5 Cara Menurunkan Risiko Terjadinya Stillbirth, Penyebab Keguguran
Jaga terus kesehatan kandungan ya, Ma!
16 Maret 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Stillbirth adalah kematian bayi yang masih di dalam kandungan, biasanya terjadi pada minggu ke-20 masa kehamilan. Sebelum minggu ke-20, kematian pada bayi biasanya dikenal dengan keguguran.
Dikutip dari Healthline, sesuai masa kehamilan, klasifikasi kondisi stillbirth adalah:
- 20 hingga 27 minggu: stillbirth awal (early stillbirth)
- 28 hingga 36 minggu: stillbirth akhir (late stillbirth)
- setelah 37 minggu: stillbirth.
Pada 2015, jumlah bayi meninggal dalam kandungan (stillbirth) secara global adalah ada 2,6 juta, dengan lebih dari 7.178 kematian per hari. Namun, kamu masih bisa menurunkan risiko terjadinya stillbirth, simak berikut ini yang telah Popmama.com rangkum:
1. Tidurlah dengan posisi miring di trimester terakhir
Baru-baru ini, posisi tidur pada masa kehamilan ditemukan sebagai faktor risiko yang paling banyak dikhawatirkan akan terjadinya stillbirth.
Posisi tidur secara telentang setelah 28 minggu kehamilan memiliki peningkatan risiko stillbirth hampir tiga kali lipat dari posisi tidur miring. Dengan demikian, usahakan agar tidur dengan posisi miring ya, Ma!
Editors' Pick
2. Carilah bantuan jika jumlah gerakan si Bayi mengalami penurunan
Jika kamu merasa jumlah tendangan atau pergerakan bayi di dalam perut berkurang, segeralah hubungi bidan atau dokter andalanmu.
Hal ini merupakan pertanda bahwa ada masalah dengan si Bayi. Masalah-masalah tersebut dapat berupa pertumbuhan yang buruk, kecacatan pada kondisi si Bayi hingga kematian di dalam kandungan atau stillbirth.
Namun kebanyakan perempuan yang sedang hamil sering tidak menyadari faktor risiko ini. Untuk itu, pantau terus jumlah gerakan si Bayi ya, Ma!