5 Cara Mengatasi Posisi Bayi Melintang Jelang Persalinan
Selalu konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui posisi bayi secara tepat
18 November 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hamil dengan posisi bayi melintang atau sungsang (breech position) terjadi ketika kaki si Kecil berada di bawah dekat jalan lahir dan kepala di atas. Posisi ini berkebalikan dengan posisi lahir pada umumnya, yakni kepala berada di jalan lahir.
Dikutip dari Healthline, jelang persalinan pada umumnya bayi akan secara otomatis mengambil posisi di mana kepalanya berada di bawah alias dekat jalan lahir. Posisi bayi melintang atau sungsang pun menjadi salah satu hambatan persalinan normal, baik bagi Mama maupun bayi si Kecil.
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan bayi berada dalam posisi melintang.
Beberapa di antaranya seperti hamil dengan janin kembar, punya riwayat hamil dengan persalinan prematur, terdapat terlalu banyak atau terlalu sedikit cairan ketuban, serta memiliki rahim dengan bentuk tidak normal.
Bagaimana cara mengatasi posisi bayi melintang jelang persalinan, ya? Berikut informasi yang berhasil Popmama.com rangkum dari berbagai sumber.
1. Teknik external cephalic version (ECV)
Teknik external cephalic version atau ECV hanya boleh dilakukan oleh dokter spesialis yang memang berpengalaman. Oleh sebab itu, teknik ini pun umumnya dilakukan di rumah sakit atau klinik yang memiliki fasilitas lengkap, termasuk ultrasound.
Pada teknik ECV, dokter akan menggunakan tangannya untuk mengubah posisi bayi dengan mendorong perut Mama dengan ekstra hati-hati. Tindakan ini dilakukan supaya posisi bayi yang melintang bisa berubah menjadi posisi normal yang seharusnya.
Dikutip dari Today’s Parent, teknik ECV biasanya paling baik dilakukan pada usia kehamilan antara 35-38 minggu. Tanda-tanda vital bayi akan dipantau secara ketat, baik sebelum maupun sesudah prosedur.
Menurut literatur medis, teknik ECV memiliki tingkat keberhasilan sekitar 40-70 persen. Prosedur ini hanya memakan waktu beberapa menit saja, walaupun mungkin akan terasa tidak nyaman bagi Mama.
Editors' Pick
2. Melakukan posisi forward-leaning inversion
Posisi forward-leaning inversion dilakukan dengan posisi mirip seperti bersujud, di mana Mama bertumpu dengan telapak tangan dan lutut, baik di kasur maupun di lantai yang beralas.
Saat posisi tersebut Mama merasa sudah nyaman dan seimbang, secara perlahan ganti tumpuan dari telapak tangan ke siku, sehingga posisi kepala menjadi lebih dekat dengan lantai daripada sebelumnya. Lakukan selama 30-45 detik, minimal 3-5 kali dalam sehari.
Dengan melakukan posisi forward-leaning inversion, diharapkan ada ruang lebih pada rahim bagian bawah supaya kepala bayi bisa bergerak turun. Posisi tersebut juga membantu merelaksasikan otot-otot panggul dan tarikan gravitasi di dalam rahim.