Awas, Pengapuran Plasenta Memicu Janin Berkembang Tidak Normal
Pengapuran plasenta saat hamil tidak bisa disepelekan
23 Juni 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selama menjalani masa-masa kehamilan, plasenta menjadi salah satu organ penting dalam menjaga kesehatan ibu hamil. Plasenta dianggap sebagai 'teman' saat janin berkembang di dalam perut sebagai sebuah rumah.
Melalui plasenta, janin selama di kandungan akan mendapatkan oksigen, nutrisi hingga melindunginya dari berbagai virus serta kuman.
Namun, perlu Mama ketahui bahwa kondisi plasenta saat kehamilan bisa saja mengalami pengapuran dan justru merusak perkembangan janin.
Permasalahan pengapuran plasenta ini juga sempat dialami oleh Zee Zee Shahab ketika hamil anak kedua. Melalui Instagram pribadinya, Zee Zee sempat menceritakan kalau Hari Perkiraan Lahir (HPL) saat melahirkan Lucky Keriym Putra Revolusi maju lebih cepat.
Untuk Mama yang sedang hamil ingin mengetahui informasi mengenai pengapuran plasenta, kali ini Popmama.com telah merangkumnya.
Editors' Pick
Apa itu pengapuran plasenta?
Pengapuran plasenta adalah kondisi di mana terjadi deposit kalsium yang dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah kecil. Deposit kalsium ini juga dapat berbahaya karena mampu menyumbat pembuluh darah di dalam plansenta, sehingga akan memperburuk kondisi janin di dalam kandungan. Pengapuran plasenta menyebabkan berat badan janin tidak bisa bertambah karena keterlambatan asupan nutrisi dan oksigen.
Pengapuran ini dapat membuat plansenta tidak berfungsi optimal, sehingga aliran darah pun terhambat. Pengapuran plasenta pada kehamilan ini perlu diketahui bahwa janin akan berisiko lebih kecil ketika dilihat saat USG.
Pengapuran plasenta yang dialami oleh ibu hamil tentu berdampak buruk terhadap komplikasi kesehatan. Maka dari itu perlu sekali melakukan pemantauan secara rutin bersama dokter kandungan agar tidak mengalami komplikasi seperti:
- Skor apgar rendah
- Bayi terlahir prematur
- Mengalami plasenta previa
- Anemia parah selama menjalani kehamilan
- Berat lahir bayi lebih rendah dari kondisi normal
- Janin meninggal saat masih berada di dalam kandungan
Gejala pada ibu hamil yang mengalami pengapuran plasenta
Seiring bertambahnya usia kehamilan potensi mengalami pengapuran plasenta akan semakin berisiko. Pengapuran plasenta terbagi menjadi tiga tingkat berdasarkan beberapa usia kehamilan seperti:
- Tingkat pertama antara minggu ke 31-32 kehamilan
- Tingkat kedua antara minggu ke 36-37 kehamilan
- Tingkat ketiga antara minggu ke 38 kehamilan
Ketika pengapuran plasenta terjadi di tingkat ketiga, maka ini sudah masuk ke dalam kondisi yang berat. Umumnya pada tingkatan ketiga akan ada bintik-bintik pengapuran, sehingga terbentuk menjadi lingkaran seperti cincin yang mengelilingi plasenta.
Dilansir dari Flo.Health, gejala pengapuran plasenta yang paling umum yaitu janin di dalam kandungan akan lebih sedikit bergerak atau bahkan berhenti bergerak sama sekali. Selain itu, pengapuran plasenta selama hamil dapat ditandai dengan beberapa kondisi mulai dari kontraksi rahim, perdarahan vagina hingga sakit di bagian perut.
Perlu diwaspadai bahwa sakit di bagian perut ini bisa menjadi indikasi adanya hambatan dalam pertumbuhan janin.
Cara mengurangi risiko pengapuran plasenta selama kehamilan
Pengapuran pada plasenta bisa terjadi karena reaksi terhadap obat-obatan tertentu, radiasi, faktor keturunan hingga faktor-faktor pemicu lainnya.
Kondisi pengapuran yang terjadi pada plasenta memang tidak bisa diduga kemunculannya. Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegahnya. Mama sebisa mungkin perlu menjaga kondisi kehamilan dengan berbagai cara, seperti:
- Menghindari stres selama masa kehamilan, tetaplah bahagia agar perkembangan dan pertumbuhan janin tetap optimal.
- Berusaha untuk istirahat cukup saat sedang hamil.
- Mengikuti program olahraga sesuai dengan usia kehamilan.
- Memulai gaya hidup yang lebih sehat, hindari makanan dengan kandungan bahan pengawet atau penyedap rasa. Cobalah untuk memperbanyak makanan sehat, seperti sayuran, buah, daging atau ikan segar
- Rutin memantau kondisi plasenta melalui pemeriksaan USG. Ini cukup membantu dalam melihat gejala plasenta dengan adanya bintik-bintik putih yang menyebar dari dasar plasenta hingga permukaannya.
- Mengurangi atau menghilangkan kebiasaan merokok. Kandungan nikotin pada rokok dapat menyebabkan kerusakan di mana pembuluh darah akan menyempit, sehingga perkembangan janin pun ikut terhambat. Hindari juga para perokok pasif karena dapat memicu risiko pengapuran plasenta.
- Mengurangi tingkat stres saat hamil. Ini dikarenakan hormon stres (cortisol) yang keluar bisa menyebabkan pembuluh darah menjadi kecil, terjadi penyempitan hingga daya tahan tubuh (imunitas) ikut menurun.
Itulah beberapa informasi mengenai pengapuran plasenta dan tips yang dianjurkan untuk tetap memantau perkembangan janin, termasuk kondisi plasenta.
Pantau terus kesehatan selama hamil ya, Ma!
Baca juga:
- Mulai Mengenal Pengapuran Plasenta dari Pengalaman Zee Zee Shahab
- Waspada Terhadap Solusio Plasenta di Awal Kehamilan Trimester Ketiga
- Mengenal 4 Jenis Plasenta Previa dan Faktor Penyebab Selama Kehamilan