Stres bisa dialami oleh siapa saja, termasuk ibu hamil. Tapi tahukah Mama bahwa efek buruk stres juga bisa memengaruhi tumbuh kembang janin?
Ya, jika stres yang dialami oleh ibu hamil tidak terkendali, efeknya bisa memengaruhi kesehatan mama dan janin. Oleh sebab itu, penting bagi Mama untuk berada di lingkungan yang positif agar terhindari dari risiko stres. Komunikasikan pada Papa atau keluarga lainnya jika Mama mengalami masalah.
Memendam sendiri permasalahan yang ada bisa meningkatkan risiko stres, yang bahkan bisa berujung pada depresi, Ma.
Nah, apa saja efek buruk dari stres berkelanjutan terhadap janin dalam kandungan?
Stres pada dasarnya pasti akan memengaruhi tubuh, termasuk pada tubuh ibu hamil. Saat stres, terjadi perubahan biologis dalam tubuh.
Salah satunya berakibat pada peningkatan hormon stres, yang kemudian berpengaruh pada menurunnya sistem kekebalan tubuh.
Saat sistem imun mulai menurun, segala macam pemicu infeksi termasuk bakteri, virus dan kuman akan lebih mudah masuk dan menyerang tubuh.
Ya, tekanan psikologis tak sekadar mengganggu mental, tapi juga fisik seseorang, Ma. Jadi, yuk mulai cari cara untuk bantu redakan stres agar tak mengganggu kehamilan.
2. Menghambat perkembangan otak
Freepik
Pada trimester pertama, pertumbuhan dan perkembangan otak janin sedang berkembang pesat. Apabila pada waktu ini Mama justru sering stres, proses ini pun akan terhambat.
Akibatnya, kondisi ini diyakini kelak juga akan memengaruhi perilaku sang anak hingga masa dewasanya.
Intinya, apabila Mama sering stres berkelanjutan saat hamil, si Kecil nantinya berisiko lebih tinggi untuk mengalami masalah perilaku dan mudah stres juga, Ma.
Meski penelitian soal kaitan ini masih sedikit, namun Mama perlu mewaspadainya dan menjadikannya alasan untuk menghindari stres saat hamil.
Editors' Pick
3. Kelahiran prematur
Pixabay/Sasint
Penelitian terkait stres dan kelahiran prematur baru-baru ini menemukan adanya kaitan signifikan antara kedua hal tersebut.
Perempuan yang mengalami stres tingkat tinggi saat hamil cenderung lebih berisiko untuk mengalami kelahiran prematur. Padahal, kelahiran prematur merupakan salah satu faktor risiko dari komplikasi persalinan.
Termasuk di antaranya penyakit paru-paru pada bayi, masalah pernapasan, cerebral palsy, keterlambatan perkembangan, dan bahkan kematian bayi.
Beberapa penelitian lain juga menunjukkan bahwa bayi yang terkena dampak stres ibu selama masa kehamilan lebih berisiko mengalami masalah kesehatan tertentu saat dewasa. Termasuk di antaranya diabetes dan tekanan darah tinggi.
4. Bayi berat lahir rendah
Pixabay/Sanjasy
Saat Mama sering mengalami stres selagi hamil, salah satu risiko yang mungkin dialami janin adalah berat lahirnya yang rendah.
Hormon terkait stres seperti epinefrin, norepinefrin, dan kortisol dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit. Nah, kondisi ini berdampak pada menurunnya aliran darah ke tali pusat.
Akibatnya, janin pun jadi kesulitan untuk mendapatkan pasokan nutrisi yang dibutuhkan.
5. Risiko preeklampsia
Pexels/Pixabay
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh University College Cork, Irlandia, ditemukan bahwa preeklampsia lebih banyak dialami oleh ibu hamil yang bekerja, dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja.
Meski tidak memiliki kaitan secara langsung, peneliti menyebutkan bahwa stres dan tekanan pada pekerjaan bisa memberikan dampak negatif pada tekanan darah ibu hamil.
Salah satu efek yang bisa timbul akibat preeklampsia adalah kejang dan perdarahan saat persalinan yang juga bisa membahayakan bayi. Preeklampsia merupakan masalah kehamilan serius yang berkaitan dengan tekanan darah tinggi.
Beberapa tandanya adalah seperti pembengkakan, sakit kepala, penglihatan kabur, dan terlalu banyak protein dalam urine.
6. Menurunkan IQ janin
Pexels/Rene Asmussen
Agar pertumbuhan dan perkembangan otak janin dalam kandungan bisa optimal, upayakan untuk menjauhi stres saat hamil ya, Ma.
Sebuah penelitian yang mengukur IQ lebih dari 100 balita dan bayi menemukan bahwa saat ibu hamil stres, mereka cenderung memiliki anak yang skor IQ-nya lebih rendah, jika dibandingkan dengan ibu hamil yang tingkat stresnya di bawah batas normal.
Selain masalah pada IQ, anak-anak dari ibu yang stres saat hamil juga mengalami gangguan perilaku dan kecemasan berlebihan.
Oleh sebab itu, jika memiliki masalah saat hamil jangan lupa untuk selalu berbagi dengan Papa atau anggota keluarga lain ya, Ma.
Jika perlu, mintalah bantuan konseling agar tidak berlanjut semakin parah. Ini semua demi kesehatan, pertumbuhan serta perkembangan buah hati juga, kok.
Nah, itulah informasi mengenai dampak stres pada kesehatan janin. Semoga informasi ini bisa menjadi motivasi bagi Mama untuk menjauhi stres, ya.