Tanpa Pemeriksaan, Bisakah Ibu Hamil Mengetahui jika Bayinya Sungsang?
Apakah posisi bayi sungsang bisa diketahui tanpa pemeriksaan medis? Ini penjelasannya!
14 Mei 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Membedakan bagian-bagian tubuh bayi, misalnya kepala, kaki atau tangan saat masih berada dalam kandungan umumnya sulit bagi seorang ibu hamil.
Bahkan, gerakan-gerakan yang ditimbulkan dari tangan atau kaki bayi saja sulit untuk dibedakan. Misalnya, saat janin dalam perut mama terasa bergerak, kira-kira ia sedang memukul atau menendang? Sulit bukan untuk merasakan perbedaannya?
Jika kedua gerakan itu saja sulit untuk dibedakan, lantas bisakah ibu hamil mengetahui jika bayinya sungsang tanpa pemeriksaan? Dan jika memang bisa, adakah yang bisa Mama lakukan untuk mengubah posisi bayi sungsang?
Untuk mengetahui jawabannya, di bawah ini Popmama.com akan memaparkan jawabannya untuk Mama. Disimak, yuk!
Editors' Pick
Apa yang Dimaksud dengan Bayi Sungsang?
Kondisi bayi sungsang mengacu pada posisi kepala bayi di dalam rahim yang tidak mengarah ke bawah (arah jalan persalinan) sebagaimana posisi yang normal, atau yang dikenal dengan istilah cephalic.
Berdasarkan situs rumah sakit Universitas Michigan, ada 3 posisi bayi sungsang yang paling umum terjadi. Berikut ketiga jenis posisi bayi sungsang tersebut:
- Posisi frank breech, yang berarti bagian bawah tubuh bayi (bokong) berada di bawah, sementara kaki mereka mengarah ke atas. Ini adalah posisi sungsang yang paling umum ditemukan kasusnya.
- Posisi complete breech, artinya lutut janin dalam kondisi terlipat (hampir dalam posisi bersilangan) sementara bagian bokong di bawah.
- Posisi footling breech, yaitu ketika satu kaki janin mengarah ke bawah, sementara satu lagi ke atas (arah mulut rahim) dan akan menjadi yang pertama muncul saat proses persalinan.
Menurut survey yang diunggah dalam situs Evidence Based Birth, sebanyak 25% bayi berada pada posisi sungsang ketika kehamilan memasuki awal trimester ketiga, namun sebagian besar dari mereka bisa membalik posisinya sendiri.
Pada usia kehamilan ke-32 minggu, hanya 7% bayi yang masih sungsang, dan pada akhir trimester ketiga hanya 3%-4% yang tetap berada pada posisi tersebut.
Tanpa Pemeriksaan, Bisakah Ibu Hamil Mengetahui jika Bayinya Sungsang?
Jenne Cecot, seorang sonografer medis (RDMS) dari pusat kesehatan perempuan di New Hampshire, menyatakan bahwa tanpa pemeriksaan, cukup sulit bagi seorang calon ibu untuk mengetahui apakah bayi yang dikandungnya sungsang.
Ia menambahkan bahwa menurut pengalamannya, mayoritas pasien tak bisa membedakan apakah bayinya sungsang atau tidak. Hal ini disebabkan permukaan bagian bokong dan kepala bayi tak terasa perbedaannya di dalam rahim oleh para ibu hamil.
Selain itu, meskipun posisi janin dapat diketahui melalui pemeriksaan eksternal oleh tenaga medis, ada kalanya terjadi kekeliruan pada hasilnya.
Sebuah studi tahun 2008 di British Medical Journal menemukan bahwa jika salah satu dari orangtua sang ibu hamil mengalami sungsang saat lahir, maka ia memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk memiliki bayi yang sungsang.
Menurut Cleveland Clinic, bayi juga memiliki risiko sungsang jika Mama:
- Memiliki plasenta previa (kondisi di mana posisi plasenta menghalangi serviks),
- Mengandung anak kembar,
- Memiliki fibroid atau tingkat cairan ketuban di luar kadar normal.
Meski sulit untuk mengetahui pasti apakah bayi mama sungsang atau tidak, ada sebuah cara khusus bernama belly mapping, yaitu proses pemetaan perut untuk membantu seorang ibu hamil mengetahui posisi bayinya.
Dilansir dari Romper, seorang ibu asal Virginia bernama Elizabeth menceritakan bahwa proses ini membantunya menjalin ikatan lebih dekat dengan calon buah hatinya pada saat itu. Ia sendiri mempelajari belly mapping melalui doula dan organisasi Spinning Babies.