Pernahkah Mama memerhatikan adanya perubahan pada penampakan pembuluh darah di kaki? Seringkali pembuluh darah tampak menonjol dan berwarna lebih jelas.
Penampakannya juga terlihat seperti jaring laba-laba, yang dikenal sebagai varises vena.
Selain pembuluh darah yang tampak menonjol, gejala lainnya yakni area di tungkai bawah tampak bengkak dan berwarna kebiruan.
Dilansir American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), tak cuma di tungkai bawah, varises vena juga bisa terjadi di vulva, vagina dan rektum.
Berikut rangkuman lengkap soal varises vena pada ibu hamil yang perlu Mama ketahui:
1. Apa itu varises vena?
Pexels/Buenosia Carol
Varises vena merupakan suatu kondisi di mana pembuluh darah mengalami pembesaran dan nyeri.
Hal ini terjadi akibat peningkatan volume cairan dalam pembuluh darah meningkat, sementara arus balik dari pembuluh darah tungkai bawah ke jantung menurun karena adanya pembesaran rahim.
Akibatnya, pembuluh darah vena, terutama di bagian panggul dan kaki pun jadi melebar, Ma.
Editors' Pick
2. Amankah varises vena saat kehamilan?
Pixabay/PublicDomainPictures
Menurut dokter spesialis kulit dan kelamin dari Klinik C(E)K Kulit dan Kelamin, Jakarta Selatan, dr Eddy Karta, SpKK, varises termasuk salah satu perubahan alami semasa kehamilan.
Maka dari itu, pada sebagian besar kasus kondisi ini akan kembali ke semula sekitar 1-2 bulan setelah Mama melahirkan.
ACOG juga menjelaskan demikian. Varises vena pada umumnya tidak mengganggu kondisi kehamilan Mama, namun efeknya lebih kepada penurunan rasa percaya diri pada Mama.
Pengobatan secara alami bisa Mama lakukan dengan menerapkan beberapa kebiasaan sehat setiap hari. Salah satunya dengan aktif bergerak.
Hindari terlalu lama berada dalam posisi statis, misalnya duduk atau berdiri pada satu posisi. Tekanan gravitasi akan memperparah pengumpulan cairan di pembuluh darah.
Selain itu, hindari pemakaian sepatu dengan hak karena kurang baik bagi fungsi otot-otot tumit yang berfungsi melancarkan aliran vena.
Saat tidur atau duduk, usahakan kedua kaki Mama disanggah oleh bantal membentuk sudut 30⁰ pada tumit. Fungsinya adalah untuk memperlancar aliran balik darah ke jantung.
Kurangi juga konsumsi garam atau natrium berlebihan karena dapat meningkatkan bengkak atau retensi cairan.
Mama juga bisa menggunakan stoking elastis untuk memaksimalkan daya kompresi vena, terutama apabila varises yang terjadi sudah parah. Ciri-cirinya yakni pembuluh vena sudah tidak beraturan bentuknya dan tidak elastis.
Cara lainnya, dr Eddy menganjurkan Mama untuk mengonsumsi suplemen vitamin C untuk membantu menjaga elastisitas pembuluh darah.
Untuk konsumsi obat-obatan tertentu, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter ya, Ma.
4. Apa perbedaan varises vena dengan deep venous thrombosis (DVT)?
Pixabay/Free-Photos
Saat kaki ibu hamil terasa nyeri dan bengkak, kondisi yang dicurigai muncul biasanya yakni varises vena atau deep venous thrombosis (DVT). Nah, samakah kedua kondisi ini?
Meski mirip, namun dua kondisi ini berbeda, Ma. Varises vena merupakan kondisi di mana pembuluh darah mengalami pembengkakkan akibat tekanan cairan, sementara DVT merupakan penyakit dimana terjadi bekuan darah atau trombus di dalam vena.
DVT terjadi bukan hanya akibat struktur vena yang berkelok-kelok dan melebar sehingga kurang baik daya kompresinya alias kendur, tetapi juga karena ada faktor intrinsik Mama.
Misalnya darah kental, usia lanjut, terlalu lama berbaring, pascaoperasi, penyakit kronis, dan lain-lain. Pada DVT yang parah, kaki biasanya bisa semakin bengkak, kemerahan, terasa hangat, bahkan lama-lama susah digerakkan sehingga harus segera diobati ke dokter.
Pada varises vena, gejala yang muncul umumnya berupa penampakan pembuluh darah yang jelas dan nyeri. Namun pada DVT, biasanya selain bengkak juga dirasakan rasa nyeri atau kesemutan di betis atau paha.
5. Kapan varises vena perlu dicek ke dokter?
Pixabay/HalcyonMarine
Meski pada sebagian besar kasus varises vena tidak sampai memerlukan pengobatan dokter, namun Mama tetap harus waspada, ya.
Apabila varises yang terjadi tak kunjung membaik dan justru semakin parah, misalnya sampai terjadi pembengkakkan, memerah dan bahkan sampai berdarah, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
Begitu juga apabila varises tak kunjung membaik setelah Mama melahirkan, pemeriksaan lebih lanjut mungkin dibutuhkan untuk mengetahui apa yang terjadi.