6 Arti Warna Cairan Vagina Pada Ibu Hamil dan Bahaya-bahayanya
Ada beberapa jenis cairan vagina yang berbahaya dan perlu diperiksa lebih lanjut
27 September 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat hamil, perhatikan jenis-jenis cairan yang bisa keluar dari vagina, Ma. Beberapa jenis cairan yang keluar seringkali bervariasi pada warna, tekstur, dan volume.
Meski beberapa perubahan warna bisa dianggap normal, tetapi yang lain mungkin saja mengindikasikan infeksi atau masalah medis lain.
Untuk jenis cairan vagina yang normal, biasanya lebih sering dikenal sebagai leukorrhea. Jenis cairan vagina ini berwarna bening dan tidak berbau. Volumenya bisa meningkat sepanjang kehamilan untuk mengurangi risiko infeksi vagina dan rahim.
Nah, beda warna bisa jadi beda pula artinya bagi kesehatan kehamilan, Ma. Dilansir Medical News Today, berikut Popmama.com rangkum berbagai jenis warna cairan vagina yang bisa keluar pada ibu hamil dan risiko-risikonya:
1. Cairan berwarna bening
Cairan vagina dengan warna seperti ini disebut sebagai leukorrhea, yang biasanya dianggap sebagai cairan vagina normal dan sehat. Terutama jika tidak berbau.
Namun, setiap perubahan dalam kuantitas atau konsistensi dapat menjadi pertanda adanya masalah kesehatan.
Seorang ibu hamil yang belum cukup waktu untuk melahirkan harus cek ke dokter jika mengalami kelebihan cairan vagina, terutama terjadi terus-menerus atau teksturnya menebal seperti jeli. Perubahan ini mungkin menjadi tanda awal persalinan prematur.
2. Cairan berwarna putih kental
Jika cairan vagina yang keluar berwarna putih kental, bisa jadi ini adalah karena adanya infeksi jamur. Ini merupakan kondisi yang rentan dialami oleh ibu hamil. Gejala infeksi jamur yang perlu diwaspadai ibu hamil selain keluar cairan putih yakni rasa gatal di vagina, muncul sensasi terbakar dan nyeri saat buang air kecil.
Editors' Pick
3. Cairan berwarna hijau atau kuning
Cairan vagina yang muncul berwarna hijau atau kuning perlu diwaspadai, Ma. Terutama karena bisa saja menjadi tanda dari infeksi menular seksual (IMS), seperti klamidia atau trikomoniasis.
Gejala lain yang mungkin muncul sebagai tanda penyakit tersebut misalnya kemerahan atau iritasi pada organ intim. Perlu dicatat bahwa beberapa jenis IMS terkadang tidak menimbulkan gejala.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), IMS dapat menyebabkan komplikasi selama kehamilan yang dapat memengaruhi tubuh Mama serta si Kecil. Komplikasi ini kadang-kadang tidak muncul sampai bertahun-tahun setelah persalinan, tetapi diam-diam dapat memengaruhi sistem saraf dan perkembangan anak, risiko infertilitas pada perempuan.
4. Cairan berwarna abu-abu
Cairan vagina yang berwarna abu-abu juga dapat mengindikasikan infeksi vagina yang disebut sebagai bacterial vaginosis (BV). Hal ini terutama jika keluarnya cairan vagina tersebut juga dibarengi dengan muncul bau tidak sedap.
BV adalah kondisi yang mungkin terjadi akibat ketidakseimbangan bakteri di vagina. Salah satu pemicunya adalah terlalu sering membersihkan vagina dengan sabun, sehingga bakteri baik di vagina pun jadi ikut hilang.
5. Cairan berwarna merah muda
Cairan vagina berwarna merah muda bisa menjadi normal atapun sebaliknya. Kondisi ini bisa terjadi pada awal kehamilan atau justru di minggu-minggu terakhir saat tubuh Mama bersiap untuk persalinan.
Yang perlu diperhatikan, pengeluaran cairan berwarna merah muda juga dapat terjadi sebagai tanda awal keguguran atau kehamilan ektopik.
Penyebab lain munculnya bercak berwarna merah muda selama kehamilan juga termasuk karena infeksi vagina.
6. Cairan berwarna merah
Keluarnya cairan vagina berwarna merah selama kehamilan umumnya membutuhkan perhatian segera dari dokter, terutama jika volumenya berat, mengandung gumpalan, atau terjadi bersamaan dengan kram dan nyeri perut. Gejala-gejala ini bisa menjadi pertanda keguguran atau kehamilan ektopik.
Penyebab lain dari keluarnya cairan merah dari vagina, terutama selama trimester pertama, juga bisa disebabkan oleh infeksi.
Sementara itu, keluar cairan merah dari vagina pada trimester akhir kehamilan dapat mengindikasikan potensi masalah serius seperti persalinan prematur, yang tentunya membutuhkan tindakan medis segera.
Mengatasi keputihan berlebihan saat hamil
Peningkatan volume cairan vagina yang tidak berbau atau berbau ringan selama kehamilan adalah normal. Tetapi jika ada perubahan warna dan bau, bisa jadi ini adalah tanda infeksi.
Untuk mengatasi masalah ini, dokter bisa memberikan resep antibiotik jika memang benar-benar dibutuhkan. Selain itu, Mama juga bisa menjaga kesehatan vagina selama kehamilan dengan melakukan hal-hal berikut ini:
- Menghindari penggunaan douching berlebihan
- Menyeka vagina dari arah depan ke belakang setelah buang air kecil
- Keringkan vagina sampai benar-benar bersih setelah mandi atau buang air kecil
- Gunakan pakaian dalam yang bahannya menyerap keringat
- Hindari penggunaan celana jeans ketat karena dapat meningkatkan risiko infeksi
- Utamakan konsumsi makanan sehat dan hindari terlalu banyak gula, karena berpotensi dapat menyebabkan infeksi jamur
Demikian informasi penting tentang jenis-jenis cairan vagina selama kehamilan yang perlu diperhatikan Mama. Jangan ragu segera cek ke dokter jika menemukan cairan vagina tidak normal, ya.