Ini yang Bisa Dilakukan ketika Calon Bayi Memiliki Kelainan Bawaan
Carilah informasi sedini mungkin, Ma, jangan takut. Karena Mama tidak sendirian
5 Juli 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bayi lahir sempurna dan sehat adalah keinginan setiap Mama dan Papa di seluruh dunia. Itu sudah pasti.
Dengan berbagai informasi yang ada, calon orangtua berusaha meminimalisir risiko memiliki calon bayi dengan kelainan bawaan. Tetapi bagaimana ketika Mama dinyatakan hamil dengan kelainan bawaan? Apa yang harus dilakukan sebagai orangtua?
Hamil dengan kelainan bawaan adalah sebuah kenyataan yang sulit. Mama mungkin merasa kewalahan dan tidak siap. Tapi ingat, Mama tidak sendirian. Berdasarkan data WHO tahun 2010 memperkirakan prevalensi kelainan bawaan di Indonesia adalah 59.3 per 1000 kelahiran hidup.
Jika setiap tahun lahir 5.000.000 bayi di Indonesia, maka akan ada sekitar 295.000 kasus kelainan bawaan per tahun.
Penting untuk diketahui bahwa banyak orang dan pihak-pihak yang akan membantu Mama.
Berikut Popmama.com sampaikan mengenai apa yang bisa Mama lakukan ketika calon Bayi memiliki kelainan bawaan.
Editors' Pick
1. Aborsi bukan solusi
Seberat apa pun kenyataan yang akan Mama hadapi dengan kelainan bawaan pada kehamilan, aborsi bukanlah sebuah pilihan utama yang harus Mama ambil.
Dr. Damar Prasmusinto, SpOG(K), Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi, mengingatkan bahwa tidak semua kehamilan dengan kelainan bawaan boleh digugurkan atau diaborsi.
Disebutkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Pasal 75 tentang Kesehatan bahwa:
1. Setiap orang dilarang melakukan aborsi.
2. Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan berdasarkan:
a) indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit genetik berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau
b) kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban perkosaan.
Dokter Damar juga menambahkan bahwa sebaiknya Mama mempertahankan calon bayi bila dokter meyakini masih ada harapan baik dari calon bayi tersebut. Kelainan bawaan memang tidak dapat dicegah tetapi kelainan bawaan bisa diminimalisir.
2. Langkah selanjutnya yang bisa ibu hamil lakukan
Dilansir dari kidshealth.org, sebagai Mama yang hamil dengan kelainan bawaan, sangat penting bagi Mama untuk:
- Ketahui perasaan. Mama mungkin merasa kaget, menyangkal, sedih, dan bahkan marah. Ada baiknya bicaralah tentang apa yang Mama rasakan pada Papa dan anggota keluarga lainnya. Mama juga bisa pertimbangkan untuk menemui seorang konselor.
- Carilah dukungan. Berbicara dengan seseorang yang telah melalui hal yang sama dapat membantu Mama. Carilah orangtua lain yang memiliki anak dengan kondisi yang sama, kemudian pertimbangkan untuk bergabung dengan kelompok yang menghadapi keadaan seperti yang Mama alami.
- Rayakan. Biarkan Mama mensyukuri keadaan bayi seperti orangtua baru lainnya. Hal itu dapat dilakukan dengan berpelukan dan bermain, memerhatikan perkembangan (bahkan jika mereka berbeda dari anak-anak normal), dan berbagi kebahagiaan dengan anggota keluarga serta teman-teman. Fakta bahwa bayi memiliki masalah kesehatan bukan berarti menyurutkan semangat Mama menyambut keluarga baru.
- Tingkatkan pengetahuan. Mama harus belajar sebanyak mungkin dan sesegera mungkin. Mulailah dengan mengajukan banyak pertanyaan kepada dokter. Catat jawabannya. Ada banyak cara untuk mendapatkan informasi termasuk buku yang ditulis untuk orangtua anak-anak dengan kelainan bawaan, organisasi atau komunitas, Pusat Informasi Nasional untuk anak-anak dan remaja disabilitas atau mereka yang mewakili cacat lahir tertentu, dan kelompok pendukung, yayasan, atau orang tua lainnya.
