Paparan Asap Rokok pada Ibu Hamil Picu Gangguan Pendengaran pada Bayi
Hati-hati bahaya asap rokok!
19 Juni 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bahaya paparan asap rokok tentu bukanlah sesuatu hal yang baru. Sudah banyak penelitian yang membahas soal dampak asap rokok terhadap kehamilan. Rokok bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan janin saat lahir.
Berikut ini Popmama.com rangkumkan bahaya asap rokok pada ibu hamil dibawah:
Asap Rokok dan Gangguan Pendengaran pada Bayi
Sebuah studi dari Jepang mengungkap bahwa anak-anak yang sempat terpapar asap rokok saat masih berada di dalam kandungan, dan bayi yang terpapar asap rokok selama 4 bulan pertama sejak mereka lahir, 2 kali lebih besar berisiko mengalami gangguan pendengaran.
Temuan sebelumnya menunjukkan bahwa nikotin dapat mengganggu sistem pembawa pesan kimia pada saraf yang bertugas untuk ‘memberi tahu’ otak suara apa yang didengarnya. Merokok juga dapat mengiritasi lapisan telinga tengah.
Sayangnya, jumlah perokok saat ini masih besar, dampaknya pun cukup signifikan. Sekitar 9 juta orang di Inggris dan lebih dari 30 juta orang di Amerika Serikat mengalami gangguan pendengaran. Sekitar 15 persen orang dewasa dinyatakan perokok aktif.
Editors' Pick
Risiko Perokok Pasif Lebih Besar
Ironisnya, perokok pasif biasanya akan terkena dampak lebih besar. Terbukti, anak-anak yang hanya terpapar asap rokok yang berasal dari orang lain saja, memiliki risiko yang lebih tinggi hingga 30 persen mengalami gangguan pendengaran atau tuli. Sementara itu, mereka yang ibunya merokok selama hamil hanya memiliki risiko sekitar 26 persen saja.
Peneliti ini menganalisis 50.734 balita berusia tiga tahun yang lahir antara tahun 2004 hingga 2010. Sekitar 15,2 persen dari anak tersebut memiliki ibu yang merokok selama kehamilan, sementara 3,9 persen dari anak-anak itu terpapar asap rokok (perokok pasif) saat bayi pada usia empat bulan. Sisanya, 0,9 persen balita terpapar asap tembakau selama kehamilan dan melalui asap rokok dari orang lain (perokok pasif) di awal kehidupan mereka. Temuan ini kemudian dipublikasikan dalam jurnal Pediatric and Perinatal Epidemiology.