Serviks Terbuka sebelum Waktunya, Apa Risikonya bagi Ibu Hamil?
Saat serviks terbuka, ibu hamil siap untuk melahirkan
20 Juni 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Serviks adalah leher rahim yang menghubungkan vagina dengan rahim. Sebelum hamil, serviks atau leher rahim normalnya padat, kaku, dan tertutup.
Seiring dengan berkembangnya kehamilan dan menuju persiapan kelahiran, serviks secara bertahap akan melunak dan membuka. Pada saat serviks terbuka inilah Mama sudah bisa mulai bersiap untuk melahirkan. Bukaan serviks akan memungkinkan bayi keluar untuk dilahirkan ke dunia.
Namun, bagaimana jika serviks terbuka sebelum waktunya? Perlu diketahui bahwa kondisi ini dikenal dengan istilah inkompetensi serviks.
Pada ibu hamil yang mengalami inkompetensi serviks, serviks melunak atau membuka terlalu awal. Kondisi ini berisiko menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, atau stillbirth (bayi lahir mati).
Yuk Ma, kali ini Popmama.com telah merangkum informasi mengenai gejala dan pencegahan inkompetensi serviks!
Apa Itu Inkompetensi Serviks?
Inkompetensi serviks atau insufisiensi serviks adalah kondisi ketika leher rahim (serviks) membuka terlalu awal saat sedang menjalani masa kehamilan. Pada saat serviks terbuka inilah Mama mulai bersiap untuk melahirkan.
Kondisi ini berisiko menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, atau stillbirth (bayi lahir mati).
Berat janin yang terus bertambah, sehingga akan menekan serviks. Tekanan yang semakin lama semakin besar bisa menyebabkan serviks terbuka lebih cepat. Bahkan jika belum waktunya bagi Mama untuk melahirkan. Ini menjadi penyebab rahim lemah alias inkompetensi serviks.
Editors' Pick
Siapa yang Paling Berisiko saat Kondisi Ini?
Penyebab inkompetensi serviks ini emmang belum diketahui dengan pasti. Hanya saja, ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko inkompetensi serviks pada ibu hamil antara lain:
- Pernah mengalami keguguran pada trimester kedua
- Memiliki riwayat trauma serviks, misalnya pernah dikuret karena keguguran atau aborsi
- Pernah mendapatkan hormon sintetis diethylstilbestrol (DES) sebelum hamil
- Memiliki kelainan pada rahim atau leher rahim
- Kerusakan jaringan serviks saat proses melahirkan yang sulit
- Pernah mengalami persalinan prematur secara tiba-tiba
- Pernah menjalani biopsi atau operasi pada leher rahim
- Memiliki kelainan lahir yang memengaruhi jaringan ikat tubuh, seperti sindrom Ehlers-Danlos
Gejala Inkompetensi Serviks
Inkompetensi serviks tidak selalu menimbulkan gejala, terutama saat awal masa kehamilan. Umumnya, gejala baru muncul di usia kehamilan 14–20 minggu.
Gejala inkompetensi serviks, antara lain:
- Sakit punggung yang muncul tiba-tiba
- Cairan vagina keluar lebih banyak atau lebih cair
- Panggul terasa pegal karena tekanan besar
- Sakit punggung
- Kram perut ringan
- Perubahan pada warna keputihan (bisa berwarna putih, kuning, atau kecokelatan)
- Keluar bercak darah dari vagina selama beberapa hari
Segera lakukan konsultasi dan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gejala di atas. Kondisi kesehatan ini harus segera ditangani, sehingga janin dapat diselamatkan dan tetap sehat.
Penanganan dan Pencegahan
Jika Mama mengalami gejala inkompetensi serviks dan dokter menemukan bahwa serviks sudah membuka, maka akan melakukan beberapa tindakan. Berikut penanganan yang akan dilakukan untuk mengatasi inkompetensi serviks, antara lain:
- Penjahitan leher rahim (cervical cerclage)
Hanya bisa dilakukan jika usia kehamilan masih 24 minggu atau kurang. Biasanya dilakukan jika Mama memiliki riwayat persalinan prematur dan hasil pemeriksaan menunjukkan adanya inkompetensi serviks. Jahitan leher rahim ini nantinya akan dibuka menjelang persalinan.
- Pemasangan pessary
Pessary adalah alat yang berfungsi menopang rahim agar tetap di posisinya. Pessary juga dapat mengurangi tekanan pada leher rahim.
- Suntik hormon
Jika Mama memiliki riwayat kelahiran prematur, maka dokter kemungkinan akan menyarankan suntik hormon progesteron selama trimester kedua. Tujuannya untuk menguatkan jaringan serviks dan rahim agar tidak terjadi inkompetensi serviks. Namun diskusikan dengan dokter ya, Ma. Perlu diketahui bahwa suntik hormon tidak selalu efektif terutama bagi kehamilan kembar.
- Istirahat total
Selain perawatan melalui obat dan tindakan medis, Mama juga akan diminta untuk istirahat di rumah saat hamil. Tujuannya agar ibu hamil tidak melakukan kegiatan yang memberatkan kandungan dan memengaruhi serviks. Dokter juga mungkin akan melarang Mama untuk melakukan hubungan seksual sementara waktu.
Inkompetensi serviks tidak dapat dicegah. Namun, dengan pemeriksaan rutin melalui USG atau MRI, kelainan pada rahim dapat diketahui dengan cepat. Dengan begitu, Mama bisa mendapatkan penanganan segera untuk menyelamatkan kondisi janin.
Meski tidak dapat dicegah dengan sepenuhnya, namun Mama dapat mengurangi risikonya dengan beberapa hal antara lain:
- Melakukan pemeriksaan kehamilan secara berkala
- Mengonsumsi makanan sehat bergizi seimbang
- Menghindari paparan zat kimia berbahaya, seperti rokok dan alkohol
- Selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat tertentu atau melakukan olahraga
- Mengontrol kenaikan berat badan saat hamil
Komplikasi Kesehatan Akibat Inkompetensi Serviks
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa inkompetensi serviks bisa menyebabkan persalinan prematur dan keguguran. Meski jarang, jahitan untuk menangani inkompetensi serviks juga bisa menyebabkan komplikasi, seperti:
- Perdarahan
- Robek pada rahim (ruptur uteri)
- Robek pada leher rahim
- Infeksi
Setiap ibu hamil mengharapkan kehamilan selalu dalam kondisi baik. Agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, pastikan Mama tetap rutin melakukan pemeriksaan kandungan, ya!
Baca juga:
- Korioamnionitis, Infeksi Air Ketuban yang Perlu Diwaspadai Ibu Hamil
- Omnioinfusi, Prosedur Menambah Cairan Ketuban dengan Injeksi Infus
- 4 Risiko Ketuban Pecah Dini bagi Janin, Harus Diwaspadai!