6 Larangan Ibu Hamil Menurut Islam, Abai terhadap Kebersihan
Saat hamil, ada beberapa hal yang perlu Mama perhatikan
21 November 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kehamilan merupakan fase yang sangat istimewa bagi seorang perempuan. Dalam ajaran Islam, kehamilan dipandang sebagai anugerah yang harus dijaga dan dirawat dengan penuh tanggung jawab. Selama masa kehamilan, ibu hamil tidak hanya bertanggung jawab atas kesehatan dirinya sendiri, tetapi juga atas kesehatan dan perkembangan janin yang di dalam kandungnya.
Meskipun Islam sangat menghargai dan memuliakan ibu hamil, ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari selama masa kehamilan. Larangan-larangan ini bertujuan untuk melindungi kesehatan ibu hamil dan janin, serta menjaga kesucian dan keharmonisan dalam kehidupan berkeluarga.
Nah, kali ini Popmama.com telah merangkum informasi terkait beberapa larangan ibu hamil menurut Islam secara lebih detail.
Deretan Larangan Ibu Hamil Menurut Islam
1. Mengonsumsi makanan dan minuman yang haram
Dalam Islam, mengonsumsi makanan dan minuman yang halal dan baik (thayyib) sangat ditekankan, terlebih bagi ibu hamil. Mengonsumsi makanan dan minuman yang haram, seperti daging babi, alkohol, atau makanan yang mengandung bahan-bahan haram lainnya tentu sangat dilarang.
Larangan ini berdasarkan pada firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 168, yang artinya:
"Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu."
Mengonsumsi makanan dan minuman yang haram dapat berdampak buruk pada kesehatan ibu serta perkembangan janin di dalam kandungan. Maka dari itu, asupan tersebut perlu dihindari demi kesehatan kandungan.
Editors' Pick
2. Melakukan hubungan intim yang membahayakan kehamilan
Islam tidak melarang pasangan suami istri untuk melakukan hubungan intim selama masa kehamilan. Namun, perlu diingat kalau aktivitas seksual tersebut diperbolehkan selama tidak membahayakan ibu hamil dan janin.
Harus dipahami juga bahwa ada beberapa kondisi di mana hubungan intim sebaiknya dihindari, seperti ketika ada risiko keguguran atau kelahiran prematur.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah ia menyakiti tetangganya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Prinsip ini juga berlaku dalam konteks hubungan suami istri, di mana suami harus menjaga dan melindungi istrinya yang sedang hamil.
3. Berpuasa yang membahayakan kesehatan selama kehamilan
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ ١٨٥
Artinya:
“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur.” (Al-Baqarah:185)
Meskipun puasa adalah salah satu ibadah yang utama dalam Islam, ibu hamil diperbolehkan untuk tidak berpuasa. Apalagi jika hal tersebut dapat membahayakan kesehatan dirinya atau janin di dalam kandungan.
Ibu hamil yang merasa tidak mampu berpuasa dapat mengganti puasanya di hari lain setelah melahirkan atau membayar fidiah jika tidak mampu mengganti puasanya. Kesehatan dan keselamatan ibu dan janin harus menjadi prioritas utama.
4. Mengabaikan kebersihan dan kesucian diri
Islam sangat menekankan pentingnya kebersihan dan kesucian, termasuk bagi ibu hamil. Mengabaikan kebersihan dan kesucian diri dapat meningkatkan risiko infeksi dan masalah kesehatan lainnya.
Ibu hamil dianjurkan untuk selalu menjaga kebersihan diri, termasuk melakukan wudu dan mandi wajib sesuai dengan ketentuan syariat. Selain itu, menjaga kebersihan lingkungan juga penting untuk mencegah penyakit serta menjaga kesehatan ibu hamil dan janin.
5. Melakukan aktivitas yang membahayakan kehamilan
Islam mengajarkan untuk selalu menjaga diri dari bahaya. Ibu hamil dilarang melakukan aktivitas yang dapat membahayakan dirinya atau janinnya, seperti mengangkat beban berat, melakukan olahraga ekstrem, atau bekerja dalam lingkungan yang berbahaya.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 195, yang artinya:
"Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan (diri sendiri) ke dalam kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuat baiklah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik."
Ayat ini mengingatkan untuk selalu menjaga keselamatan diri, termasuk saat sedang hamil.
6. Mengabaikan kewajiban beribadah dan berdoa
Meskipun dalam kondisi hamil, seorang muslimah tetap memiliki kewajiban untuk beribadah kepada Allah SWT. Mengabaikan kewajiban beribadah, seperti salat atau membaca Al-Qur'an merupakan yang dilarang dalam Islam. Justru, masa kehamilan adalah waktu yang tepat untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Berdoa dan berzikir selama masa kehamilan tidak hanya bermanfaat untuk ketenangan hati ibu hamil, tetapi juga dipercaya dapat memberikan pengaruh positif bagi perkembangan janin.
Itulah tadi penjelasan terkait beberapa larangan ibu hamil menurut Islam. Semoga pengetahuan ini dapat bermanfaat ya, Ma.
Baca juga:
- 6 Doa Ibu Hamil yang Tersakiti, Bantu Pikiran Tenang
- 5 Cara Meredakan Sakit Perut Bagian Bawah saat Hamil Tua
- 7 Cara Mengatasi Lemas saat Hamil Trimester 3, Perlu Memanjakan Diri