- Cari tahu opsi untuk membayar perawatan dan perawatan berkelanjutan untuk bayi mama. Karena nantinya akan ada biaya tambahan medis dan terapi dalam merawat anak dengan kelainan bawaan. Simpan daftar terbaru penyedia layanan kesehatan. Catat nomor telepon mereka, serta nomor darurat.
- Carilah intervensi awal. Intervensi dini berarti mengumpulkan tim ahli untuk menilai kebutuhan anak dan membuat program pengobatan. Layanan intervensi dini dapat mencakup dukungan pemberian makan, teknologi bantu (alat, perangkat, dan bantuan yang membuat tugas sehari-hari lebih mudah bagi penyandang cacat), terapi okupasi, terapi fisik, terapi wicara, layanan gizi, dan layanan pekerjaan sosial.
- Selain mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengobati kebutuhan anak mama, program intervensi dini dapat memberi tahu di mana bisa mendapatkan informasi tentang kelainan bawaan, membantu mengajarkan cara merawat anak di rumah, membantu menemukan opsi pembayaran dan memberi tahu di mana dapat menemukan layanan gratis, membantu membuat keputusan penting tentang perawatan anak, dan memberikan konseling.
- Bekerja sebagai tim. Sebagian besar anak dengan kelainan bawaan membutuhkan tim profesional untuk mengobatinya. Beberapa rumah sakit memiliki tim yang siap menghadapi masalah seperti kelainan jantung, bibir sumbing, atau cerebral palsy. Namun, Mama mungkin akan menghadapi saat di mana Mama membutuhkan penyedia layanan perawatan yang berbeda. Sesegera mungkin, berkenalanlah dengan anggota tim yang berbeda, Ma. Pastikan mereka tahu siapa lagi yang akan merawat anak mama.
3. Kelainan bawaan di masa depan
Penelitian berlanjut pada penyebab cacat lahir, cara mendeteksi, mencegah, dan mengobatinya. Teknologi memainkan peranan yang besar dalam hal ini, Ma. Misalnya, pengujian prenatal telah menjadi lebih baik dan lebih tepat.
Tes yang lebih aman dan lebih akurat meliputi:
- Tes ultrasound dan magnetic resonance imaging (MRI).
- Pemeriksaan DNA, yang melibatkan pengambilan sampel darah dari ibu. Tes ini membantu dokter mengidentifikasi kromosom abnormal pada bayi, yang dapat menyebabkan masalah seperti down syndrome and turner syndrome.
- Amniosentesis dan chorionic villi sampling. Amniosentesis melibatkan pengeluaran sejumlah kecil cairan amnion dari sekitar janin yang sedang berkembang. Cairan ini dapat diuji untuk memeriksa masalah genetik. Chorionic villi sampling melibatkan pengeluaran sepotong kecil plasenta untuk memeriksa masalah genetik.
- Konseling prakonsepsi dapat membantu pasangan memahami risiko untuk memiliki bayi dengan cacat lahir sebelum mereka mencoba untuk hamil.
Itulah informasi yang bisa Popmama.com sampaikan kepada Mama yang memiliki calon bayi dengan kelainan bawaan.
Tidak perlu takut menghadapi kenyataan bahwa kehamilan mama mengalami kelainan bawaan. Percayalah, semakin berkembangnya teknologi, semakin banyak penemuan mutakhir yang akan menyelamatkan Mama dan bayi.
Tetap semangat dan sehat selalu ya, Ma.
Baca juga:
- Deteksi Dini Kelainan pada Janin, Kapan Perlu Dilakukan?
- Apa Itu Kelainan Kromosom? Bagaimana Cara Mencegahnya?
- Hamil di Usia Lebih dari 35 Tahun, Bayi Rentan Alami Kelainan Genetik