5 Bahaya Begadang untuk Kesehatan Janin, Bisa Sebabkan Komplikasi
Mama dianjurkan untuk tidur selama 7-9 jam setiap hari selama masa kehamilan
8 Juli 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kehamilan menyebabkan beberapa perubahan, salah satunya kualitas tidur yang terganggu. Dilansir dari jurnal BMC Pregnancy and Childbirth, sekitar 3 dari 10 ibu hamil mengaku tidak bisa tidur di malam hari selama masa kehamilan. Ibu hamil hanya tidur kurang dari 7 jam setiap harinya.
Penyebabnya pun berbeda-beda. Ada yang merasakan kram perut di malam hari, sering buang air kecil, hingga sulit menentukan posisi tidur yang tepat. Meski kondisi itu wajar terjadi, bukan berarti Mama bisa memakluminya begitu saja.
Sebisa mungkin Mama perlu mencegah kebiasaan begadang selama masa kehamilan. Sebab, begadang bisa membahayakan kesehatan diri sendiri dan janin dalam kandungan.
Kali ini Popmama.com merangkum beberapa bahaya begadang untuk kesehatan janin secara lebih detail. Semoga informasi di bawah ini bisa menjadi pertimbangan bagi Mama sebelum melanjutkan kebiasaan begadang selama masa kehamilan.
Deretan Bahaya Begadang untuk Kesehatan Janin
1. Komplikasi kesehatan
Tidak hanya menyebabkan preeklampsia, begadang juga meningkatkan risiko hipertensi pada ibu hamil. Kondisi ini disebabkan oleh perubahan kadar hormon endothelin dan vasopressin.
Kedua hormon tersebut berfungsi untuk mengatur kembang kempis saluran pembuluh darah yang mengarah ke plasenta. Akibatnya, regenerasi dan pertumbuhan sel-sel tubuh janin menjadi terganggu dan meningkatkan risiko komplikasi kesehatan saat bayi lahir.
Editors' Pick
2. Kerusakan organ janin
Ibu hamil yang tidur kurang dari lima jam setiap malam berisiko mengalami preeklampsia. Untuk diketahui, preeklampsia merupakan suatu kondisi yang menyebabkan tekanan darah tinggi selama kehamilan.
Preeklampsia bukan hanya membahayakan kesehatan ibu hamil, namun juga berisiko fatal bagi janin. Pasalnya, preeklampsia bisa menyebabkan kerusakan organ janin hingga meningkatkan risiko kematian bayi dalam kandungan.
3. Bayi lahir dengan berat badan rendah
Ibu hamil yang terbiasa begadang di kehamilan trimester ketiga berisiko mengalami kekurangan kadar adiponektin. Padahal, adiponektin merupakan senyawa penting yang berfungsi menjaga metabolisme tubuh.
Ketika metabolisme terganggu, asupan nutrisi untuk janin pun bisa terhambat. Akibatnya, nutrisi janin tidak terpenuhi dan berisiko lahir dengan berat badan rendah.
Selain itu, bayi juga berisiko menderita diabetes, obesitas, dan penyakit lainnya yang berhubungan dengan metabolisme tubuh ketika ia beranjak dewasa.
4. Bayi lahir prematur
Berdasarkan penelitian yang diterbitkan Psychosomatic Medicine, ibu hamil yang sering begadang berisiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi prematur. Hal ini disebabkan oleh tubuh ibu hamil yang mengalami badai sitokin atau reaksi sistem imun yang berlebihan saat begadang.
Ketika hormon sitokin meningkat, maka kinerja pembuluh darah di tulang belakang menjadi terganggu. Padahal pembuluh darah tersebut berfungsi untuk mengalirkan oksigen ke plasenta.
Apabila Mama terus begadang selama masa kehamilan, pasokan oksigen untuk janin menjadi terganggu sehingga risiko kelahiran prematur semakin meningkat.
5. Mengalami keracunan saat proses persalinan
Begadang di malam hari, terutama pada kehamilan trimester ketiga, bisa menguras tenaga ibu hamil. Akibatnya, Mama tidak memiliki tenaga yang cukup untuk melewati proses persalinan.
Ketika persalinan berlangsung lama, bayi berisiko menghirup mekonium yang bisa menyebabkan keracunan pada paru-paru. Tak hanya itu, persalinan yang terlalu lama juga meningkatkan risiko infeksi pada bayi.
Kualitas tidur mama memang terganggu selama masa kehamilan, namun bukan berarti Mama bisa terus begadang.
Mama dianjurkan untuk tidur selama 7-9 jam setiap hari dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan janin. Apabila Mama terus mengalami kesulitan tidur, jangan ragu untuk konsultasikan masalah tersebut ke dokter kandungan.
Baca juga:
- Waspada Janin Tak Berkembang, Ini Ciri-Ciri Keguguran tanpa Perdarahan
- Penyebab Rahim Kecil saat Hamil dan Pengaruhnya pada Janin
- 7 Bahaya Anemia pada Janin dan Ibu Hamil saat Trimester Ketiga