Waspada Emboli Air Ketuban saat Hamil Tua, Bisa Mengancam Nyawa
Emboli air ketuban bisa menjadi musuh dalam selimut nih, Ma!
27 Januari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat usia kehamilan sudah mulai mendekati masa-masa persalinan, emboli air ketuban bisa menjadi sebuah ancaman dan menjadi musuh dalam selimut.
Untuk yang ingin mengetahui informasi lebih banyak mengenai emboli air ketuban. Kali ini Popmama.com sudah merangkumnya secara lengkap.
Apa itu emboli air ketuban?
Emboli cairan amnion atau emboli air ketuban adalah kondisi saat masuknya air ketuban ke jaringan pembuluh darah ibu hamil. Di situasi seperti ini bagian dari janin, seperti kulit terlepas dan masuk ke dalam jaringan pembuluh darah. Air ketuban dan bagian dari janin lainnya yang masuk ke dalam pembuluh darah hingga menciptakan emboli mampu menghalangi sirkulasi.
Saat ini terjadi, secara tidak langsung dapat membuat kerusakan pada sistem peredaran darah, memicu reaksi menyerupai alergi, kegagalan jantung hingga menyebabkan kematian.
Namun, perlu disadari bahwa emboli air ketuban sangat jarang terjadi. Menurut data di Asia Tenggara, emboli air ketuban hanya terjadi 1 di antara 27.000 persalinan. Sementara di negara Inggris, emboli air ketuban terjadi 1 di antara 15.000 persalinan.
Editors' Pick
1. Mengenal gejala yang terjadi akibat emboli air ketuban
Ma, sudah mengetahui penyebab terjadinya emboli air ketuban? Kondisi ini bisa terjadi ketika ada cairan ketuban atau bagian lain dari janin yang memasuki aliran darah sang Mama. Padahal bila ini terjadi dapat memicu masalah selama persalinan berlangsung.
Menurut penelitian, penyebabnya bisa dikarenakan ada kerusakan pada penghalang plasenta. Kerusakan ini bisa terjadi dan semakin bertambah akibat gangguan pembekuan darah yang cukup serius.
Sama seperti gangguan lain, emboli air ketuban juga memiliki tanda-tanda ada gejalanya seperti:
- Terjadi sesak napas yang terjadi secara mendadak.
- Mengalami kejang dan tak jarang merasa kedinginan.
- Tekanan darah rendah yang terjadi secara mendadak.
- Terdapat cairan berlebih di dalam paru-paru atau edema paru.
- Mengalami gangguan mental kerena memiliki kecemasan yang cukup tinggi.
- Adanya masalah terhadap pembekuan darah yang mampu mengancam nyawa.
- Ritme jantung mengalami gangguan, sehingga tak jarang mengalami gagal jantung.
Perlu disadari bahwa emboli air ketuban tidak hanya terjadi pada persalinan normal saja, namun persalinan caesar juga bisa mengalaminya. Dalam persalinan, emboli air ketuban dicirikan sebagai sebuah komplikasi langka saat terjadinya penurunan tekanan darah secara tiba-tiba, kesadaran yang menurun dan mulai terjadinya pembekuan darah.
2. Faktor pemicu emboli air ketuban
Emboli air ketuban tergolong sebagai kondisi yang bisa terjadi sewaktu-waktu, tanpa terduga dan sulit untuk dicegah. Walau begitu, ibu hamil masih bisa mengenal berbagai faktor pemicu yang mampu meningkatkan risiko terjadinya emboli air ketuban, seperti:
- Mengalami preeklampsia.
- Melahirkan dengan operasi caesar.
- Ibu hamil mengalami gangguan plasenta.
- Ibu hamil sudah berusia 35 tahun ke atas saat mendekati proses persalinan.
- Persalinan terjadi melalui metode induksi agar lebih cepat untuk memicu persalinan.
- Terjadi penumpukan jumlah air ketuban secara berlebihan selama masa kehamilan (polihidramnion).
Apapun yang terjadi selama masa kehamilan, usahakan untuk selalu berkonsultasi pada dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan tertentu.
3. Diagnosis dan pemeriksaan terhadap emboli air ketuban
Bila sudah mengalami tanda-tanda atau gejala dari emboli air ketuban, ada baiknya selalu berusaha untuk berkonsultasi pada dokter. Ini dikarenakan setiap tubuh seseorang memiliki reaksi yang berbeda. Untuk mencegah sesuatu yang tidak diinginkan, cobalah untuk berdiskusi dan melakukan pemeriksaan terbaik ke dokter.
Diagnosis terhadap emboli air ketuban bisa ditentukan melalui beberapa tes yang perlu dilakukan, seperti:
- X-ray dada untuk memeriksa cairan di area sekitar jantung.
- Pemeriksaan ritme jantung melalui elektrokardiogram (ECG atau EKG).
- Pemeriksaan jumlah oksigen yang berada di dalam darah melalui pulse oximetry.
- Melakukan tes darah seperti mengevaluasi pembekuan, enzim jantung, elektrolit, jenis darah serta hitung darah lengkap (CBC).
- Echocardiography (ECG), salah satu alat penunjang medis untuk menilai fungsi, mengevaluasi fungsi jantung serta anatomi jantung.
Selain faktor pemicu, Mama juga perlu mengetahui bahwa emboli air ketuban terjadi dalam 2 fase, yaitu:
- Fase pertama akan terjadi gagal napas atau serangan jantung.
- Fase kedua mulai terjadi pendarahan yang berada di beberapa tempat seperti perlekatan plasenta dan pada sayatan ketika operasi caesar.
Semoga beberapa informasi mengenai emboli air ketuban bisa menjadi pengetahuan baru ya, Ma!
Baca juga:
- Hati-Hati! Kenali Penyebab Air Ketuban Keruh Saat Hamil Tua
- 4 Kondisi Air Ketuban Tidak Normal Ini Sering Terjadi Saat Hamil
- Hati-Hati! Kenali Penyebab Air Ketuban Keruh saat Hamil Tua