Duh, Ini Bahaya Menahan Kencing Saat Hamil
Jangan menahan kencing saat hamil jika tidak mau membahayakan kandungan Mama
20 September 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat hamil, tubuh mengalami perubahan yang signifikan. Tak hanya secara tampilan luar tapi organ tubuh juga beradaptasi dengan perubahan tersebut.
Tidak heran bila Mama sering merasa lebih sering buang air kecil selama masa kehamilan. Dilansir dari Parents, hormon kehamilan merangsang ginjal untuk mengembang dan menghasilkan lebih banyak urin sehingga membantu tubuh membuang ‘kotoran’ lebih cepat.
Pada trimester pertama, sering buang air kecil dianggap sebagai salah satu tanda hamil. Selain perubahan hormon yang meningkatkan produksi urin, rahim juga berkembang dan menekan kandung kemih, bahkan ketika bayi masih berbentuk janin.
Sementara pada trimester kedua, perasaan ingin buang air kecil terus-menerus biasanya berkurang. Itu karena rahim yang mulai membesar dan naik lebih tinggi jauh dari kandung kemih. Berbeda ketika memasuki trimester tiga.
Pada bulan-bulan terakhir kehamilan, keinginan bolak-balik ke kamar mandi untuk buang air kecil akan lebih sering. Itu karena bayi turun lebih rendah ke panggul dalam persiapan melahirkan sehingga memberikan tekanan pada kandung kemih.
Mungkin selama trimester tiga, Mama akan sering ke kamar mandi untuk kencing pada malam hari. Jika mengganggu tidur Mama, ada baiknya mengurangi minum setelah pukul 16.00. Namun pastikan sudah minum enam hingga delapan gelas air mineral dalam satu hari.
Tidak masalah sebenarnya minum banyak setelah waktu sore. Akan tetapi, Mama harus rajin buang air kecil. Jangan menahan kencing saat hamil. Banyak risiko yang bisa terjadi pada Mama dan bayi dalam kandungan.
Popmama.com sudah merangkum risiko dan bahaya yang mungkin terjadi kalau Mama menahan kencing saat hamil.
1. Inkontinensia stres
Saat kehamilan memasuki usia akhir, Mama mungkin sering merasa kalau tertawa, batuk, bersin, mengangkat sesuatu, atau berolahraga membuatmu mengeluarkan air seni. Ini yang disebut inkontinensia stres yang disebabkan karena tekanan rahim pada kandung kemih.
Yang Mama perlu lakukan sering latihan kegel untuk membantu mencegah inkontinensia stres selama kehamilan bahkan setelah melahirkan. Inkontinensia stres memang biasanya dipicu karena tekanan rahim namun terkadang penyebabnya infeksi saluran kemih (ISK).
Editors' Pick
2. Risiko ISK
Ibu hamil memang sangat rentan mengalami ISK. 1% hingga 3% wanita mengalaminya. Ini terjadi jika Mama sering menahan kencing terlalu lama sehingga kandung kemih yang penuh tak segera dikeluarkan lalu menyebarkan bakteri.
Saat mengalami ISK, Mama akan merasa ingin terus buang air kecil padahal kandung kemih sudah kosong. Ada perasaan tidak nyaman itu karena ‘kolam urin’ dalam kandung kemih terdapat bakteri. Jika sudah terkena ISK maka harus segera ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut.
Gejala ISK yang harus Mama ketahui:
- Sering buang air kecil
- Rasa terbakar atau nyeri saat buang air kecil
- Urin berdarah
- Perut bagian bawah melunak
Baca juga:
3. Membahayakan bayi dalam kandungan
Sebagian besar ISK disebabkan oleh bakteri yang biasanya menghuni usus yakni E. coli. Dalam beberapa kasus, ISK juga bisa disebabkan oleh bakteri yang disebut Group B Strep (GBS).
Jika sudah terkena GBS maka kondisi Mama bisa menjadi membahayakan karena berisiko membuat bayimu merasa kesakitan. Ini akan butuh antibiotik oral selama kehamilan dan infus saat persalinan agar bayi tetap aman.
4. Kelahiran prematur atau bayi berat lahir rendah
Bahaya lainnya jika terkena ISK akibat menahan kencing saat hamil bisa menyebabkan kelahiran prematur atau bayi berat lahir rendah. Untuk itu, Mama diminta langsung menghubungi dokter saat mengalami ISK.
Petugas medis akan mengambil sampel urin Mama ke laboraturium untuk diperiksa. Jika ternyata terinfeksi maka akan segera diberikan antibiotik yang aman buat ibu hamil. Setelah dirawat, infeksi harus segera sembuh dan pastikan sudah tidak mengalami ISK.
Beberapa dokter juga akan merekomendasikan melakukan kultur urin di awal kehamilan dan trimester ketiga. Ini karena 5% hingga 10% ibu hamil mengalami ISK tanpa gejala, perawatan, yang mengakibatkan masalah kesehatan bagi Mama dan bayimu.
5. Infeksi ginjal
Sering menahan kencing saat hamil juga bisa menyebabkan infeksi ginjal atau disebut pyelonephritis. Paling sering terjadi pada trimester dua dan ketiga. Apa saja gejalanya?
- Meriang
- Demam
- Sakit saat buang air kecil
- Urin berdarah
- Sakit punggung
- Mual
- Muntah
Pyelonephritis berbahaya buat bayi dan Mama. Ini bisa meningkatkan risiko persalinan prematur hingga menyebabkan infeksi darah pada Mama. Jika mengalaminya, Mama mungkin perlu dirawat di rumah sakit dan diobati dengan antibiotik intravena (infus) untuk mengurangi demam serta gejala lain.
Setelah tahu risiko dan bahaya dari menahan kencing saat hamil, sebaiknya tidak dilakukan ya, Ma. Mungkin Mama boleh sering mengeluh karena sering berkemih ketika hamil tapi ingat, itu hanya gangguan kecil. Dibandingkan harus terserang ISK yang membahayakanmu dan bayi Mama.