5 Bahaya Asap Vape untuk Ibu Hamil, Bisa Berdampak Buruk pada Janin
Bisa memicu berat badan bayi lahir rendah, lho
28 Mei 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Rokok elektrik atau vape adalah alat yang memanaskan “cairan elektronik” yang terdiri dari propilen glikol atau gliserin nabati, nikotin, dan senyawa penyedap rasa. Rokok elektrik dan alat pengantar nikotin elektronik lainnya serupa dengan rokok tradisional karena keduanya merupakan wadah untuk menyalurkan nikotin kepada penggunanya melalui jalur paparan yang dihirup.
Rokok elektrik mempunyai beberapa racun yang sama dengan rokok tradisional. Ada dampak buruk terhadap kesehatan yang cenderung buruk. Namun, ada juga banyak bahan kimia yang ditemukan dalam rokok elektrik yang tidak ditemukan dalam rokok.
Sama seperti rokok tradisional, terdapat bahaya yang bisa memengaruhi penghidup di sekelilingnya, terutama jika penghirup tersebut merupakan ibu hamil.
Nah, kali ini Popmama.com telah merangkum beberapa bahaya asap vape untuk ibu hamil yang berdampak buruk pada janin.
Simak informasi selengkapnya, yuk!
1. Bisa memicu berat badan bayi lahir rendah
Berdasarkan studi Multidisciplinary Digital Publishing Institute, ada dampak merugikan saat ibu hamil menghirup asap vape terhadap kesehatan perinatal.
Studi ini telah diteliti dan dibuktikan dengan baik. Studi tersebut menunjukkan bahwa hal ini dapat menyebabkan serangkaian dampak buruk bagi kesehatan, termasuk berat badan lahir rendah (BBLR) pada bayi.
Editors' Pick
2. Asap vape memengaruhi efek neurokognitif dan perilaku pada janin
Paparan asap vape selama kehamilan dapat memengaruhi efek neurokognitif dan perilaku pada bayi yang belum lahir. Nikotin, yang sering kali terdapat dalam cairan vape, adalah zat yang dapat menembus plasenta dan memengaruhi perkembangan otak janin.
Nikotin pada asap vape dapat memengaruhi perkembangan struktur otak janin, termasuk area-area yang terkait dengan kognisi, memori, dan kontrol impuls.
Paparan nikotin selama kehamilan dapat menyebabkan perubahan permanen pada struktur dan fungsi otak. Jika diselepekan begitu saja, maka dapat berdampak buruk karena akan memengaruhi kemampuan belajar dan perilaku bayi setelah lahir.