Ingin Tampil Langsing, Bolehkah Ibu Hamil Menurunkan Berat Badan?
Kegemukan saat hamil bisa berbahaya, tapi jangan sembarangan menurunkan berat badan
8 April 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kehamilan adalah saat yang menyenangkan bagi semua mama yang mendapatkan anugerah-Nya. Tetapi di sisi lain, kehamilan bisa berubah menjadi dilema berat badan bagi mereka yang sebelumnya sudah mengalami kelebihan berat badan. Normalnya, berat badan memang akan naik saat hamil dan hal ini tak terhindarkan.
Penelitian yang berkembang menunjukkan bahwa menurunkan berat badan selama kehamilan mungkin saja dilakukan. Bahkan bermanfaat bagi mereka yang sangat kelebihan berat badan atau obesitas (memiliki IMT di atas 30). Sebaliknya, menurunkan berat badan tidak sesuai untuk ibu hamil yang memiliki berat badan sehat sebelum hamil.
Inilah hal-hal yang perlu Mama ketahui sebelum menurunkan berat badan saat hamil, Popmama.com melansirnya dari Healthline:
Dampak Kelebihan Berat Badan terhadap Kehamilan
Memiliki berat badan berlebih dapat menyebabkan masalah selama kehamilan karena dapat menghambat proses tumbuh-kembang janin dan terutama untuk tubuh sang Mama sendiri. Dampaknya antara lain:
- Lahir prematur
- Kelahiran mati
- Persalinan caesar
- Cacat jantung pada bayi
- Diabetes gestasional pada ibu (dan diabetes tipe 2 di kemudian hari)
- Tekanan darah tinggi pada ibu
- Preeklampsia (bentuk parah dari tekanan darah tinggi yang juga dapat mempengaruhi organ lain seperti ginjal)
- Apnea tidur
- Pembekuan darah (terutama di kaki)
- Infeksi pada ibu
Jika dokter merekomendasikan Mama untuk menurunkan berat badan saat hamil, berikut ini beberapa cara yang dapat ditempuh:
Editors' Pick
1. Ketahui berapa banyak kenaikan berat badan yang sehat
Kelebihan berat badan selama kehamilan terkadang dapat mengubah fokus menjadi hanya menurunkan berat badan. Namun faktanya, berat badan mama masih akan dan harus bertambah. Bagaimana pun juga ada manusia yang bertumbuh dalam tubuh mama. Oleh karena itu penting mengetahui berapa jumlah kenaikan berat badan yang sehat.
Berikut panduan kenaikan berat badan saat kehamilan berdasarkan berat badan mama sebelum hamil, dilansir dari The National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases:
- Obesitas (BMI 30 atau lebih): 4,9 kg hingga 9,07 kg
- BMI antara 25 dan 29,9: 6,8 kg hingga 11,3 kg
- Berat normal (18,5 hingga 24,9 BMI): 11,3 kg hingga 15,8 kg
2. Memangkas kalori
Cara pertama untuk menurunkan berat badan berlebih adalah dengan mengurangi asupan kalori harian. Makan lebih banyak kalori daripada yang dibutuhkan dan dibakar tubuh adalah penyebab umum kenaikan berat badan. Faktanya, dibutuhkan defisit sekitar 3.500 kalori untuk menurunkan berat badan sebanyak 0,5 kilogram dan dibutuhkan waktu selama seminggu. Ini setara dengan memangkas sekitar 500 kalori per hari.
Di masa kehamilan, Mama perlu berkonsultasi dengan dokter kandungan dan ahli gizi sebelum memutuskan memangkas kalori. Ingatlah, ibu hamil harus makan sedikitnya 1.700 kalori per hari. Ini adalah jumlah minimum untuk memastikan Mama dan bayi dalam kandungan mendapatkan cukup energi dan nutrisi dengan baik.
3. Berolahraga
Sebagian ibu hamil takut berolahraga karena takut membahayakan bayi dalam kandungan mereka. Tetapi, selama tubuh mama dan janin dalam kandungan dinyatakan sehat, olahraga saat hamil justru disarankan lho, Ma. Meskipun beberapa latihan seperti sit up mungkin berbahaya, tetapi olahraga yang lain sangat bermanfaat untuk mengelola berat badan kehamilan yang sehat.
Dengan olahraga atau aktivitas fisik ringan dapat membantu Mama menjaga berat badan, mengurangi cacat lahir, dan bahkan meringankan beberapa rasa sakit dan nyeri yang dialami selama kehamilan.
Rekomendasi olahraga ringan untuk ibu hamil adalah 30 menit aktivitas per hari. Jika ini terlalu banyak bagi Mama untuk memulai, pertimbangkan untuk membagi 30 menit menjadi beberapa periode waktu yang lebih pendek sepanjang hari.
4. Menangani masalah berat badan sejak sebelum kehamilan
Berat badan saat hamil memang pasti akan bertambah. Sebagian besar kenaikan berat badan terjadi pada trimester kedua dan ketiga. Bayi tumbuh pesat selama dua bulan terakhir kehamilan dan kenaikan berat badan terkait bayi dan elemen pendukungnya, seperti plasenta, tidak dapat dikontrol. Jadi, yang terbaik dilakukan adalah mengatasi masalah berat badan di awal kehamilan.
Para peneliti menemukan bahwa ibu hamil yang melakukan program untuk mengatasi berat badan berlebih, antara minggu ke 7 dan 21 kehamilan cenderung tidak mengalami kenaikan berat badan selama trimester ketiga.
Ini hanyalah salah satu contoh bagaimana perencanaan awal kehamilan membantu mencegah penambahan berat badan berlebih. Jika Mama ingin menurunkan berat badan, atau mengontrol jumlah berat badan yang diperoleh secara keseluruhan selama kehamilan, pastikan dokter membantu Mama membuat rencana sejak dini. Dokter juga dapat merujuk Mama ke ahli gizi dan diet untuk mendapatkan lebih banyak nasihat dan metode perencanaan makan.
Bagi kebanyakan ibu hamil, pengelolaan berat badan lebih aman dilakukan ketimbang penurunan berat badan yang signifikan. Terlepas dari manfaat memiliki BMI yang lebih rendah selama kehamilan, menurunkan berat badan tidak nyatanya tidak selalu sesuai untuk semua orang.
Penting untuk memerhatikan asupan kalori dan berolahraga selama kehamilan. Tetapi melakukannya secara berlebihan dapat berpotensi membahayakan bayi yang dikandung. Inilah sebabnya mengapa kebanyakan dokter tidak merekomendasikan penurunan berat badan selama kehamilan, kecuali jika Mama mengalami kelebihan berat badan secara signifikan.
Itulah informasi mengenai penurunan berat badan saat hamil. Diskusikan pertanyaan atau masalah apa pun yang Mama miliki dengan dokter.
Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga:
- 5 Komplikasi Buruk Akibat Berat Badan Naik Secara Drastis saat Hamil
- Berat Badan Ibu Hamil Turun saat Bobot Janin Naik, Kenapa Ya?
- Berapa Kenaikan Ideal Berat Badan Saat Hamil?