Olahraga Saat Hamil Bikin Bayi Stres, Mitos atau Fakta?
Sebelum Mama olahraga, cek dulu fakta-faktanya
2 Agustus 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Olahraga saat hamil merupakan salah satu hal yang dianjurkan untuk dilakukan Mama. Sayangnya, masih banyak mitos-mitos yang beredar sehingga Mama jadi enggan untuk berolahraga.
Padahal rutin berolahraga selama masa kehamilan sangat baik bagi tubuh Mama maupun bayi. Selain melatih otot-otot tubuh Mama, menyediakan waktu khusus dan terjadwal untuk olahraga juga membantu tubuh Mama lebih siap menghadapi momen persalinan nanti.
Salah satu mitos populer terkait olahraga saat hamil adalah kebiasaan ini membuat bayi stres di dalam kandungan. Disebutkan pergerakan selama olahraga membuat bayi tidak bisa tenang di dalam rahim dan jadi stres. Hmm, benarkah demikian?
Yuk Ma, cek seperti apa fakta-fakta terkait olahraga selama kehamilan dalam rangkuman informasi berikut ini:
1. Mitos: Olahraga bikin bayi lahir prematur
Ini merupakan salah satu mitos paling dipercaya oleh ibu hamil. Dikatakan bahwa olahraga terus-menerus selama hamil, khususnya di trimester ketiga, membuat bayi lebih berisiko kelak lahir prematur alias sebelum waktunya.
Faktanya, penelitian terbaru justru membuktikan sebaliknya. Rutin berolahraga justru mengurangi risiko kelahiran prematur, Ma. Dalam penelitian yang dilakukan terhadap 1.000 ibu hamil baru-baru ini oleh Women’s Health Academic Centre, King’s College London, ditemukan bahwa para Mama yang rutin berjalan kaki dan berlari beberapa kali dalam seminggu tidak menunjukkan adanya.
Responden dalam penelitian tersebut bahkan melakukan aktivitas tersebut sampai menjelang hari H persalinan, namun tetap tidak ditemukan adanya kaitan antara olahraga dengan risiko bayi lahir prematur.
Editors' Pick
2. Mitos: Olahraga bikin berat bayi rendah
Ada salah satu teori yang menyebutkan bahwa olahraga dapat membuat bayi berisiko lahir dengan berat badan yang rendah. Hal ini dikarenakan saat olahraga, tubuh Mama memerlukan asupan nutrisi tambahan sebagai bentuk toleransi. Akibatnya, asupan nutrisi ke bayi pun menjadi berkurang dan pertumbuhan bayi terganggu.
Teori ini pun dibantah oleh hasil penelitian baru-baru ini oleh Women’s Health Academic Centre, King’s College London. Dibuktikan bahwa tidak ada kaitan antara olahraga dengan risiko bayi lahir dengan berat badan rendah. Faktanya, ibu hamil yang rajin olahraga justru memiliki peluang lebih tinggi untuk melahirkan bayi dengan berat badan normal.