat menyebabkan cedera otak yang serius, bahkan hingga dapat berpotensi menyebabkan kematian.
Perawatan Setelah Ketuban Pecah Dini
Bayi yang lahir sebelum 37 minggu mungkin kekurangan zat surfaktan di paru-parunya karena paru-paru belum berkembang dengan sempurna. Dokter akan melakukan perawatan untuk paru-parunya.
Jika Mama persalinan prematur pada usia kandungan 24-29 minggu kehamilan, bayi akan diberikan infus magnesium. Magnesium diberikan untuk perkembangan otak bayi dan mencegah masalah seperti cerebral palsy.
Nah, itu beberapa risiko ketuban pecah dini bagi ibu hamil dan janin. Selalu patuhi jadwal pemeriksaan dokter sehingga dokter dapat melakukan tindakan bila terjadi hal yang tidak diinginkan.
Baca juga:
- Korioamnionitis, Infeksi Air Ketuban yang Perlu Diwaspadai Ibu Hamil
- Sindrom Pita Ketuban, Kondisi Langka yang Sebabkan Bayi Lahir Cacat
- Berpuasa Dapat Mengurangi Cairan Ketuban, Mitos atau Fakta?