Hal Penting yang Wajib Diketahui soal Hipertensi saat Hamil
Jangan anggap remeh saat tekanan darah naik ketika hamil!
10 Mei 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hipertensi alias tekanan darah tinggi sering dianggap sebagai hal yang biasa saja. Namun nyatanya, jika diabaikan kondisi ini juga bisa berbahaya, lho.
Tak cuma satu jenis, ada beberapa jenis kondisi tekanan darah tinggi yang bisa dialami oleh ibu hamil. Perawatan yang tepat saat Mama mengalami tekanan darah tinggi juga penting agar kondisi kehamilan tidak terganggu.
Berikut rangkuman Popmama.com soal hipertensi pada ibu hamil yang penting untuk Mama ketahui:
1. Jenis-jenis hipertensi
Beberapa jenis kondisi hipertensi yang perlu Mama ketahui ada tiga, yakni hipertensi kronis, hipertensi gestasional, dan preeklampsia.
Hipertensi kronis yakni suatu kondisi di mana tekanan darah berada dalam tingkat cukup tinggi, yaitu di atas 140/90, dimulai dari sebelum kehamilan atau pada awal kehamilan.
Kondisi ini biasanya juga akan berlanjut sampai nanti setelah persalinan.
Hipertensi gestasional adalah masalah tekanan darah tinggi yang berkembang setelah usia kehamilan mencapai 20 minggu. Yang berbeda, pada hipertensi gestasional biasanya nanti akan hilang dengan sendirinya setelah melahirkan.
Sementara itu, preeklampsia adalah kondisi tekanan darah tinggi yang berlanjut setelah usia kehamilan mama di atas 20 minggu.
Gejalanya termasuk tekanan darah yang sangat tinggi dan ada protein dalam urine. Jika didiamkan, kondisi ini juga dapat menyebabkan komplikasi serius bagi Mama dan juga si Kecil jika tidak diatasi dengan tepat.
Editors' Pick
2. Faktor risiko hipertensi pada kehamilan
Ada beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko terjadinya tekanan darah tinggi pada ibu hamil. Beberapa di antaranya yakni kehamilan kali pertama dan yang punya riwayat keluarga dengan hipertensi.
Kehamilan kembar juga bisa menjadi salah satu faktor risiko hipertensi pada ibu hamil. Begitu juga saat usia Mama lebih muda dari 20 tahun atau lebih tua dari 40 tahun saat hamil.
Yang paling memungkinkan, yaitu ketika Mama sudah punya riwayat tekanan darah tinggi atau penyakit ginjal sebelum kehamilan.