Selama kehamilan, ibu hamil tentu ingin kondisi kesehatan tubuh dan janinnya baik-baik saja. Dengan demikian, proses persalinan nanti bisa berjalan dengan lancar.
Namun demikian, tetap ada masalah kesehatan yang bisa terjadi selama hamil. Terutama yang berkaitan dengan plasenta. Salah satunya adalah plasenta previa.
Plasenta previa adalah suatu kondisi ketika sebagian atau seluruh plasenta berada di bawah, alias menutupi jalan lahir.
Apabila terdiagnosis dengan plasenta previa, biasanya salah satu gejalanya adalah perdarahan terutama di tiga bulan terakhir kehamilan.
Nah, apa yang bisa dilakukan agar perdarahan tidak menjadi semakin parah dan agar plasenta naik ke atas?
Berikut Popmama.com rangkum informasi cara agar plasenta naik ke atas untuk mencegah plasenta previa:
1. Batasi aktivitas sehari-hari
Pixabay/Wokandpix
Saat telah didiagnosis mengalami plasenta previa dan sering mengalami perdarahan, ada baiknya Mama membatasi aktivitas sehari-hari dan memperbanyak istirahat.
Jika perlu, lakukan bedrest alias istirahat total di atas tempat tidur, agar rahim selalu dalam kondisi rileks.
Tujuan membatasi aktivitas dan istirahat ini adalah untuk membantu mencegah proses pelepasan plasenta sebelum waktunya. Hal ini juga penting untuk mencegah perdarahan terjadi semakin parah.
Banyak bergerak atau kerja terlalu keras saat didiagnosis plasenta previa bisa membuat plasenta semakin turun ke bawah. Termasuk dengan berjalan terlalu lama atau dengan mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
2. Makan makanan bergizi
Pixabay/Stevepb
Terdiagnosis dengan plasenta previa alias plasenta turun di bawah, membuat Mama jadi lebih rentan mengalami penurunan kadar hemoglobin. Ini dikarenakan oleh perdarahan sedikit demi sedikit yang Mama alami.
Supaya kondisi ini tidak semakin parah dan memperburuk kondisi kehamilan mama, jangan lupa untuk makan makanan bergizi. Dengan begitu, plasenta selalu dalam kondisi sehat.
Pilih asupan bergizi misalnya sayuran berdaun hijau seperti bayam, kangkung, dan katuk. Konsumsi juga lauk-pauk sumber protein seperti telur, ikan, daging, tahu, dan tempe. Camilan berupa buah-buahan segar juga bisa menjadi pilihan mama.
Jika perlu, minum susu secara teratur juga untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi harian mama, ya.
Editors' Pick
3. Hindari aktivitas seksual
Pexels/Rawpixel.com
Setelah terdiagnosis dengan plasenta previa, terutama di trimester ketiga, mintalah pendapat dokter tentang boleh atau tidaknya Mama melakukan hubungan seks.
Biasanya dokter akan mempertimbangkan terlebih dahulu kondisi janin dan plasenta.
Namun pada umumnya, ibu hamil dengan plasenta previa sebaiknya tidak dulu melakukan hubungan seks karena bisa memicu perdarahan. Terlebih jika perdarahan sudah terjadi, penetrasi justru bisa memperparah perdarahan dan mengancam jiwa.
Oleh sebab itu, saat terdiagnosis plasenta previa periksakan secara menyeluruh di mana posisi plasenta sebenarnya. Apakah benar-benar menutupi jalan lahir atau tidak?
Komunikasikan dengan Papa agar dipahami mengapa aktivitas seksual sebaiknya tidak dulu dilakukan.
4. Konsultasikan cara persalinan terbaik dengan dokter
Pixabay/MedicalPrudens
Jangan memaksakan diri hendak melakukan persalinan normal jika didiagnosis dengan plasenta previa, Ma. Terlebih jika berdasarkan hasil pemeriksaan, posisi plasenta mama menutupi seluruh jalan lahir.
Berdasarkan posisinya, plasenta previa terbagi menjadi dua yakni minor dan mayor. Pada plasenta previa minor, hanya sebagian plasenta yang berada di bawah rahim. Sementara itu, plasenta previa mayor, posisi plasenta benar-benar menutupi jalan lahir.
Pada plasenta previa minor, umumnya Mama masih bisa melahirkan secara normal. Namun semua bergantung pada hasil pemeriksaan menyeluruh yang dilakukan oleh dokter.
Konsultasikan cara persalinan terbaik yang bisa Mama lakukan dengan dokter . Jika terlalu banyak risiko yang bisa terjadi saat Mama melakukan persalinan normal, tak ada salahnya untuk melakukan persalinan melalui operasi caesar. Semua demi keselamatan mama dan janin.
5. Jangan lakukan olahraga berlebihan
Pexels/Jessica Monte
Olahraga memang baik untuk dilakukan ibu hamil di trimester ketiga, karena bisa membantu melenturkan otot-otot tubuh jelang persalinan. Namun aktivitas ini sebaiknya dihindari dulu saat Mama didiagnosis dengan plasenta previa.
Rangsangan atau gerakan berlebihan saat hamil, terutama di area tubuh bagian bawah, dapat membuat risiko perdarahan menjadi semakin tinggi.
Seperti disebutkan sebelumnya, supaya plasenta tidak semakin turun dan menyebabkan perdarahan, sebaiknya Mama memilih untuk banyak istirahat.
Jadi jika biasanya Mama rutin olahraga setiap hari, hentikan dulu kebiasaan ini ketika perdarahan sudah mulai terjadi. Ini supaya perdarahan tidak semakin parah.
Pada intinya, plasenta previa alias plasenta yang turun ke bawah apabila sudah menutup sebagian atau seluruhnya tidak bisa langsung naik ke atas kembali, Ma. Apa yang bisa Mama lakukan di tahap ini adalah mencegah agar risiko perdarahan menjadi semakin kecil. Jangan lupa tetap konsultasi ke dokter ya, Ma.
6. Melakukan senam pernapasan secara rutin
Freepik/User18526052
Salah satu cara lain yang bisa Mama coba lakukan agar plasenta naik ke atas adalah dengan melakukan senam pernapasan secara rutin.
Menurut bidan Ningsih R. Usman, AM.Keb, posisi senam yang dimaksud adalah ibu hamil duduk bersila, kemudian badan dibungkukkan ke depan semampunya saja.
Selain itu, Mama juga bisa melakukan posisi seperti sedang bersujud, dada menempel sebisanya pada alas, kemudian posisikan wajah menghadap ke samping rata dengan alas.
Selama melakukan posisi tersebut, atur napas secara perlahan dan teratur. Upayakan sesekali untuk mendorong bokong ke arah atas dalam keadaan masih posisi sujud.
Tak cuma membantu mengarahkan plasenta, melakukan posisi ini secara rutin juga melancarkan aliran darah dari tubuh mama ke janin.
Itulah beberapa cara yang bisa Mama lakukan agar plasenta naik ke atas untuk mencegah plasenta previa. Semoga informasi ini bermanfaat.