Kehamilan Ektopik: Gejala, Penyebab, dan Penanganannya
Kehamilan ektopik dikenal sebagai kehamilan yang terjadi di luar kandungan
28 Juli 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pernahkah Mama mendengar istilah kehamilan ektopik? Ya, kehamilan ektopik merupakan kondisi ketika sel telur tidak tumbuh di dalam rahim atau bisa disebut sebagai kehamilan di luar kandungan.
Dalam kehamilan normal, sel telur yang telah dibuahi akan bergerak menuju rahim dan kemudian berkembang di dalam rahim. Namun pada kasus kehamilan ektopik ini sel telur justru bergerak dan tumbuh di organ lain.
Pada kebanyakan kasus kehamilan ektopik, organ yang sering menjadi tempat berkembangnya sel telur adalah di tuba falopi, indung telur, leher rahim (serviks), dan rongga perut.
Untuk lebih lengkapnya, berikut Popmama.comtelah rangkum dari berbagai sumber mengenai kehamilan ektopik,mulai dari gejala, penyebab, hingga penanganannya.
Mengenal Apa Itu Kehamilan Ektopik
Dikutip dari WebMD, kehamilan ektopik merupakan kondisi ketika sel telur yang telah dibuahi tumbuh di luar rahim. Pada kebanyakan kasus kehamilan ektopik, biasanya sel telur akan tumbuh di tuba falopi, indung telur, leher rahim (serviks), dan rongga perut.
Apabila tidak ditangani dengan segera, kehamilan ektopik ini bisa membahayakan ibu hamil. Hal yang bisa terjadi adalah seperti perdarahan berat bahkan kematian.
Selain itu, perlu diketahui bahwa saat kehamilan ektopik, bayi tidak akan bisa bertahan hidup. Ini disebabkan karena bayi tidak bisa mendapatkan suplai darah dan makanan yang dibutuhkan untuk tumbuh. Sehingga dapat dikatakan bahwa kehamilan ektopik akan selalu berujung pada keguguran.
Gejala Kehamilan Ektopik
Perempuan yang mengalami kehamilan ektopik awalnya akan mengalami gejala kehamilan seperti pada umumnya seperti mual, menstruasi berhenti, dan perut membesar. Namun setelah beberapa waktu, penderitanya akan mengalami gejala yang tidak biasa.
Berikut merupakan gejala umum yang ditunjukkan oleh kehamilan ektopik:
- Nyeri perut dan panggul yang hebat
- Nyeri pada bagian rektum (bagian akhir dari usus besar)
- Perdarahan berat
- Pusing dan pingsan
Jika ibu hamil mengalami gejala-gejala di atas, ada baiknya segera periksakan diri ke dokter agar bisa segara dilakukan pemeriksaan.
Editors' Pick
Penyebab Seseorang Mengalami Kehamilan Ektopik
Penyebab mengapa seseorang mengalami kehamilan ektopik bisa disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya:
- Adanya infeksi atau kerusakan pada tuba falopi yang menyebabkan jalan sel telur menuju rahim terhalang
- Kelainan bawaan lahir
- Gangguan keseimbangan hormon
- Perkembangan organ reproduksi yang tidak normal
- Ada kondisi medis yang memengaruhi bentuk dan kondisi saluran tuba dan organ reproduksi
Faktor Risiko Seseorang Mengalami Kehamilan Ektopik
Semua perempuan yang aktif secara seksual berisiko mengalami kehamilan ektopik. Namun risiko seseorang dapat mengalami kehamilan ektopik dapat meningkat karena faktor berikut:
- Saat hamil, usia sudah lebih dari 35 tahun
- Memiliki riwayat penyakit radang panggul
- Memiliki riwayat penyakit endometriosis (tumbuhnya jaringan endometrium di luar rahim)
- Memiliki riwayat penyakit seksual seperti gonore dan klamidia
- Ada riwayat operasi seperti aborsi, sterilisasi, dan operasi di area panggul atau perut
- Penggunaan alat kontrasepsi spiral (IUD)
- Memiliki kelainan struktural pada saluran tuba
- Kebiasaan merokok
Apakah Kehamilan Ektopik Bisa Dicegah?
Seorang perempuan bisa mengurangi risiko kehamilan ektopik melalui pemeliharaan kesehatan reproduksi yang baik.
Hindari melakukan hubungan seksual dengan orang yang berbeda untuk mengurangi risiko penyakit menular seksual dan peradangan pada saluran tuba.
Selain itu, langkah yang bisa diambil untuk mengurangi risiko kehamilan ektopik adalah dengan berhenti merokok dan rutin memeriksakan diri ke dokter.
Penanganan Apa yang Dilakukan untuk Mengobati Kehamilan Ektopik?
Penanganan yang dilakukan untuk mengobati kehamilan ektopik bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu:
- Suntik Methotrexate
Methotrexate merupakan obat untuk menghentikan sel telur yang telah dibuahi agar tidak tumbuh. Jika obat ini bekerja efektif, obat tersebut akan menimbulkan gejala yang mirip dengan keguguran seperti kram dan perdarahan.
Perlu diketahui bahwa methotrexate tidak membawa risiko kerusakan tuba fallopi, namun suntik obat ini bisa membuat seorang perempuan tidak bisa hamil selama beberapa bulan.
Setelah melakukan suntik methotrexate, biasanya tidak lagi diperlukan operasi lebih lanjut.
- Operasi
Apabila tuba falopi mengalami kerusakan, umumnya dokter akan melakukan pengangkatan salah satu atau kedua tuba falopi yang rusak.
Namun, jika kerusakannya masih bisa untuk diperbaiki, dokter hanya akan memperbaiki tuba falopi tersebut tanpa haris diangkat. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan peluang hamil di kemudian hari.
Apakah Penderita Kehamilan Ektopik Bisa Hamil Kembali?
Apakah seseorang yang mengalami kehamilan ektopik bisa hamil kembali? Jawabannya adalah iya, bisa! Seseorang yang mengalami kehamilan ektopik bisa mencoba kembali untuk hamil jika kondisi tubuh sudah kembali pulih setelah melakukan pengobatan.
Umumnya, butuh tiga bulan setelah pengobatan untuk bisa kembali menjalani program hamil. Jadi untuk Mama yang mengalami kehamilan ektopik jangan berkecil hati, ya, karena masih ada kesempatan untuk bisa hamil kembali.
Nah itu tadi mengenai kehamilan ektopik, mulai dari gejala, penyebab, hingga penanganannya. Semoga bermanfaat!
Baca juga:
- 7 Kondisi Kehamilan yang Diturunkan Secara Genetik
- Apakah Perempuan dengan Endometriosis Bisa Hamil?
- Jenis Tes Kesuburan yang Perlu Kamu Tahu sebelum Program Hamil