Terkadang, seseorang perlu menaiki pesawat terbang untuk dapat menjangkau suatu daerah tertentu. Akan tetapi, selama ini banyak ibu hamil yang kerap kali mempertanyakan boleh atau tidak naik pesawat terbang, terutama mereka yang memiliki anemia.
Pasalnya, tidak sedikit orang yang khawatir kalau ibu hamil dengan anemia tetap naik pesawat terbang akan mempengaruhi kondisi janin. Walau begitu, ada pula sebagian pihak yang berpendapat ibu hamil dengan anemia boleh menaiki pesawat.
Dari fenomena tersebut, kira-kira bolehkah ibu hamil dengan anemia naik pesawat? Apa kata dokter mengenai itu?
Jawaban lebih lengkapnya sudah Popmama.com rangkumkan dalam artikel ini secara detail. Ayo Ma, simak penjelasannya berikut ini!
Bolehkah Ibu Hamil dengan Anemia Naik Pesawat?
Editors' Pick
1. Ibu hamil dengan anemia boleh naik pesawat sampai usia kehamilannya memasuki 36 minggu
Freepik/drobotdean
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Kedokteran Fetomaternal, RS Pondok Indah - Puri Indah, dr. Astrid Fransisca Padang, Sp. O.G, Subsp. K.Fm., menjelaskan boleh atau tidaknya ibu hamil naik pesawat memang sudah menjadi pertanyaan semua pasien.
Meski demikian, dr. Astrid menegaskan bahwa ibu hamil sekarang sudah diizinkan untuk melakukan penerbangan sampai dengan usia kehamilannya memasuki 36 minggu.
"Soal penerbangan itu juga jadi pertanyaan semua pasien, sebenarnya terbang itu boleh nggak untuk ibu hamil? Dari kita sih mengizinkan sampai dengan 36 minggu bahkan sekarang dia bisa melakukan penerbangan," jelasnya dalam sesi Zoom Interview bertajuk "Hipertensi dan Anemia dalam Kehamilan", Jumat (25/10/2024) pagi.
2. Pengaruh antara penerbangan dengan anemia pada ibu hamil tidak ada hubungannya secara langsung
Pexels/Pixabay
Lebih lanjut, dr. Astrid juga mengatakan bahwa kondisi anemia yang dialami oleh ibu hamil dengan pengaruh dari penerbangan tidak ada kaitannya. Dengan kata lain, ibu hamil dengan anemia menaiki pesawat tidak akan membuat hemoglobin (HB) menjadi turun.
"Sebenarnya, anemia dengan penerbangan sih nggak ada hubungannya, ya. Harusnya bisa-bisa terbang saja. Menurut saya sih, anemia ketika terbang juga nggak akan menyebabkan HB jadi turun lagi 'kan. Jadi, harusnya boleh pergi," terangnya.
3. Penerbangan yang dilakukan ibu hamil dengan anemia tidak akan mempengaruhi janin
Pexels/Leah Newhouse
Selain itu, Astrid juga menjelaskan bahwa ibu hamil dengan anemia yang tetap melakukan penerbangan tidak akan membahayakan kondisi janin.
Pasalnya, janin sudah terbiasa dengan kondisi sang mama, misalnya si mama mengidap hipertensi maupun anemia. Sehingga, secara umum penerbangan yang dilakukan oleh ibu hamil dengan anemia tidak akan sama sekali mempengaruhi kondisi janin, Ma.
"Contohnya, pasien dengan hipertensi, pasien dengan anemia, janin itu sudah terbiasa dengan keadaan dia di dalam. Jadi, tidak akan memperburuk keadaan bayi di dalam karena dia sudah terbiasa dengan keadaan seperti itu," terangnya.
4. Ibu hamil trimester 3 disarankan melakukan penerbangan di bawah 6 jam
Pexels/Pixabay
Walau diperbolehkan untuk melakukan penerbangan, ternyata waktu perjalanan yang ditempuh ibu hamil harus diperhatikan, lho. Kata Astrid, ibu hamil yang usia kandungannya sudah memasuki trimester ketiga disarankan naik pesawat di bawah 6 jam perjalanan.
"Sebenarnya kalau sampai trimester 2, di atas 6 jam perjalanan masih boleh, tapi ketika masuk trimester 3 better di bawah 6 jam perjalanan," ucapnya.
Jadi, itulah rangkuman penjelasan dari dokter tentang boleh atau tidakkah ibu hamil dengan anemia naik pesawat. Meski boleh naik pesawat, Mama tetap wajib memastikan kondisi diri dalam keadaan baik sebelum melakukan penerbangan, ya!