Apa Dampaknya Jika Mama Sering Marah saat Hamil?
Kontrol emosi dengan baik agar tidak mudah marah saat hamil yuk, Ma!
19 Mei 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bukan hanya sensitif terhadap makanan tertentu saja, tetapi saat hamil perasaan Mama juga lebih sensitif dibanding sebelumnya.
Mama mungkin akan lebih cepat marah dan emosi dalam menanggapi sesuatu. Mudah marah pada perempuan hamil bisa disebabkan oleh berbagai macam hal. Mulai dari perubahan hormon selama kehamilan, ketidaknyamanan saat hamil, kecemasan berlebih, rasa takut terkait kondisi kehamilan, hingga adanya masalah dalam kehidupan.
Namun meski begitu, jangan biarkan emosi menguasai dirimu. Mama harus bisa mengontrol emosi dengan baik agar tidak mudah marah sebab ada dampak sering marah saat hamil bagi kesehatan maupun janin dalam kandungan.
Mama ingin tahu apa saja? Dilansir dari Babble dan beberapa sumber lainnya, Popmama.com telah merangkum dampak buruk jika ibu hamil terlalu sering marah-marah.
1. Menghambat produksi ASI
Jika Mama tidak ingin produksi ASI sedikit, maka salah satu cara untuk mencegahnya adalah mengontrol emosi dengan baik agar tidak mudah marah saat hamil.
Sebab sejumlah penelitian menunjukkan bahwa stres fisik dan mental yang memicu Mama marah-marah saat hamil dapat memperlambat produksi ASI. Bahkan, ASI pertama jadi telat untuk keluar akibat dari minimnya hormon oksitosin dalam tubuh.
Editors' Pick
2. Berisiko alami keguguran
Menurut riset yang dilakukan oleh badan amal Inggris, Tommy’s, The Baby Charity bahwa perempuan hamil yang sering marah berisiko untuk melahirkan bayi prematur, mengalami keguguran hingga kematian janin dalam kandungan.
Bahkan kemarahan dalam jangka panjang juga dapat berpengaruh buruk pada bayi Mama nanti. Bayi Mama dapat mudah rewel dan mudah untuk nangis.
3. Melahirkan bayi prematur
Seperti yang disebutkan tadi, risiko untuk melahirkan bayi prematur dapat meningkat jika Mama sering marah saat hamil. Nah, bayi prematur yang lahir dari perempuan hamil dengan depresi kemungkinan untuk rentan menderita komplikasi seperti penyakit paru kronis.
Bahkan ketika dewasa nanti, si Kecil cenderung dapat menderita penyakit seperti tekanan darah tinggi, diabetes dan penyakit jantung.
4. Bayi lahir dengan berat rendah
Nah jika risiko Mama untuk melahirkan bayi prematur meningkat, maka begitu pun dengan risiko melahirkan bayi dengan berat rendah. Sebab saat melahirkan bayi dengan kondisi prematur, biasanya beratnya juga akan rendah.
Nah, berat badan rendah pada bayi juga dapat membawa dampak buruk terhadap kesehatannya. Bayi yang lahir dengan berat rendah cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, sehingga lebih rentan untuk terserang penyakit.
5. Bayi mudah marah
Sebua studi menunjukkan bahwa hormon stres atau hormon kartisol yang dihasilkan ketika perempuan hamil marah dapat diteruskan ke bayi melalui ASI.
Bayi perempuan yang diberi ASI dengan kandungan kortisol yang tinggi misalnya, cenderung memiliki perubahan perilaku yang negatif seperti mudah marah, kesal, dan takut. Sementara, perubahan emosi serupa tidak tampil pada bayi laki-laki yang diberi ASI dengan kosentrasi hormon koritsol yang sama banyaknya.
Namun meski begitu, jangan anggap marah saat hamil menjadi sesuatu yang lumrah. Karena kemarahan dalam jangka panjang juga membuat bayi menjadi mudah rewel, kolik, mudah menangis, hiperaktif, memiliki kesulitan belajar dikemudan hari hingga memiliki keterlambatan tumbuh kembang.
Nah, itu dia dampak sering marah saat hamil. Yuk, mulai kelola emosi dengan baik agar dampak tersebut tidak dialami si Kecil nantinya!
Baca juga:
- Pemicu Keguguran, 7 Makanan Ini Dibenci Janin di Dalam Kandungan
- Bica Dicoba, Ini 7 Hal yang Disukai Janin di Dalam Kandungan
- Disukai oleh Janin, Ini 10 Buah yang Bagus untuk Ibu Hamil 8 Bulan