Awas, Paparan Suara Keras Bisa Berdampak Buruk bagi Kehamilan
Bisa sebabkan kelahiran prematur dan cacat pendengaran
28 Mei 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di masa kehamilan, ibu hamil pasti berusaha sebaik-baiknya menjaga kesehatan agar tidak membahayakan janin yang dikandung. Selama ini, mungkin sebagian besar ibu hamil berfokus pada asupan gizi dan istirahat yang cukup dalam menjaga kesehatan tubuh dan janinnya. Tetapi, tahukah Mama ada hal-hal di luar sana yang tanpa disadari memengaruhi kesehatan kehamilan mama? Salah satunya adalah paparan suara.
Kali ini Popmama.com merangkum dampak suara keras terhadap kesehatan kehamilan, dilansir dari Firstcry:
Kapankah Janin Bisa Mendengar di Dalam Kandungan?
Di kisaran usia kehamilan lima bulan atau 22 minggu, telinga bagian dalam atau koklea janin telah terbentuk sempurna. Inilah yang menjadi dasar mekanisme pendengaran si Kecil. Dengan terbentuknya koklea, maka janin sudah dapat mendengar apa yang Mama dengar, meskipun dalam level yang berbeda.
Di usia kehamilan ini, Mama mungkin akan mendapati janin bereaksi tatkala Mama kaget saat mendengar suara yang kencang.
Editors' Pick
Apakah Janin Terlindungi dari Suara Keras?
Telinga janin terlindungi dengan baik oleh otot perut, plasenta, dan cairan ketuban mama. Oleh karena itu, suara yang didengar janin mama mungkin teredam dan terdengar lebih lembut.
Namun, setiap kehamilan dan kondisi janin berbeda, dan tidak diketahui intensitas kebisingan seperti apa yang dapat berakibat fatal bagi telinga janin. Karenanya, lebih baik berhati-hati dan waspada terhadap suara keras.
Selain itu, suara keras dinilai tidak baik untuk ibu hamil karena dapat menyebabkan peningkatan produksi hormon stres. Hormon stres dapat memicu detak jantung mama yang berdampak tidak baik untuk sang Janin.