7 Bahaya Obesitas pada Ibu Hamil
Obesitas saat hamil dapat membawa dampak buruk terhadap kesehatan Mama dan janin dalam kandungan.
23 Juni 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat hamil, Mama memang harus memastikan bahwa asupan nutrisi dan gizi terpenuhi dengan baik agar tumbuh kembang janin dalam kandungan tersokong dengan baik.
Namun bukan berarti Mama harus mengonsumsi makanan dalam jumlah berlebih. Sebab konsumsi makanan berlebih selama kehamilan dapat meningkatkan risiko Mama mengalami kelebihan berat badan atau obesitas selama kehamilan.
Obesitas atau kelebihan berat badan selama hamil tidak boleh disepelekan Ma, karena ada dampak buruknya bagi Mama maupun janin dalam kandungan. Mama ingin tahu apa saja dampak obesitas saat hamil yang mengintai?
Dilansir dari laman Common Health dan beberapa sumber lainnya, ini dia bahayanya obesitas saat hamil yang perlu diwaspadai:
1. Berisiko melahirkan bayi cacat
Mama yang menderita obesitas selama kehamilan lebih berisiko melahirkan bayi cacat. Bayi yang terlahir dari perempuan yang menderita obesitas berisiko 3, 5 kali lipat untuk menderita cacat tabung saraf.
Tak hanya itu saja, Mama yang menderita obesitas selama hamil juga berisiko 2 kali lipat untuk melahirkan bayi dengan kondisi kelainan jantung bawaan sejak lahir.
2. Tingkatkan risiko diabetes gastasional
Dampak dari obesitas saat hamil berikutnya adalah meningkatkan risiko Mama menderita diabetes gestasional.
Diabetes gestasional tidak bisa disepelekan Ma karena selain meningkatkan risiko Mama melahirkan bayi besar dengan berat lebih dari 4 kg dapat meningkat. Nah, jika Mama melahirkan bayi dengan kondisi ini, kesulitan melahirkan mungkin akan Mama rasakan dan risiko untuk mengalami ccedera atau trauma pasca melahirkan juga mungkin akan Mama alami.
Editors' Pick
3. Berisiko alami preeklampsia
Dampak buruk berikutnya yang mengintai perempuan obesitas saat hamil adalah preeklampsia Ma.
Komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan tanda-tanda kerusakan organ seperti organ ginjal ini tidak bisa disepelekan Ma.
Sebab preeklampsia bisa menimbulkan kompilkasi serius yang mungkin bisa membahayakan kesehatan Mama ataupun janin dalam kandungan.
Baca juga: Fakta dan Risiko Preeklampsia Bagi Ibu Hamil dan Janin
4. Lebih mudah terkena infeksi
Obesitas juga memengaruhi fungsi imunitas tubuh Mama, sehingga tak heran, Mama yang menderita obesitas lebih mudah untuk terserang infeksi dibanding Mama lainnya yang tidak menderita obesitas.
Infeksi yang bisa menyerang Mama beragam, salah satunya adalah infeksi saluran kemih. Mama yang mengalami gejala seperti nyeri saat buang air kecil, urin berwarna keruh dan berbau, sering buang air kecil, nyeri punggung, perut bagian bawah terasa seperti ditekan, dan menderita kelelahan disarankan untuk berkonsultasi ke dokter. Karena bisa jadi Mama sedang menderita infeksi saluran kemih.
5. Bayi meninggal dalam kandungan (still birth)
Mama berisiko 3 kali lipat untuk melahirkan bayi meninggal dalam kandungan atau still birth jika mengalami obesitas selama kehamilan. Ini dapat terjadi karena tubuh perempuan hamil menarik lebih banyak aliran darah dan membuat aliran darah ke janin berkurang.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh University og Pittsburgh, semakin besar indeks masa tubuh Mama maka semakin besar pula risiko untuk mengalami still birth. Dalam penelitian ini juga menyebutkan bahwa obesitas menjadi salah satu faktor utama dari still birth.
Baca juga: 7 Hal yang Bisa Bikin Bayi Jatuh Cinta Pada Mama Sejak dalam Kandungan
6. Risiko anak menderita obesitas lebih tinggi
Bayi yang terlahir dari Mama yang menderita obesitas berisiko lebih tinggi untuk menderita obesitas di masa dewasa nanti. Tak hanya obesitas saja, risiko untuk bayi menderita asma di masa dewasa nanti juga meningkat jika Mama menderita obesitas di masa kehamilan.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Children’s Hospital of Pittsburgh mengungkapkan bahwa, anak dari Mama yang menderita obesitas saat hamil lebih berpeluang memiliki asma daripada anak yang lahir dengan berat normal.
Baca juga:
7. Lebih lama memproduksi ASI
Tingkat menyusui Mama yang menderita obesitas saat hamil cenderung lebih rendah dibanding mereka yang tidak menderita obesitas saat hamil.
Mama tidak percaya? Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2014nmenunjukkan bahwa tubuh perempuan menyusui yang menderita obesitas memerlukan waktu lebih lama untuk memproduksi ASI. Hal ini tentu akan sangat menyulitkan bagi bayi, terutama pada hari-hari pertama kelahirannya.