Hati-Hati! Kenali Penyebab Air Ketuban Keruh saat Hamil Tua
Ada beberapa faktor yang menyebabkan air ketuban berwarna keruh
28 Oktober 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ibu hamil tentu sudah tidak asing lagi dengan air ketuban. Apalagi air ketuban berperan penting untuk melindungi janin selama sembilan bulan di dalam kandungan.
Cairan air ketuban termasuk salah satu aspek yang begitu penting untuk pertumbuhan dan perkembangan kehamilan. Ini dikarenakan cairan air ketuban berisikan hormon, sel sistem kekebalan tubuh, asupan nutrisi, hingga urin bayi.
Air ketuban juga bertugas menjadi tempat perlindungan yang nyaman untuk janin selama berada di dalam rahim. Air ketuban juga memiliki fungsi lain seperti:
- Membantu sistem pernapasan dan pencernaan bayi
- Mengontrol janin di dalam kandungan terus bergerak aktif
- Membantu proses perkembangan janin di dalam dinding rahim
- Membantu otot dan tulang bayi semakin berkembang dengan baik
- Melindungi janin dari segala infeksi, maupun gangguan yang ditimbulkan dari luar rahim
- Memberikan kenyamanan karena air ketuban dapat menjaga kestabilan dan kehangatan suhu
Dengan berbagai fungsi yang ada cukup terlihat kalau air ketuban memiliki peran penting selama masa kehamilan.
Keseluruhan cairan air ketuban 99 persen terdiri dari air, sehingga secara normal warnanya jernih dengan sedikit warna kuning atau merah muda. Bila air ketuban berubah menjadi keruh atau berwarna tidak normal tentu dapat mengganggu kondisi janin di dalam kandungan.
Untuk Mama yang ingin mengetahui faktor penyebab air ketuban keruh saat hamil tua, berikut rangkuman lengkap dari Popmama.com yang patut Mama simak.
Deretan Penyebab Air Ketuban Keruh saat Hamil Tua
Editors' Pick
1. Infeksi
Air ketuban berubah menjadi keruh bisa terjadi karena adanya infeksi. Chorioamnionitis adalah infeksi yang terjadi pada plasenta. Gejala dari infeksi ini ditandai dengan rasa nyeri di bagian rahim, demam, denyut nadi pada ibu hamil dan janin mengalami peningkatan, hingga perubahan warna serta bau dari air ketuban.
Akibat dari infeksi ini, air ketuban akan terlihat bercampur dengan nanah dan menimbulkan bau kurang sedap.
Bila air ketuban pecah sebelum waktunya, proses persalinan disarankan untuk dipercepat. Hal ini tentu berguna untuk menyelamatkan ibu hamil serta janin di dalam kandungan.
Saat air ketuban pecah secara langsung dapat membahayakan janin dan memicu kuman-kuman untuk masuk. Waspadai juga karena janin yang sudah terinfeksi ketuban air ketuban dapat mengalami kelainan.
2. Air ketuban tercampur dengan mekonium
Normalnya air ketuban berwarna bening. Saat kondisi air ketuban berubah warna seperti kekuningan, kehijauan atau kecokelatan berarti air ketuban telah bercampur dengan mekonium.
Perlu diketahui kalau mekonium merupakan kotoran yang dikeluarkan bayi setelah sistem pencernaannya sempurna.
Faktor penyebab tercampurnya mekonium dan air ketuban bisa terjadi karena janin merasa kekurangan oksigen, kehamilan yang membatasi waktu, hingga adanya tekanan pada kepala atau plasenta bayi saat proses persalinan.
Air ketuban yang keruh juga bisa sangat membahayakan karena bayi bisa mengalami keracunan. Apalagi jika paru-paru bayi dimasuki cairan air ketuban yang sudah keruh.
3. Usia kehamilan yang terlalu lama
Pada umumnya, kelahiran bayi dialami setelah usia kehamilan ke-37 minggu sampai 42 minggu. Usia kehamilan yang terlalu lama dapat menyebabkan cairan ketuban menjadi keruh dan berkurang fungsinya.
Pastikan Mama berkonsultasi ke dokter bila HPL sudah tiba namun belum ada tanda-tanda akan melahirkan. Dengan begitu, dokter bisa memutuskan tindakan apa yang terbaik dilakukan untuk menjaga kesehatan mama dan janin.
Perubahan Warna Air Ketuban dapat Menandakan Hal Serius
Warna air ketuban yang berubah menjadi kehijauan hingga kecokelatan dapat menandakan terjadinya kondisi yang tidak normal.
Bila mengetahui air ketuban berwarna tidak normal, ada baiknya untuk memberitahu dokter mengenai kondisi ini. Konsultasilah dengan dokter kandungan, untuk mengetahui kondisi air ketuban.
Mama juga bisa mengonsumsi air kelapa muda agar dapat membantu menjaga kondisi air ketuban tetap normal.
Tindakan seperti ini dirasa perlu untuk meminimalisasi segala kemungkinan yang tidak diinginkan terhadap bayi di dalam kandungan selama hamil. Pencegahan lain yang bisa dilakukan yaitu dengan terus menjaga kesehatan, sehingga membantu mengurangi perubahan warna pada air ketuban.
Itulah beberapa faktor yang menyebabkan air ketuban berwarna keruh. Semoga informasinya bisa bermanfaat, ya, Ma!
Baca juga:
- Aspirasi Mekonium, saat Bayi Keracunan Air Ketuban Bercampur Feses
- Bukan Hanya Kekurangan, Waspadai juga Kelebihan Air Ketuban saat Hamil
- Waspada Kekurangan Air Ketuban di Akhir Kehamilan, Ini Penyebabnya!