Makan Kucing saat Hamil, Anaknya Lahir dengan Sindrom Werewolf

Alma percaya kemunculan sindrom yang dialami Jaren disebabkan oleh kutukan karena dia makan kucing

11 April 2024

Makan Kucing saat Hamil, Anak Lahir Sindrom Werewolf
dailymail.co.uk

Seorang mama bernama Alma asal Filipina tampak khawatir dengan anaknya bernama Jaren Gamongan yang mengalami sindrom werewolf. Dia takut penyebab dari sindrom yang dialami anaknya itu karena dia memakan kucing liar selama masa kehamilan.

Anaknya yang kini berusia 2 tahun lahir dengan rambut, cambang hitam, dan bercak rambut yang memenuhi wajah, leher, punggung, dan lengan. Alma yang percaya takhayul meyakini bahwa kemunculan sindrom itu disebabkan kutukan karena dirinya memakan kucing liar.

Informasi selengkapnya sudah Popmama.com rangkumkan secara detail berikut ini.

1. Dari ketiga anak Alma, hanya Jaren yang terlahir dengan kondisi itu

1. Dari ketiga anak Alma, ha Jaren terlahir kondisi itu
dailymail.co.uk

Alma benar-benar mengkhawatirkan kondisi Jaren ke depannya. Dia sangat takut anaknya bakal diintimidasi di sekolah karena kondisinya yang berbeda.

Mengejutkannya, dari ketiga anak Alma, hanya Jaren saja yang terlahir dengan kondisi seperti itu. Dikutip dari laman Daily Mail, kakak perempuan Jaren dan adik laki-lakinya terlahir dengan kondisi tanpa komplikasi.

Mengenang kembali apa yang telah terjadi, Alma mengatakan bahwa selama masa kehamilan dia memang memiliki keinginan yang tak terkendali terhadap kucing liar, hidangan eksotis yang ditemukan di daerah pegunungan terpencil tempat dia tinggal.

Editors' Pick

2. Dokter mengatakan kondisi itu tak ada hubungannya dengan makanan yang dikonsumsi saat hamil

2. Dokter mengatakan kondisi itu tak ada hubungan makanan dikonsumsi saat hamil
dailymail.co.uk

Alma benar-benar menyalahkan dirinya sendiri karena nafsu makan yang dia miliki sewaktu mengandung Jaren. Meski demikian, dokter baru-baru ini mengatakan kepadanya bahwa kondisi itu tak ada hubungannya dengan perilaku makan yang dilakukannya.

Alma telah berkonsultasi dengan dokter kulit. Dia memastikan bahwa kondisi Jaren adalah hipertrikosis yang sangat langka atau yang juga disebut sindrom werewolf di mana hanya menyerang sekitar satu dari setiap satu miliar orang.

"Kami percaya ini adalah kondisi yang diturunkan, namun sangat jarang terjadi. Satu dari satu miliar orang dapat memilikinya," kata Dr Ravelinda Soriano Perez, sosok yang memeriksa Jaren.

Petugas medis pun menambahkan bahwa walau hipertrikosis belum bisa disembuhkan, perawatan seperti penghilangan bulu dengan menggunakan laser dapat membantu penanganan kondisi tersebut.

3. Saat masa kehamilan, ibu hamil tak boleh makan sembarangan

3. Saat masa kehamilan, ibu hamil tak boleh makan sembarangan
Pexels/Andre Furtado

Walaupun menurut dokter dalam kisah Alma mengatakan kondisi sindrom werewolf tak dipengaruhi oleh perilaku makan saat hamil, Mama tentu saja tetap harus memperhatikan makanan yang dikonsumsi, apalagi pada trimester ketiga.

Demi menjaga kesehatan selama kehamilan, Mama tidak diperbolehkan untuk makan sembarangan, lho. Usut punya usut, pola makan sembarangan berisiko tinggi menyebabkan listeriosis yang bisa menimbulkan gangguan kesehatan, khususnya pada janin.

Listeriosis adalah penyakit infeksi yang muncul sebagai akibat mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri Listeria monocytogenes. Perlu Mama ketahui, ibu hamil sangat rentan terhadap ini, terutama di usia kehamilan trimester ketiga karena sistem kekebalan tubuh cenderung menurun.

Infeksi bakteri listeria ternyata bisa tidak menimbulkan gejala apa pun. Seandainya muncul gejala, itu biasanya akan muncul setelah 2 hari, berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan setelah ibu hamil mengonsumsi makanan yang terkontaminasi bakteri jenis ini.

Adapun gejalanya hampir mirip filu ringan, seperti sakit kepala, demam, mual dan muntah, nyeri otot, sakit tenggorokan, hingga diare. Dalam beberapa kasus, listeriosis bisa menyerang sistem saraf dan membuat leher kaku, linglung, atau bahkan kejang. Walau begitu, kasus seperti itu jarang sekali terjadi.

Pada saat terinfeksi, efeknya ternyata tidak hanya dirasakan oleh ibu hamil saja, tetapi juga bisa menular ke janin melalui plasenta. Akibatnya, ibu hamil yang terinfeksi dapat mengalami keguguran, kelahiran prematur, bayi lahir dengan infeksi berat, bahkan janin bisa meninggal dalam kandungan.

4. Ada berbagai jenis makanan yang dilarang untuk ibu hamil

4. Ada berbagai jenis makanan dilarang ibu hamil
Pexels/Garon Piceli

Bakteri Listeria monocytogenes kerap kali menginfeksi manusia lewat makanan atau minuman yang terkontaminasi. Alhasil, ada berbagai jenis makanan yang dilarang untuk dikonsumsi ibu hamil, di antaranya:

  • Sayuran mentah
  • Daging mentah
  • Makanan olahan yang tidak terjaga kebersihannya
  • Susu dan produk olahan yang belum dipasteurisasi

Bakteri ini pun memiliki kemampuan bertahan di suhu rendah. Oleh karena itu, Mama juga perlu waspada karena makanan jenis siap santap dan frozen food bisa tetap berisiko tercemar oleh bakteri ini dan dapat menginfeksi ibu hamil.

Selain itu, ibu hamil juga disarankan untuk tak mengonsumsi makanan laut yang tinggi merkuri, seperti ikan makarel, ikan todak, ikan hiu, kerang, dan sebagainya. Merkuri sendiri tergolong berbahaya karena bisa merusak otak dan sistem saraf bayi yang sedang berkembang.

Makanan mentah atau tidak matang sempurna juga tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil. Pasalnya, makanan jenis ini bisa meningkatkan risiko infeksi bakteri Salmonella dan parasit Toxoplasma. Bakteri dan parasit ini dapat menginfeksi bayi yang belum lahir dan bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius.

Melalui rangkuman artikel ini, Mama yang telah memasuki usia kehamilan trimester ketiga tentu harus menjaga kesehatan dengan memperhatikan makanan yang dikonsumsi.

Semoga Mama dan janin di dalam kandungan tetap sehat sampai hari persalinan nanti, ya.

Baca juga:

The Latest