Kisah memilukan terjadi pada seorang ibu hamil tua yang viral beberapa waktu lalu. Di saat kondisi ketuban sudah pecah, ia tak diperbolehkan oleh suami dan mertuanya dirujuk ke rumah sakit.
Kondisi ibu hamil dengan ketuban pecah ini sangat berbahaya, lho. Tidak hanya untuk janin, tetapi juga ibu hamil itu sendiri.
Kronologi lengkapnya sangat memilukan, hingga akhirnya ia kehilangan bayi dalam kandungannya.
Berikut Popmama.com rangkum berita mengenai kisah ibu hamil dilarang mertua ke RS saat ketuban sudah pecah.
1. Ketuban sudah pecah dari sore hari, tak merasakan kontraksi
Freepik/rawpixel.com
Ibu hamil tersebut sudah mengalami pecah ketuban sejak sore hari sebelum memeriksakan diri ke bidan.
Saat ketuban pecah itu, ia tak menunjukkan kontraksi dan tidak ada pembukaan.
Video yang merekam peristiwa menyedihkan tersebut diunggah akun TikTok @laelatulbadriah17 dan langsung viral di media sosial.
Dari keterangan yang didapat media, pasien yang merupakan ibu hamil itu datang ke klinik pada tangga 12 Juni 2023 pukul 05.00 WIB, bidan melakukan pemeriksaan semuanya normal.
Namun, keadaan ketuban sudah pecah dari tanggal 11 Juni 2023 dari pukul 16.00 WIB.
2. Mertua melarang menantunya operasi caesar, suami diam saja
Karena sudah hampir 24 jam sejak ketuban pecah, bidan yang memeriksa ibu tersebut menyarankannya untuk dirujuk ke rumah sakit.
Sayangnya, pasien, di bawah tekanan ibu mertuanya tidak mau dibawa ke rumah sakit untuk melahirkan secara caesar.
Alasan tidak diperbolehkannya sang Menantu ke rumah sakit karena masih baik-baik saja. Nahasnya lagi, suami yang ada di samping pasien tampak hanya diam dan lebih menuruti perkataan ibunya.
Editors' Pick
3. Lebih memilih pulang dan menunggu kontraksi
Freepik/pressfoto
Berbagai upaya dilakukan untuk merujuk ibu hamil itu ke rumah sakit. Dalam video lanjutan, mereka memilih pulang ke rumah dan menunggu kontraksi dirasakannya.
Keesokan harinya tim dari Puskesmas berkunjung ke rumah keluarga untuk memberikan edukasi. Mereka membujuk pasien agar mau dibawa ke rumah sakit.
Bukannya disambut baik, keluarga ini malah marah dan meradang. Bahkan dilihat dari video lanjutan pihak Puskesmas sempat dimaki-maki.
Pihak Puskesmas menjelaskan kalau tidak segera dirujuk ke rumah sakit, akan sangat berbahaya untuk ibu dan bayinya. Namun, bukannya menurut dan mendengarkan ibu mertua yang kemarin melarang menantunya ke rumah sakit kembali marah-marah.
4. Bayi dalam kandungan sang Ibu tak bisa selamat
Freepik/pch.vector
Kelanjutan dari video kisah ibu mertua yang melarang menantunya ke rumah sakit ini pun berlanjut. Diinformasikan bahwa bayi dari ibu hamil tersebut benar-benar tak bisa diselamatkan.
Dari video lain yang beredar, warga di sekitar rumah tersebut berbondong-bondong mengantarkan jenazah bayi kecil itu. Akhir tragis dari bayi dalam kandungan ibu hamil itu membuat netizen geram dan marah dengan mertua dan suaminya.
5. Ketuban pecah tetapi belum kontraksi? Ini yang harus dilakukan
Freepik/Tirachardz
Meskipun biasanya persalinan akan dimulai segera setelah ketuban pecah, ada beberapa kasus ibu hamil yang tak mengalami kontraksi atau menunggu sangat lama. Namun, jangan dibiarkan saja tentunya dan menunggu kontraksi datang.
Pecahnya ketuban merupakan tahap awal persalinan. Durasi rata-rata persalinan untuk mama yang menjalani persalinan pertama berkisar antara 12-18 jam. Jadi, mama mungkin membutuhkan waktu lebih lama hingga akhirnya merasakan kontraksi.
Kontraksi yang timbul pada awalnya sangat ringan, sehingga tidak benar-benar menyadarinya. Namun, seiring waktu, frekuensi dan intensitas kontraksi akan semakin meningkat.
Kemungkinannya kontraksi dimulai dalam 24-48 jam setelah ketuban pecah. Jadi menunggu setidaknya 24 jam sebelum diinduksi akan menjadi saran yang diberikan bidan atau dokter kandungan.
Jika ketuban pecah dini dan kehamilan masih berumur antara 34-37 minggu pilihannya kemungkinan tetap sama jika tidak ada komplikasi selama kehamilan.
6. Bahaya ketuban pecah tapi tak terjadi kontraksi pada ibu hamil
@user15285612
Jika ketuban pecah tetapi tidak ada tanda-tanda kontraksi, lebih baik segera hubungi dokter. Dokter biasanya akan menyarankan mama untuk menunggu dulu di rumah sambil melihat dan mengevaluasi tanda kontraksi setelahnya.
Selain itu, dokter mungkin akan menyarankan untuk datang ke klinik atau rumah sakit untuk memastikan ketuban benar-benar pecah atau tidak menggunakan serangkaian tes dan alat medis.
Jangan sampai ketuban dibiarkan sudah pecah terlalu lama. Ketuban yang pecah terlalu lama bisa meningkatkan kemungkinan infeksi. Biasanya dokter atau petugas medis akan melakukan induksi agar bayi bisa dilahirkan.
Jika ketuban sudah pecah selama lebih dari 48 jam dan belum juga merasakan kontraksi ini yang perlu dipikirkan ulang. Risiko bagi ibu hamil dan bayi mengalami infeksi meningkat jika semakin lama rentang waktu antara ketuban pecah dan kelahiran bayi.
Itulah tadi kisah ibu hamil dilarang mertua ke RS saat ketuban sudah pecah. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang ya, Ma.