Waspada! Ini Kelainan Air Ketuban yang Bisa Dialami Ibu Hamil
Air ketuban bisa mengalami kelainan dan hal ini perlu diwaspadai saat hamil, Ma
26 Desember 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menurut KBBI air ketuban adalah cairan yang menyelubungi janin dalam kandungan dan berfungsi untuk melancarkan proses kelahiran bayi. Cairan ini memiliki peran penting untuk perkembangan janin.
Air ketuban sendiri memiliki warna kekuningan dan terbentuk setelah 12 hari pertama masa pembuahan.
Jumlah air ketuban akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Pada usia 36 minggu kehamilan jumlah air ketuban dapat mencapai satu liter.
Meski begitu, air ketuban juga bisa mengalami kelainan dan kelainan ini perlu Mama waspadai selama kehamilan.
Agar Mama mudah mengenali kelainan pada air ketuban, di bawah ini Popmama.com telah rangkum kelainan air ketuban yang bisa dialami ibu hamil.
Mengenal Air Ketuban Beserta Fungsinya
Saat bayi berada di dalam rahim, ia berada di dalam kantung ketuban, sebuah kantung yang terbentuk dari dua selaput, amnion, dan korion. Janin tumbuh dan berkembang di dalam kantung ini, dikelilingi oleh cairan ketuban.
Awalnya, cairan terdiri dari air yang diproduksi oleh ibu. Namun, sekitar usia kehamilan 20 minggu, ini sepenuhnya digantikan oleh urin janin, karena janin menelan dan mengeluarkan cairan.
Cairan ketuban juga mengandung komponen vital, seperti nutrisi, hormon, dan antibodi penangkal infeksi. Bila air ketuban berwarna hijau atau cokelat, ini menandakan bahwa bayi telah mengeluarkan mekonium sebelum lahir.
Air ketuban memiliki fungsi untuk:
- Melindungi janin: Cairan melindungi bayi dari tekanan luar, bertindak sebagai peredam kejut.
- Kontrol suhu: Cairan melindungi bayi, menjaganya tetap hangat dan mempertahankan suhu normal.
- Pengendalian infeksi: Cairan ketuban mengandung antibodi.
- Perkembangan sistem paru-paru dan pencernaan: Dengan bernapas dan menelan cairan ketuban, bayi berlatih menggunakan otot-otot sistem ini saat mereka tumbuh.
- Perkembangan otot dan tulang: Saat bayi mengapung di dalam kantung ketuban, ia memiliki kebebasan untuk bergerak, memberikan kesempatan pada otot dan tulang untuk berkembang dengan baik.
- Penopang tali pusat: Cairan di dalam rahim mencegah tali pusat terkompresi. Tali ini mengangkut makanan dan oksigen dari plasenta ke janin yang sedang tumbuh.
Air ketuban biasanya pecah menjelang akhir tahap pertama persalinan. Menurut Today's Parent, hanya sekitar 15 persen air yang pecah saat persalinan. Ketika ini terjadi, inilah saatnya untuk menghubungi penyedia layanan kesehatan karena persalinan mungkin akan segera terjadi, Ma.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa air ketuban bisa saja mengalami kelainan selama kehamilan. Berikut kelainan air ketuban yang bisa dialami ibu hamil:
Editors' Pick
1. Polihidramnion, air ketuban terlalu banyak
Kondisi ini terjadi ketika air ketuban mama berlebihan yang dapat menyebabkan komplikasi pada kehamilan. Volume normal air ketuban adalah antara 500-1000 ml.
Polihidramnion dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, masalah pada tali pusar janin, regangan pada rahim yang mengakibatkan kelahiran prematur, infeksi saluran kemih, ketuban pecah dini, dan komplikasi pada persalinan.
Polihidramnion dapat disebabkan oleh diabetes yang biasanya terjadi pada trimester kedua dan ketiga, twin to twin syndrome atau kembar identik, kelainan genetik, anemia pada janin, dan terjadinya penyumbatan pada usus bayi di dalam kandungan.
2. Oligohidramnion, air ketuban terlalu sedikit
Kondisi ini terjadi di mana air ketuban Mama memiliki volume yang terlalu sedikit. Biasanya oligohidramnion terjadi di trimester ketiga, tetapi bisa saja terjadi di trimester pertama atau kedua, Ma.
Kondisi ini dapat meningkatkan risiko keguguran dan terjadinya kompresi organ janin yang mengakibatkan cacat lahir.
Oligohidramnion dapat disebabkan oleh kelainan pada saluran kemih janin, kelainan kromosom, membran amnion pecah dan masalah lainnya.
Ibu hamil bayi kembar memungkinkan mengalami oligohidramnion karena salah satu janin dapat mengalami kelebihan cairan, sementara janin lainnya kekurangan cairan.
3. Korioamnionitis, kondisi infeksi pada air ketuban
Kondisi ini terjadi ketika air ketuban atau plasenta mama terinfeksi. Korioamnionitis seringkali disebabkan oleh bakteri Streptococcus di vagina atau E. coli di anus masuk ke dalam rahim.
Selain itu, kondisi ini dapat disebabkan pula oleh ketuban pecah dini, durasi persalinan yang lama, dan infeksi pada vagina.
Tanda-tanda yang dirasakan oleh ibu hamil saat mengalami kondisi ini adalah demam, rahim terasa sakit, dan jantung berdebar-debar. Tentunya kondisi ini dapat membahayakan kehamilan dan menyebabkan kelahiran prematur.
Itu tadi berbagai jenis kelainan air ketuban yang bisa dialami ibu hamil. Apabila Mama mengalami salah satu dari kondisi di atas, segeralah berkonsultasi ke dokter agar mendapat perawatan yang tepat dan cepat.
Baca juga:
- Cara Menjaga Air Ketuban agar Tetap Cukup selama Kehamilan
- 5 Artis Ini Pernah Bermasalah dengan Air Ketuban Jelang Persalinan
- 5 Artis Ini Pernah Bermasalah dengan Air Ketuban Jelang Persalinan