Setiap ibu hamil pasti kenal dengan stretch mark. Ini merupakan salah satu ‘tanda’ yang kerap muncul pada bagian tubuh tertentu Mama saat hamil, terutama perut. Faktanya, sekitar 70 hingga 90 persen ibu hamil memiliki stretch mark di tubuhnya.
Stretch mark dengan bentuk garis-garis vertikal di sekitar perut yang membesar. Warnanya pun beraneka macam, ada yang merah jambu, merah atau bahkan ungu. Saat stretch mark muncul, biasanya akan dibarengi dengan adanya rasa gatal dan tak nyaman di kulit.
Nanti seiring berkembangnya waktu, garis merah tersebut akan memudar menjadi putih dan menyerupai bekas luka. Meski tak berbahaya, sebagian Mama bisa jadi tak percaya diri dengan adanya stretch mark tersebut.
Tak selalu menyebalkan lho, berikut informasi soal fakta-fakta stretch mark yang perlu Mama ketahui:
1. Proses terjadinya stretch mark
Freepik/Dashu83
Kulit Mama terbagi menjadi tiga tingkat: epidermis (lapisan terluar), dermis dan subkutis (lapisan terdalam). Stretch mark disebabkan oleh adanya renggangan pada kulit bagian dermis.
Selama kehamilan, kulit Mama akan kencang terutama saat rahim membesar guna memberi ruang tinggal bagi bayi. Hal ini berdampak pada elastisitas dermis, yang kemudian menjadi renggang sebagai proses adaptasinya. Saat ini terjadi, Mama bisa melihat lapisan lebih dalam dari jaringan ikat kulit melalui celah tersebut. Inilah disebut stretch mark.
Selain itu, diduga selama kehamilan terjadi juga peningkatan produksi hormon seperti glukokortikoid yang menekan produksi kolagen. Hal ini berdampak pada ketidakmampuan tubuh untuk memperbaiki jaringan ikat yang rusak.
Editors' Pick
2. Bagian tubuh yang mudah terkena
Pixabay/dw-lifestylefotografie
Saat hamil, area yang paling mudah mengalami stretch mark adalah di perut. Namun bagian tubuh lainnya juga sangat mungkin terkena. Beberapa di antaranya yakni payudara, paha, pinggul dan betis.
Munculnya stretch mark di bagian-bagian tubuh ini biasanya adalah akibat dari pertambahan berat badan yang terlalu banyak.
3. Orang yang berisiko kena stretch mark
Pexels/Amber Morse
Ibu hamil memang lebih berisiko untuk memiliki stretch mark dibandingkan orang lain, namun bukan tidak mungkin mereka yang sedang tak hamil pun mengalaminya. Faktanya, riwayat keluarga juga memiliki peranan penting dalam hal ini.
Jadi, jika seorang perempuan memiliki riwayat keluarga dengan stretch mark di payudara atau paha, maka ada kemungkinan kelak ia akan mengalaminya sebelum atau saat hamil.
Faktor lain yang meningkatkan risiko munculnya stretch mark selain kelebihan berat badan saat hamil berkaitan dengan gaya hidup. Salah satunya adalah terlalu banyak minum minuman beralkohol dan warna kulit. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa perempuan dengan warna kulit lebih terang lebih berisiko memiliki stretch mark.
Selain itu, pada ibu hamil ukuran bayi dalam kandungan juga disebut turut berpengaruh dalam meningkatkan risiko munculnya stretch mark. Semakin besar ukuran bayi, maka semakin tinggi juga risiko munculnya stretch mark pada Mama.
4. Bisakah stretch mark dicegah sepenuhnya?
Pexels/Pixabay
Singkatnya, tidak. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pertambahan berat badan selama kehamilan, kurang minum air putih dan rendahnya konsumsi vitamin C dapat meningkatkan risiko munculnya stretch mark. Namun demikian, belum ada penelitian yang membuktikan sebaliknya. Belum diketahui pasti apakah diet sehat, rutin olahraga dan cukup hidrasi dapat menurunkan risiko stretch mark.
Konsultan kesehatan kulit Dr Anjali Mahto menyebutkan bahwa pemakaian minyak almond selama kehamilan dapat mencegah stretch mark datang. Namun hal ini hanya berpengaruh pada penurunan tingkat stretch mark, bukan mencegah sepenuhnya, Ma.
Berbagai perawatan khusus dengan dokter kulit diketahui dapat menghilangan stretch mark. Namun Mama juga bisa mencoba berbagai cara alami untuk mengatasi stretch mark. Apa saja? Salah satunya dengan menggunakan bahan seperti cocoa butter dan minyak zaitun.
Tapi ingat ya Ma, pemakaian krim seperti ini juga tak bisa sepenuhnya menghilangkan stretch mark. Hanya penampakannya saja yang menjadi sedikit lebih pudar. Ini karena faktanya stretch mark terjadi di lapisan kulit yang dalam, sehingga sulit dicapai oleh pelembap dan krim.
The American Academy of Dermatology menganjurkan beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi stretch mark di antaranya menggunakan tabir surya. Krim ini menyehatkan bagi kulit. Tetap penuhi kebutuhan cairan tubuh Mama dengan cukup minum air putih agar kulit tetap lembut dan lentur. Yang terpenting, tetap hindari juga kenaikan berat badan terlalu banyak Ma.