Bolehkah Ibu Hamil Kerokan? Ini Efek dan Penggantinya!
Mengatasi rasa mual dengan kerokan sebaiknya diperhatikan ibu hamil
14 Februari 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sampai saat ini, metode kerokan masih banyak digunakan untuk menyembuhkan masalah pada tubuh yang dikenal sebagai masuk angin. Bahkan pada ibu hamil, kebiasaan kerokan juga masih sering dilakukan.
Padahal kenyataannya, dalam dunia medis istilah masuk angin tidak ada lho, Ma. Masuk angin sering diartikan sebagai masalah dengan gejala mual, badan terasa tidak nyaman, lemas, hingga rasa ingin muntah terus-menerus.
Kondisi ini disebut juga sebagai dispepsia atau mirip juga dengan mag. Ini merupakan adanya rasa tidak nyaman atau nyeri di saluran pencernaan bagian atas. Termasuk di antaranya perut, kerongkongan dan usus.
Gejala dari dispepsia seperti kembung, mual dan terus-menerus bersendawa. Oleh sebab itu, kondisi ini populer dengan sebutan ‘masuk angin’.
Bolehkah ibu hamil kerokan? Meski kerokan diklaim bisa menyembuhkan masuk angin dan membuat tubuh terasa lebih nyaman, namun sebaiknya hal ini tidak dilakukan pada ibu hamil, terutama di trimester pertama dan kedua.
Ada beberapa risiko yang bisa dialami oleh ibu hamil, terutama jika kehamilannya termasuk sensitif, Ma. Apa saja ya efek buruk dan risiko dari kerokan pada ibu hamil? Berikut informasinya dari Popmama.com:
1. Memudahkan kuman masuk dan memicu infeksi
Disampaikan oleh dokter spesialis kebidanan dan kandungan RSIA Bunda Menteng Jakarta, dr Sita Ayu Arumi, SpOG, kerokan sebaiknya dihindari dan tidak dilakukan oleh ibu hamil.
Kepada Popmama.com, dr Sita menjelaskan bahwa kerokan menimbulkan luka di kulit. Nah, luka ini kemudian bisa memudahkan kuman masuk sehingga ibu hamil rentan mengalami infeksi.
Ya, saat kerokan pori-pori kulit akan terbuka selama beberapa saat. Di saat inilah kemudian bakteri dan virus dapat masuk dengan mudah ke dalam tubuh ibu hamil.
Semakin sering ibu hamil kerokan, maka semakin besar pula risikonya untuk terpapar bakteri dan virus. Infeksi yang terjadi pun nantinya bisa mengganggu kesehatan janin di dalam kandungan.
Editors' Pick
2. Meningkatkan risiko inflamasi
Pada dasarnya, kerokan juga memicu terjadinya inflamasi atau radang pada permukaan kulit. Ini yang kemudian membuat bekas kerokan menjadi tampak merah atau kadang berwarna lebih gelap.
Kondisi ini terjadi karena pembuluh darah di bagian bawah permukaan kulit melebar, dan diharapkan aliran darah akan menjadi lebih lancar.
Pada ibu hamil, inflamasi atau radang yang terjadi ini juga berisiko menimbulkan reaksi tubuh yang membuat suhu badan Mama menjadi naik.
Inflamasi yang berlebihan dan terus-terusan juga berisiko memecahkan pembuluh darah kapiler ibu hamil. Oleh sebab itu, sebaiknya ibu hamil tidak kerokan dulu, ya.